JONATHAN

852 80 0
                                    

Heloooo......i'm backk!!!

Baru bab 3 nihh....... Semangat yaaa!!!

VOTE DULU 🌟

Kali ini bahas tentang anak ke 3 bapak Nathan ygy.....

:
:
:
:
:
:
:

Juna tengah sendirian di rumah. Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Dari pulang sekolah tadi ia tak menemukan siapapun. Bahkan rumah pun dikunci, terpaksa Juna lewat jendela dapur. Alhasil manjatlah dia,agar bisa masuk.

Setelah berhasil masuk, Juna langsung menuju lantai dua tempat dimana kamarnya berada.

Tanpa melepas seragam putih abu-abunya, Juna langsung melompat ke atas ranjangnya. Sungguh, hari ini sangat melelahkan.

Pertama, saat di sekolah tadi, tiba-tiba Juna ditunjuk sebagai ketua ekstrakurikuler basket. Padahal dia ikut basket cuma buat hobi aja.
Karena Juna orangnya baik dan rajin menabung, jadi dia tak enak menolak permintaan itu. Hehe..

Kedua, saat pulang sekolah. Juna itu berangkat dan pulang sekolah naik motor. Nah, pas lagi diperjalanan pulang tadi, motor Juna tiba-tiba oleng. Eh, pas dicek ban motornya bocor. Hadeh, mana di area situ sepi gak ada bengkel.

Ketiga, saat Juna berjalan sambil mendorong motornya yang bocor. Eh, datanglah abang-abang preman. Mereka hadang tuh si Juna.

"Mau apa sih, Bang? Liat nih ban motor gue bocor! Harus jalan kaki,bantu dorongin kek!,"kesal Juna.

"Bagi duit!" Palak si abang preman.

"Enak banget tinggal minta, kerja dong bang!"tolak Juna.

Setelah Juna mengatakan itu, mereka langsung menyerang Juna. Tentunya dengan mudah Juna melawan mereka.

Pas udah babak belur, mereka pada kabur. "Yee.. baru segitu aja udah kabur, sok-sokan jadi preman."

"Yaelah, Lo kenapa harus bocor sih?" Ucap Juna sembari menendang ban motor yang bocor itu.

Mengingat ingat kejadian tadi, Juna menghela nafas lelah. Lalu beranjak dari ranjangnya dan mengambil gitar kesayangannya.

"Padahal hari ini cuacanya cerah banget. Tapi kok rasanya suram banget, ya?"ucap Juna .

Tangannya mulai memetik senar gitar. Memainkan nada yang indah. Untuk mengisi kesuraman yang dia rasakan.

~•00•~

Tok

Tok

Tok

Pintu kamar Juna diketuk. "Ada apa, Bi?"sahut Juna dari dalam.

"Makan dulu, Den!"balas Bi Asih, asisten rumah tangga di rumah itu.

"Nanti, Bi!"

"Sekarang, Aden! Nanti sakit, kalau gak makan,"bujuk Bi Asih.

"Iya, Bi. Juna mandi dulu, ya?"

"Iya, Den."

Suara Bi Asih sudah tak terdengar. Juna meletakkan kembali gitarnya. Kakinya melangkah menuju ranjang. Mandi? Oh, tentu tidak. Itu hanya alibinya saja supaya Bi Asih cepat pergi.

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang