Lavinia berdiri di tengah perpustakaan, menatap kosong ke arah pintu yang baru saja ditutup oleh Alistair. Perasaannya bergemuruh, tetapi dia tahu ini baru permulaan dari misteri yang harus dia pecahkan.
Dia merasa semakin terjebak dalam kehidupan Lavinia Ravenswood, dengan intrik yang membelitnya dari segala arah.
Saat hendak meninggalkan perpustakaan, langkah kaki lain terdengar mendekat. Kali ini, bukan Alistair yang muncul, melainkan seorang wanita muda berwajah tajam, dengan senyum sinis yang langsung membuat Lavinia waspada. Wanita itu melangkah masuk, tanpa permisi, seolah-olah dia memiliki hak penuh di Ravenswood Manor.
“Oh, Duchess. Aku tak menyangka akan menemui Anda di sini,” kata wanita itu, nadanya licik. “Atau mungkin, ini sebenarnya tempat yang cocok untuk seseorang yang senang menyendiri dan menyimpan rahasia?”
Lavinia menatap wanita itu, mencoba mengingat siapa dia. Kilasan-kilasan ingatan sebelumnya seakan samar, namun Lavinia tahu betul bahwa sosok di depannya adalah ancaman.
Wanita ini adalah Lady Cassandra Thornhill, sepupu jauh Alistair. Dari kilasan ingatan yang samar, Lavinia tahu bahwa Cassandra tidak hanya berbahaya, tetapi juga ambisius, dan rumor tentang kedekatannya dengan Alistair semakin menguat.
“Cassandra,” jawab Lavinia, berusaha terdengar tenang meski dadanya berdebar. “Apa yang kau inginkan?”
Cassandra tersenyum kecil, berjalan mengitari meja dan memandang Lavinia dengan penuh penghinaan. “Oh, aku hanya penasaran, apakah kabar buruk yang kudengar tentang kesehatanmu benar adanya. Kau terlihat… sangat berbeda akhir-akhir ini. Kurasa sesuatu sedang terjadi padamu.”
Lavinia menegakkan tubuhnya, merasa pertahanan dirinya mulai runtuh. “Aku baik-baik saja. Mungkin kau terlalu banyak mendengar rumor.”
Namun, Cassandra tampaknya tidak tertipu. Tatapan matanya semakin tajam, dan senyum sinisnya semakin melebar. “Rumor?” dia mengulangi, seolah mengejek. “Yah, aku yakin kau lebih paham tentang rumor, Duchess. Apalagi mengingat betapa seringnya kau mendengar tentang Alistair dan... wanita lain.”
Jantung Lavinia berdebar keras. Cassandra tahu. Dia tahu tentang rumor perselingkuhan Alistair, dan entah bagaimana, wanita ini terlihat seperti menikmati setiap momennya. Seolah-olah dia sedang menguji Lavinia, mencari celah kelemahan.
“Alistair adalah suamiku,” kata Lavinia dingin, berusaha menjaga kendali. “Jika ada yang harus dibicarakan tentang dia, maka aku akan mengetahuinya sendiri.”
Cassandra tertawa kecil, mendekat dan menatap Lavinia langsung di mata. “Oh, betul sekali. Suamimu. Tapi, tahukah kau, Duchess, bahwa terkadang orang-orang yang paling dekat dengan kita adalah yang paling pandai menyembunyikan kebenaran?”
Lavinia merasa tangannya mulai berkeringat. Dia tidak tahu seberapa dalam Cassandra terlibat dalam kehidupan Alistair, tetapi jelas wanita ini memiliki niat jahat. Dia bisa merasakan bahwa Cassandra tidak hanya menyindir, tetapi juga tahu sesuatu yang sangat penting.
“Katakan saja apa yang ingin kau katakan, Cassandra,” desak Lavinia, suaranya tajam. “Aku tak punya waktu untuk permainan ini.”
Cassandra mendekat sedikit lagi, suaranya berubah lebih rendah dan penuh racun. “Alistair bukanlah pria yang kau kira, Duchess. Kau pikir dia setia padamu? Tidak. Dia punya rencana lain. Kau hanya batu loncatan bagi ambisinya. Dan aku… aku tahu segala sesuatu tentang rahasianya.”
Lavinia menahan napas, mencoba mencerna kata-kata Cassandra. “Apa maksudmu? Rencana apa?”
Senyum Cassandra semakin melebar. “Kau akan tahu pada waktunya. Satu-satunya hal yang perlu kau ketahui sekarang adalah bahwa posisi di sisi Alistair tidak selamanya milikmu. Dia sudah muak denganmu, Lavinia. Dan kau akan segera menyadari betapa singkatnya waktu yang kau miliki di sini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess's Deception
RomanceSaat Lavinia terbangun, perasaan aneh menyelimuti dirinya. Tubuhnya terasa berbeda, dan lingkungan di sekitarnya terasa asing. Dia membuka matanya dan melihat ruangan dengan perabotan mewah, penuh dengan dekorasi antik. Kepala Lavinia terasa berat...