33. The Duchess's Tears

35 7 0
                                    

Malam itu, Lavinia berdiri di bawah sinar bulan yang redup, jubah gelapnya melindungi tubuh dari udara dingin. Ia berhasil menyelinap keluar dari Ravenswood Manor tanpa menarik perhatian.

Surat tersembunyi yang diterimanya beberapa jam sebelumnya menjadi alasan ia memberanikan diri melangkah ke Desa Hargrove, tempat yang dijanjikan Christopher.

Setibanya di desa yang sepi dan sunyi, ia melihat sosok Christopher berdiri di bawah pohon oak tua, hanya diterangi lentera kecil di tangannya. Tatapannya hangat namun penuh dengan sesuatu yang tidak bisa Lavinia pahami sepenuhnya—seperti rasa sakit yang terpendam.

Lavinia melangkah mendekat, detak jantungnya terasa tidak menentu. Saat ia berdiri di hadapan Christopher, hatinya tiba-tiba terasa nyeri, seolah ada sesuatu yang mendesaknya untuk mengingat sesuatu yang sangat penting, tetapi tak bisa ia jangkau.

“Lavinia,” suara Christopher rendah namun sarat emosi. “Aku senang kau datang. Aku tidak yakin kau akan mengambil risiko sebesar ini.”

“Aku harus tahu,” jawab Lavinia, suaranya bergetar. “Aku harus tahu apa yang kau sembunyikan dariku.”

Christopher menghela napas panjang dan mengeluarkan sebuah botol kecil dari saku jaketnya. Cairan di dalamnya berwarna ungu lembut, bercahaya samar di bawah sinar bulan. Ia menyerahkannya kepada Lavinia, yang menatap botol itu dengan kebingungan.

“Apa ini?” tanyanya curiga.

“Ini adalah kunci untuk mengembalikan ingatanmu,” jawab Christopher lembut. “Segala yang hilang... segala yang mereka ambil darimu. Ramuan cinta yang Mrs. Hathaway berikan atas perintah Alistair tidak hanya mengikatmu padanya, tetapi juga menghapus kenangan dalam hidupmu.”

Lavinia menatap Christopher dengan penuh keterkejutan. “Ramuan cinta? Ingatan yang hilang?”

Christopher mengangguk perlahan, kesedihan tergambar jelas di wajahnya. “Ingatan tentang hidupmu yang sebenarnya, sebelum semuanya direnggut darimu. Aku yakin cairan ini akan memulihkan semuanya.”

Lavinia memegang botol itu dengan tangan gemetar. Ada keraguan besar di hatinya, tetapi juga rasa ingin tahu yang tak tertahankan. “Bagaimana dengan bayi ini?” tanyanya, memegang perutnya. “Apakah cairan ini aman untuknya?”

Christopher tersenyum tipis, tatapannya melembut. “Lavinia, aku tidak mungkin mencelakai anak itu. Anak ini... aku juga menyayanginya, seperti anakku sendiri. Aku berjanji, kau dan bayi ini akan baik-baik saja.”

Pernyataan itu membuat Lavinia terdiam. Ada kehangatan yang aneh di dalam dirinya mendengar kata-kata Christopher, seolah ada bagian dirinya yang percaya sepenuhnya kepada pria ini, meski ia tidak tahu alasannya.

Dengan keberanian yang terkumpul, Lavinia membuka botol itu dan meneguk cairan di dalamnya. Rasanya pahit dan dingin, seperti logam yang membakar tenggorokannya. Tubuhnya tiba-tiba melemas, dan ia hampir terjatuh sebelum Christopher menangkapnya.

“Apa yang terjadi padaku?” bisiknya, matanya setengah terpejam.

“Biarkan dirimu mengingat,” jawab Christopher, suaranya lembut namun penuh kekuatan.

Lavinia merasa gelombang memori menghantamnya, seperti banjir yang menerobos bendungan. Ia melihat dirinya sebagai Lavinia Everleigh—seorang wanita yang penuh semangat, cerdas, dan hidup dalam kebebasan. Ia juga mengingat saat ia melarikan diri bersama Miriam, pelayannya.

Ia melihat pelabuhan di desa Port Lorna, di mana ia pertama kali bertemu Christopher. Pria itu menyelamatkannya di pasar, menawarkan perlindungan, dan menjadi satu-satunya orang yang ia percayai.

Ingatan itu terus mengalir—tentang bagaimana Christopher selalu ada untuknya selama enam bulan masa pelarian mereka. Bagaimana ia menjaga Lavinia dengan sepenuh hati, melindunginya dari bahaya, bahkan ketika nyawanya sendiri terancam.

The Duchess's DeceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang