Sama seperti kedua kakaknya, Zayn dan Zayden juga mendapatkan kelas barunya. Kali ini mereka satu kelas, hal itu membuat Zayden sangat senang. Dia tak berhenti berceloteh tentang ekspetasi dia mengenai kelas tersebut.
Zayn hanya mendengarkan celotehan adiknya sambil tersenyum. Dia juga merasa senang, akhirnya bisa satu kelas dengan adiknya.
Tahun ajaran baru telah berlalu kurang lebih 2 Minggu, tentunya para murid di kelas itu sudah mulai akrab.
Zayn dan Zayden mulai memperkenalkan diri.
"Hai semua! Kenalin nama Saya Zayn," Zayn menepuk pelan pundak Zayden. "Dan ini adik saya, namanya Zayden." Zayn berlagak seperti tokoh dalam kartun kesukaannya dulu.
Zayden hanya diam sambil memperhatikan seisi kelas itu.
Semoga kali ini tidak mengecewakan. Batinnya.
Seluruh murid terkekeh pelan mendengar perkenalan singkat dari Zayn. Itu persis seperti kartun yang dulu sering mereka tonton.
"Baiklah, silahkan duduk di bangku kosong itu." Guru yang berada di kelas itu mempersilahkan mereka untuk duduk di bangku pojok belakang.
"Iya, Bu." Zayn langsung menggeret Zayden yang sedari tadi hanya diam.
"Aku yang pojok," ucap Zayden.
"Oke, silahkan duduk tuan..." Zayn berlagak seperti pelayan.
Zayden langsung memberikan tatapan julidnya,"Gak usah begitu juga kali!"
Kemudian mereka mengikuti pelajaran dengan khidmat.
Jam istirahat telah tiba, bukannya ke kantin tapi seisi kelas 10 IPS 4 malah mengerumuni bangku si kembar.
"Kalian kakak adek?"tanya salah seorang dari mereka.
"Iya,kita kembar."jawab Zayn.
"Tapi kok muka kalian beda?" Tanya Siswa yang bername tag Dian.
"Iya. Kita emang beda tapi lahirnya barengan,"jawab Zayn.
"Berarti langsung brojol dua gitu?"
"Ya nggak gitu juga Dodol!"
"Nama gue Dolina ya! Bukan Dodol!"
"Adek Lo diem-diem bae dari tadi,"
Zayn menoleh pada Zayden yang sibuk memainkan pulpennya, "Kamu kenapa, Den?"
Zayden hanya menggeleng. Sebenarnya dia merasa risih jika dikerumuni oleh banyak orang seperti ini. Dia tau, kalau muka dia itu ganteng tapi jangan kayak gini juga lah. Bisa sesak nafas lama-lama.
Zayn yang mengerti mengapa Zayden hanya diam, akhirnya menyuruh teman sekelasnya untuk membubarkan diri. Dan mereka semua menurut.
Kini hanya ada dua orang yang tersisa. Mereka mulai memperkenalkan diri.
"Nama Gue Dian," ucap siswa yang kancing seragamnya dilepas satu.
"Kalau Gue, Bian" ucap siswa yang memakai kacamata.
Si kembar hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
"Kok gue kayak gak asing sama muka Lo,kita pernah ketemu?"ucap Zayn pada Bian.
Bian berdecak sebal,"Lo pura-pura amnesia apa gimana? Baru juga lulus kemarin udah lupa sama gue?!"
"Beneran dah. Lo siapa?"
"Perasaan gue baru nyabut nama,masa udah lupa?"
"Bian?" Zayn mencoba mengingat-ingat.
"Oh... Lo Bian temen sebangku gue dulu ya? Hahaha pa kabar lu,nyet?"ujar Zayn yang dengan entengnya menggeplak kepala Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA
FanfictionKisah 7 anak yang hidup terpisah karena ada suatu masalah yang mengharuskan mereka untuk dititipkan pada saudara dari papa mereka sejak kecil. Sejak itu mereka memiliki pengalaman yang berbeda-beda kemudian membentuk sebuah kepribadian atau kebiasaa...