11. The Marquess's Betrayal

280 21 2
                                    

Lavinia melangkah di koridor dengan perasaan semakin tak menentu. tetapi begitu ia berbelok di ujung koridor, dia terhuyung. Tubuhnya masih lemah akibat serangan mendadak tadi, dan pikirannya berputar di antara masa kini dan kenangan yang tak diinginkan.

Langkahnya semakin berat, seolah ada sesuatu yang menariknya kembali ke kegelapan Ravenswood Manor. Dunia di sekitar Ravenswood Manor seakan semakin mencekik. Ia adalah Duchess Lavinia, istri Duke Alistair Ravenswood—setidaknya itu yang terlihat di permukaan.

Namun, jauh di dalam dirinya, ia tahu bahwa ia bukanlah Lavinia Ravenswood yang sebenarnya. Ia adalah Lavinia Everleigh, seorang wanita yang hidup dalam kebebasan, bukan terperangkap dalam dunia penuh intrik dan kekuasaan ini.

Saat ia berjalan di lorong panjang menuju sayap lain rumah, bayangan masa lalunya sebagai Lavinia Everleigh mulai menghantui pikirannya. Di dunianya yang dulu, ia bebas melakukan apa pun tanpa harus takut dikendalikan oleh siapa pun.

Ia tidak pernah terikat oleh aturan atau tradisi yang membelenggu, dan sekarang, ia merasa seolah hidupnya diambil alih oleh seseorang yang bukan dirinya.

Namun, saat ia berusaha menenangkan diri, suara langkah kaki yang cepat mendekat dari belakang membuatnya terhenti. Lavinia menoleh, dan melihat salah satu pelayan kepercayaan Alistair, Gregor, pria tinggi dengan raut wajah dingin dan tatapan yang selalu terasa menghantui.

"Duchess Lavinia," Gregor berbicara dengan suara datar, tetapi jelas mengandung otoritas. "Duke Alistair menginginkan Anda kembali ke kamar. Anda tidak seharusnya berada di sini."

Lavinia menatap Gregor dengan dingin. "Aku butuh udara segar, Gregor. Beri aku ruang untuk bernapas."

"Duke Alistair tidak suka jika Anda berada di luar pengawasannya," jawab Gregor, senyum tipis menghiasi bibirnya. "Lebih baik Anda menurut sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan."

Kata-katanya itu, ancaman halus yang dibalut formalitas, membuat Lavinia semakin muak. Ia bukan boneka yang bisa dikendalikan, apalagi oleh pria seperti Alistair, yang selalu memandang rendah kebebasannya.

"Aku bukan tahanan di sini, Gregor," ucap Lavinia, meski ia tahu betul bahwa itu tidak sepenuhnya benar. "Katakan pada Duke Alistair, aku akan kembali ketika aku siap."

Gregor tidak menanggapi, tetapi matanya yang tajam berkilat seolah tidak percaya dengan pernyataan Lavinia. Tanpa peringatan, dia meraih lengan Lavinia dengan kasar, mencengkeramnya dengan kuat.

"Duchess tidak punya pilihan dalam hal ini," bisiknya tajam.

"Gregor! Lepaskan!" seru Lavinia, panik mulai menjalar ke dalam dirinya.

Namun Gregor tidak mendengarkan. la menarik Lavinia semakin kuat, tubuhnya menyeret ke lantai yang dingin. Lavinia berusaha melawan, tetapi rasa lemas yang menghantui tubuhnya membuat setiap upaya sia-sia. Saat itu, Lavinia merasakan rasa takut yang selama ini ia kubur kembali mengemuka.

Tiba-tiba, dari arah belakang, suara pintu yang keras terdengar. Alistair muncul di ujung koridor, matanya menyipit penuh amarah saat melihat adegan di depannya. Tanpa sepatah kata pun, dia berjalan cepat menghampiri mereka.

"Gregor," suara Alistair tenang, tetapi penuh ancaman, "lepaskan dia."

Gregor dengan segera melepaskan pegangan pada Lavinia dan mundur. Tatapan Alistair begitu dingin dan menakutkan, bahkan bagi orang seperti Gregor yang biasanya tak gentar.

Lavinia terjatuh ke lantai, terengah-engah. la menatap Alistair dengan campuran rasa takut dan kebingungan. Mengapa dia tiba-tiba membantunya?

"Apa kau pikir aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, Lavinia?" Alistair berbisik saat mendekatinya. "Kau ingin melawanku, tapi kau bahkan tak bisa melindungi dirimu sendiri."

The Duchess's DeceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang