25

131 9 0
                                    

Malam telah tiba, dan saatnya untuk makan malam yang telah dibicarakan oleh papa Tiany kemarin. Tiany dan Arumi sudah siap mengenakan gaun hitam mereka, begitu juga dengan mama dan papa.

"Ya ampun, cantiknya anak papa," puji papa sambil tersenyum bangga.

"Hehehe, papa bisa aja," jawab Tiany dengan manis.

"Udah yuk, berangkat," ajak mama.

"Let's go!" seru Arumi, penuh semangat.

Setelah 15 menit perjalanan, mereka tiba di salah satu restoran mewah. Tiany dan Arumi menatap bingung sekitar.

"Pa, di mana pestanya?" tanya Tiany, penasaran.

"Siapa bilang kita ke pesta?" jawab papa, membuat kedua gadis itu semakin bingung.

"Loh, terus?" tanya Tiany.

"Kamu akan tahu nanti. Yuk, masuk!"

"Papa beneran mau nikah lagi?" tanya Tiany dengan nada skeptis, mata besarnya penuh tanda tanya.

"Heh," balas papa, tampak sedikit terkejut.

"Ihh papa mau nikah lagi??? Adek nggak setuju! Pokoknya adek gamau!" seru Arumi, mencubit lengan Tiany seolah itu bisa mengekspresikan protesnya.

"Heh, udah, nggak usah aneh-aneh deh, kak. Nggak ada yang mau nikah lagi di sini. Ayo masuk, kita ngobrol yang lebih seru!" potong mama dengan sabar, mencoba meredakan ketegangan yang mulai muncul.

Tiany dan Arumi saling melirik, masih penasaran, tetapi akhirnya mereka mengikuti mama dan papa ke dalam ruangan. Meski protes mereka belum sepenuhnya reda, suasana hati mereka mulai sedikit lebih tenang, berharap ada penjelasan lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah bertanya mengenai ruang VVIP, mereka segera melangkah menuju ruangan tersebut.

"Selamat malam!" sapa papa Tiany.

"Selamat malam, akhirnya kalian datang juga," ucap seorang wanita yang sangat dikenal Tiany, tetangga ibu Mahesa dan Angkasa.

Tiany dan Arumi semakin bingung. Katanya makan malam, kok ada keluarga Mahesa juga?

"Hei, ayo duduk!" ajak wanita itu.

"Maaf ya, anak-anak sedikit terlambat," kata mama Angkasa.

"It's okay," balas wanita itu.

"Tiany, Arumi, kalian cantik sekali," puji mama Angkasa.

"Terima kasih, tante," jawab mereka dengan ceria.

Tak lama setelah itu, seseorang masuk ke ruangan. Angkasa muncul dalam setelan jasnya yang formal.

"Maaf terlambat," ucapnya.

Angkasa menatap bingung sekeliling ruangan. "loh Kok ada keluarga om Putra? Katanya kita makan malam keluarga?" tanyanya.

"Ya kan kita keluarga," jawab mama Angkasa.

"Udah duduk dulu," kata papa Angkasa.

Angkasa menuruti permintaan papanya dan mengambil tempat duduk. Tak lama kemudian, pintu kembali terbuka, menampilkan Mahesa yang juga baru sampai.

"Maaf, Mahesa terlambat," ucapnya dengan santai.

"It's okay sayang, sini duduk," balas Angkasa.

Berbeda dengan Angkasa yang bingung, Mahesa justru duduk dengan santai, seolah sudah tahu tentang pertemuan ini.

"Oke, semua sudah lengkap. Alangkah lebih baik jika kita makan dulu, baru setelah itu kita ngobrol," kata papa Angkasa.

"Benar, mari silakan," sambut papa Tiany.

Makan malam pun selesai. Setelah makanan habis, papa Tiany berdiri dan menarik perhatian semua orang.

"Baik semua, sebelum itu, izinkan saya untuk berbicara," ujarnya.

"Silakan," jawab mereka semua.

"Kakak, adek, Angkasa, dan Mahesa. Dulu sebelum kalian lahir, papa pernah berjanji kepada om Dhanan untuk menjodohkan putri papa dengan putranya," jelas papa Tiany. Semua orang mendengarkan dengan seksama.

"Saat kelahiran kakak kalian, Mentari, papa sangat bahagia. Kami menunggu kelahiran putra om Dhanan. Namun, sayang, tante mengalami kecelakaan yang membuat ia kehilangan calon putranya. Setelah kejadian itu, mereka tidak memiliki seorang anak sampai kakak kalian berusia 10 tahun, hingga lahirlah Mahesa."

"Awalnya, kami ingin melupakan persoalan perjodohan ini. Namun, janji tetaplah janji."

"Maksud papa?" tanya Tiany, bingung.

"Papa memutuskan akan menjodohkan salah satu putri papa dengan salah satu putra dari om Dhanan," jawab papa Tiany.

Suasana menjadi tegang saat mereka mendengar kalimat tersebut. Tiany dan Arumi saling bertukar pandang, sementara Angkasa dan Mahesa terlihat tidak nyaman. Semua orang menunggu, terhimpit dalam keheningan yang penuh pertanyaan dan rasa ingin tahu.






--- SE - HATI ---

Waduhh siapa nih kira kira ya...

Se-Hati [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang