Nathan dan Aluna segera pulang setelah mendapat kabar dari Maven tentang tenggelamnya Archie. Langkah kaki mereka memasuki rumah, lalu membawa mereka menuju kamar Archie.
Maven, Leo, serta Juna baru saja keluar dari kamar Archie. Mereka ingin anak itu istirahat dengan nyaman. Saat itu bertepatan dengan datangnya kedua orang tua mereka.
"Keadaan Archie gimana?" Tanya Aluna dengan nafas tersengal-sengal karena tadi ia sedikit berlari.
Leo segera menghampiri Aluna, memegang tangan Aluna yang terasa dingin. Ia tahu bagaimana kekhawatiran Aluna saat ini, yang pasti sangat khawatir.
"Tenang dulu, Ma. Keadaan Archie gak parah kok," ucap Leo.
"Tapi dia demam," sahut Maven.
Sontak perhatian mereka tertuju pada Maven.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Nathan.
"Biar aku ceritakan secara detail," ucapan Maven terhenti saat merasa tangannya digenggam oleh seseorang. Maven langsung melirik Juna yang berada di sampingnya dengan tangan yang menggenggam tangan kanannya. Juna menggeleng pelan, seolah mengisyaratkan supaya Maven tidak menceritakan apa yang baru saja ia ceritakan padanya tadi.
Maven hanya menatap datar, seolah menolak permintaan tersirat dari Juna. Kemudian melepaskan genggaman tangan Juna dan mulai menceritakan apa yang terjadi, persis seperti apa yang ia ceritakan pada Leo dan Juna barusan.
"Zayden? Tidak mungkin," lirih Aluna tak percaya.
Nathan sudah mengepalkan tangannya, " Dimana anak itu?"
"Aku tidak tau,"
Nathan hendak pergi, namun segera ditahan oleh Aluna. Menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca tak bisa menghentikan Nathan.
"Sekarang kamu cek keadaan Archie saja!" Titah Nathan kemudian berlalu pergi.
"Leo, kamu jaga Archie dulu ya. Mama mau susul Papa dulu," Aluna pergi menyusul Nathan.
"Kenapa Kakak ceritain semuanya?!" ujar Juna.
"Kan lebih baik kalau mereka tau semuanya,"
"Tapi kasihan Zayden,"
"Terus Archie? Kamu gak kasihan sama dia?" Ucap Maven langsung membuat Juna terdiam.
~•000•~
"Hadeh... Si Axel kemana dah? Capek banget gue keliling nyariin Dia," keluh Zayn.
Dia sudah hampir mengelilingi seluruh rumah ini, tapi Axel belum juga ketemu. "Si Axel sembunyi di lubang semut kali,ye."
Kini dia berjalan menuju ruang tamu, niatnya ingin mengambil es campur yang asal diletakkan di meja ruang tamu karena kepalang panik tadi. Sungguh kerongkongannya sudah kering saat ini.
"Minum dulu, deh. Keburu gak enak esnya." Zayn langsung menenggak segelas es campur itu.
"Zayn!"
Uhuk
"Jan-" Zayn tak jadi mengumpat saat mengetahui bahwa yang memanggilnya adalah Nathan. Dia langsung menutup mulutnya.
"Papa ngagetin aja! Sampe keselek nih,"
"Zayden dimana?"
"Ngapain papa cari Iden?"
"Ada yang mau papa bicarakan. Dimana dia?"

KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA
FanfictionKisah 7 anak yang hidup terpisah karena ada suatu masalah yang mengharuskan mereka untuk dititipkan pada saudara dari papa mereka sejak kecil. Sejak itu mereka memiliki pengalaman yang berbeda-beda kemudian membentuk sebuah kepribadian atau kebiasaa...