Di dalam kamar kecil yang ia sewa di penginapan, Lavinia berdiri di depan cermin. Tangan gemetar merapikan gaun sederhana yang dikenakannya, tapi pikirannya melayang jauh.
Di sudut ruangan, pelayan setianya, Marie—atau lebih tepatnya, Miriam—duduk diam sambil memperhatikan nyonya mudanya yang terlihat resah.
"Ada yang mengganggu pikiran Anda, Nona?" tanya Miriam, dengan suara pelan namun penuh perhatian. Ia telah menemani Lavinia sejak hari pertama pelariannya, menyembunyikan identitas mereka di balik kedok sederhana.
Lavinia berhenti memperbaiki gaunnya, lalu berbalik, menatap Miriam dengan sorot mata yang lelah. "Christopher..." ia mengucapkan nama itu dengan nada ragu, kemudian melanjutkan, "Dia... dia memintaku untuk menikah dengannya."
Miriam mengerutkan kening, terkejut mendengar kabar itu. "Menikah? Tapi bagaimana mungkin, Nona? Bukankah Anda masih... Duchess Ravenswood?"
"Itulah masalahnya," jawab Lavinia, menghela napas panjang. "Dia tidak tahu sepenuhnya apa artinya menjadi istri Alistair. Apa artinya menjadi bagian dari Ravenswood. Christopher... dia berpikir bahwa menikah denganku akan membuat semuanya lebih sederhana, tapi kenyataannya, itu hanya akan memperumit segalanya."
Miriam berdiri, mendekati Lavinia dengan langkah hati-hati. "Apa yang Anda katakan padanya?"
Lavinia mengalihkan pandangannya ke lantai, mengingat percakapan mereka yang sulit. "Aku belum memberinya jawaban. Bagaimana mungkin aku bisa? Christopher tidak tahu bahwa pernikahanku dengan Alistair masih sah. Dia tidak tahu bahwa aku, secara hukum, tidak bisa menikah dengan orang lain sebelum Alistair menceraikanku. Dan aku tidak yakin Alistair akan pernah melakukannya."
Miriam mengangguk perlahan, memahami beban yang harus ditanggung oleh Lavinia. "Christopher adalah pria yang baik, Nona. Saya melihat bagaimana dia memandang Anda, dengan begitu banyak kasih sayang. Tapi dia tidak tahu siapa Duke Alistair sebenarnya. Dia tidak tahu betapa berbahayanya Duke Ravenswood itu."
Lavinia menggigit bibirnya, merasakan rasa takut yang familiar merayapi dirinya. "Aku tahu, Miriam. Aku tahu betapa berbahayanya Alistair. Dan itulah yang membuatku takut. Jika dia tahu aku ada di sini, jika dia tahu aku mengandung anaknya... dia tidak hanya akan membawaku kembali ke Ravenswood. Dia akan memastikan aku tidak pernah bisa melarikan diri lagi."
Miriam meletakkan tangannya di bahu Lavinia, mencoba menenangkan wanita muda itu. "Kita sudah sejauh ini, Nona. Saya tidak akan membiarkan dia menemukan Anda. Tapi, Anda harus jujur dengan Christopher. Jika dia benar-benar peduli pada Anda, dia akan memahami situasi ini dan membantu Anda menghadapinya."
Lavinia mengangguk perlahan, tetapi hatinya tetap penuh keraguan. Ia tahu bahwa keputusan ini bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga tentang anak yang sedang ia kandung. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Alistair menemukan mereka.
Malam itu, saat Miriam beranjak keluar kamar untuk mengambil makanan, Lavinia duduk sendiri di tepi tempat tidur. Jari-jarinya menyentuh perutnya yang mulai membesar, dan air mata mengalir tanpa ia sadari.
"Maafkan aku, Christopher," bisiknya dalam hati. "Aku ingin percaya bahwa kau bisa melindungiku, tapi dunia tempatku berasal jauh lebih gelap dari yang kau bayangkan."
...
Lavinia menarik napas panjang, matanya menatap ke luar jendela, menghindari tatapan Christopher yang penuh perhatian. Suasana di ruang tamu penginapan terasa semakin berat. Ia tahu bahwa apa yang akan ia ungkapkan selanjutnya akan mengguncang segala yang telah dibangun antara dirinya dan Christopher.
"Chris," suara Lavinia terdengar serak, hampir seperti bisikan. "Ada satu hal lagi yang harus kau tahu. Aku masih menjadi istri Alistair."
Christopher menatapnya dengan kaget, tubuhnya seperti terhenti sejenak. “Istri Duke Alistair?” gumamnya, mencoba mencerna kata-kata itu. "Tapi... kamu sudah jauh dari Ravenswood Manor. Bagaimana bisa..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess's Deception
RomanceSaat Lavinia terbangun, perasaan aneh menyelimuti dirinya. Tubuhnya terasa berbeda, dan lingkungan di sekitarnya terasa asing. Dia membuka matanya dan melihat ruangan dengan perabotan mewah, penuh dengan dekorasi antik. Kepala Lavinia terasa berat...