Rombongan Nathan bersama istri dan anaknya akhirnya tiba di sebuah rumah mewah milik Keluarga Rajendra. Rumah yang menyimpan sejuta kenangan masa kecilnya tak berubah sama sekali.
Empat pilar besar di depan rumah itu masih berdiri kokoh tanpa cacat sedikitpun. Dua buah pintu besar berwarna putih yang menjadi jalan masuk utama rumah itu juga masih sama kokohnya. Juga ada halaman luas berumput yang kini sudah dipenuhi oleh mobil para saudaranya.
Nathan mengajak istri dan anaknya untuk masuk. Dapat mereka lihat dekorasi pesta yang yang terlihat mewah namun elegan. Rumah itu hampir dipenuhi dengan bunga-bunga yang menjadi hiasan utama.
Di sana sudah ada seluruh anggota keluarga Rajendra. Mereka menggunakan pakaian yang bisa dibilang tidak murah, tampak anggun dan elegan.
Seluruh ucapan yang keluar dari mulut mereka langsung tak terdengar lagi ketika melihat Nathan bersama keluarga kecilnya melangkah masuk. Mereka disambut dengan tatapan berbeda-beda dari orang-orang yang berada di sana. Meskipun begitu, mereka tetap berjalan dengan santai kemudian duduk bergabung dengan orang-orang itu.
Anggota keluarga Rajendra bisa dibilang banyak. Nathan sendiri merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Dia memiliki dua orang kakak dan tiga orang adik.
Ayahnya bernama Romi Rajendra dan ibunya bernama Elena Adhinata. Kakak sulungnya bernama Reganio Rajendra, seorang direktur di sebuah perusahaan yang berada di Amerika. Rega adalah seorang duda tanpa anak, istrinya pergi meninggalkannya begitu saja, entah karena alasan apa. Dia adalah orang yang mengasuh Maven selama ini.
Kakak keduanya bernama Nadara Rajendra yang merupakan seorang desainer terkenal. Suaminya bernama Tio, mereka belum memiliki buah hati hingga sekarang. Dia adalah orang yang mengasuh Juna selama ini.
Anak keempat bernama Rezan, sayangnya dia sudah tiada. Dia dan istrinya ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya sendiri. Sampai sekarang belum diketahui apa penyebabnya.
Anak keenam bernama Hima yang merupakan seorang dosen. Suaminya bernama Novan yang merupakan seorang arsitek. Mereka memiliki seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Leo, namanya Yuan. Hima adalah orang yang mengasuh Leo selama ini.
Terakhir si bungsu, namanya Raya. Dia adalah seorang aktris yang sedang naik daun.
Mereka memilih untuk duduk kembali di sofa yang melingkar dengan satu meja kaca di tengahnya. Di atas meja itu sudah terdapat sebuah kue dua tingkat dengan hiasan elegan, sesuai konsep.
Romi tersenyum sambil menatap anak-anaknya. Jujur saja ia rindu. Sudah lama sejak mereka berkumpul lengkap seperti ini.
Sebenarnya dulu ia menginginkan agar seluruh anaknya tinggal satu atap dengannya. Rumah ini cukup besar, pasti muat jika semua anak beserta keluarganya tinggal di sini. Tetapi keinginannya itu tidak terpenuhi. Anak-anaknya memilih untuk berpisah dan tinggal di rumahnya masing-masing, kecuali Raya yang memang belum menikah. Tentu saja Romi merasa kecewa, namun ia maklum.
"Akhirnya keluarga kita bisa berkumpul dengan lengkap,"ujarnya.
"Keluarga kita sudah tidak lengkap lagi, Pa. Jangan lupakan itu,"sahut Hima dengan raut wajah tak suka.
"Benar. Apakah Papa sudah melupakan Kak Rezan?"timpal Raya, matanya melirik sinis ke arah seseorang.
Romi menghela nafasnya, "Mana mungkin aku bisa melupakan anakku sendiri?"
"Hey, sudahlah. Ini adalah hari bahagia, jangan merusak suasana! Lihatlah, Mama jadi merasa sedih,"sahut Rega yang tak sengaja melihat Elena sedikit mengusap air matanya yang menetes.
"Mama enggak apa-apa, kok. Ayo kita lanjutkan acara ini!"ucap Elena sambil tersenyum, berusaha menegarkan hatinya yang sedih karena teringat anaknya yang satu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA
FanfictionKisah 7 anak yang hidup terpisah karena ada suatu masalah yang mengharuskan mereka untuk dititipkan pada saudara dari papa mereka sejak kecil. Sejak itu mereka memiliki pengalaman yang berbeda-beda kemudian membentuk sebuah kepribadian atau kebiasaa...