07

85 7 1
                                    

Di rumah sakit

Sesampainya di rumah sakit, Angkasa langsung berlari menuju meja resepsionis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah sakit, Angkasa langsung berlari menuju meja resepsionis. Nafasnya terengah-engah, keringat mengalir di pelipisnya.

"Di-dimana... ruangan dokter jantung?" tanyanya terbata-bata.

Sang resepsionis tersenyum ramah. "Apakah Anda sudah memiliki janji?"

"Janji? Apa-apaan sih, ini darurat! Langsung aja, nggak bisa nunggu!" cerocos Angkasa tanpa henti.

"Maaf, tapi mas-"

Ucapan resepsionis terpotong ketika seorang dokter kebetulan lewat. "Ada apa ini?" tanyanya, melihat kegaduhan.

"Dok, saya mau konsultasi, ini darurat!" Angkasa langsung memotong pembicaraan tanpa memberi resepsionis kesempatan untuk menjawab.

Dokter mengerutkan alis, lalu melirik resepsionis yang tampak kebingungan. "Mari ikut saya," ucapnya akhirnya.

Tanpa pikir panjang, Angkasa langsung mengikuti dokter itu menuju ruangannya. Begitu mereka sampai, dokter itu duduk di kursinya dan bertanya, "Jadi, apa keluhanmu?"

"Saya sakit jantung, Dok," kata Angkasa to the point.

"Jantung?" Dokter mengerutkan kening, tidak percaya. "Apa maksudmu?"

"Saya kena serangan jantung, Dok!" Angkasa memegang dadanya dengan lebay.

Dokter memandang Angkasa dari ujung kaki sampai kepala, lalu bersedekap. "Kamu mau ngerjain saya, ya?"

"Nggak, Dok! Saya serius! Tolong periksa saya sekarang," desak Angkasa.

Dokter hanya mendengus, "Mana ada orang kena serangan jantung bisa segar bugar seperti kamu. Bahkan kamu masih bisa berlari dari luar tadi."

"Ya tapi jantung kan di dalam, Dok. Bagaimana dokter bisa tahu kalau nggak diperiksa?"

Dokter menghela napas panjang, jelas lelah menghadapi keluhan yang aneh ini. "Saya ini dokter, saya tahu orang yang sakit sama yang sehat. Sudah, saya harus periksa pasien lain."

Saat dokter hendak keluar dari ruangan, Angkasa buru-buru mengejarnya. "Tunggu, Dok! Ini serius!"

Dokter berhenti, menatap Angkasa dengan tatapan skeptis. "Baiklah, apa yang membuat kamu merasa terkena serangan jantung?"

Angkasa menggelagapan. "Sa-saya... saya habis jatuh."

"Jatuh? Kamu kecelakaan?"

"Bukan! Saya... jatuh di taman," jawab Angkasa tergesa.

Dokter semakin bingung, tapi ia mulai mencium sesuatu yang aneh dari cerita ini. "Kamu jatuh sendiri?"

Angkasa terdiam. Wajahnya memerah. "Dokter, itu nggak penting."

"Sama seorang gadis, mungkin?" goda dokter sambil tersenyum simpul.

Angkasa gelagapan lagi, "Dok, saya-"

Se-Hati [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang