SEKOLAH

541 60 0
                                    

Hari Senin yang cerah ini disambut dengan wajah masam dari anak-anak Bapak Nathan. Jujur, mereka masih ingin rebahan, main game, dan bermalas-malasan di rumah. Tapi tiba-tiba Nathan meminta mereka untuk sekolah.

Pagi ini Aluna dengan semangat mengetuk satu persatu pintu kamar anak-anaknya dan membangunkan mereka. Kemudian ia pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan. Setelah selesai, ia segera memanggil mereka untuk sarapan.

Singkatnya, mereka telah selesai sarapan dan bersiap untuk berangkat.

"Hari ini kamu bareng Papa dulu, Jun. Masih hari pertama loh, nanti kamu nyasar lagi." Ucap Nathan.

"Kan aku bisa ikuti mobil papa,"

"Gak boleh! Hari ini bareng Papa aja."

"Terserah,"

"Emang mobilnya muat, Pa?" tanya Zayden.

"Muat, kalo gak muat ya dimuat-muatin."balas Nathan.

"Pasti muat. Nanti depan sama tengah dua orang, terus kursi belakang tiga orang." Sahut Maven.

"Loh,terus Kak Maven duduk dimana?" tanya Archie.

"Kak Maven belum masuk kuliah. Jadi, hari ini kak Maven di rumah sama Mama." Aluna yang menjawabnya.

"Curang banget,"

"Ayo berangkat! Nanti telat," ajak Nathan.

Kemudian mereka masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju ke sekolah.

~•000•~

Mereka akhirnya sampai di depan gerbang salah satu sekolah bergengsi di kota itu. Di sana terdapat jenjang SMP dan SMA yang hanya dipisahkan oleh satu tembok yang menjulang tinggi.

"Cepet masuk sana! Bentar lagi bel," ujar Nathan.

Zayden mengulurkan tangannya, "Ett...uang sakunya gak boleh lupa dong."

Nathan menghela nafasnya. Kalau masalah uang aja mereka gak pernah lupa. Ia mengeluarkan dompetnya lalu memberikan uang berwarna biru kepada anak-anaknya.

"Dihemat uangnya, jangan boros! Kalau jajan jangan sembarangan!"

"Iya Papaku,suami mamaku." Ujar Zayn.

"Yaudah, Papa mau cari duit dulu. Kalian belajar yang serius biar nanti bisa jadi orang besar," pamit Nathan.

"Aku gak mau jadi orang besar, Pa. Kasihan nanti kalau kalian kuinjek - injek," ucap Archie dengan wajah polosnya.

Nih anak nge-sarkas atau emang polos? Batin Leo.

Axel menepuk jidatnya, "Maksudnya bukan gitu, Chie. Maksud Papa itu, orang yang sukses."

Archie mengangguk mengerti, "oh, gitu."

Nathan memegang pundak Archie, menatapnya serius. "Ingat, Chie. Kalau ada orang yang kasih kamu permen di jalan jangan diterima. Nanti kamu bisa diculik."

"Kalau itu Archie juga paham, Pa. Lagian Archie juga gak mau permen."

"Papa cuma ngingetin. Kalian harus saling melindungi,oke?"

Semua anak-anaknya mengangguk, membuat Nathan tersenyum gemas. Kemudian Dia memulai perjalanan menuju kantor, tempatnya mencari duit.

Enam bersaudara itu berjalan memasuki gerbang utama sekolah yang terlihat megah. Mereka terus berjalan sampai menemukan sebuah tembok yang menjulang tinggi di depan mereka. Tembok itu adalah pemisah antara wilayah SMP dan SMA.

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang