17

63 6 0
                                    

Di ruang musik, suasana terasa tegang namun antusias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruang musik, suasana terasa tegang namun antusias. Tidak hanya Tiany dan Angkasa yang hadir, beberapa anggota band sekolah juga telah menunggu arahan. Semua mata tertuju pada Bu Mai yang berdiri di depan, siap memberikan pengarahan tentang latihan mereka.

"Oke, Tiany, Angkasa, dan kalian semua, latihan akan dimulai besok," ucap Bu Mai dengan tegas, namun penuh motivasi. "Kalian akan berlatih tiga kali seminggu. Kita hanya punya waktu tiga minggu sebelum hari H, jadi ibu harap kalian serius dan berusaha memberikan yang terbaik."

"Baik, Bu!" jawab mereka serempak, semangat terpancar dari setiap wajah.

Bu Mai melanjutkan, "Oh ya, Angkasa dan Tiany, ibu memberi kalian kebebasan untuk memilih lagu yang akan kalian nyanyikan. Pilihlah yang paling sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan kalian."

Angkasa dan Tiany saling menatap, lalu tersenyum lebar. Kegelisahan yang mereka rasakan sebelumnya, bahwa mereka mungkin harus menyanyikan lagu yang tidak sesuai dengan kemampuan mereka, kini sirna.

"Terakhir, latihan akan berlangsung sepulang sekolah. Waktu kalian hanya tiga jam untuk setiap sesi latihan. Ibu harap kalian memanfaatkannya dengan baik, oke?" Bu Mai menambahkan dengan nada serius.

"Siap, Bu!" Angkasa dan Tiany kembali menjawab bersamaan, antusiasme mereka semakin terlihat.

"Baiklah, kalau begitu itu saja yang ingin ibu sampaikan. Kalian bisa pulang sekarang. Jangan lupa besok, sepulang sekolah kalian langsung ke sini untuk latihan. Jangan terlambat."

Setelah mendengar arahan dari Bu Mai, Tiany dan Angkasa saling bertukar pandang dengan senyum lega.

"Sebenarnya lo udah kepikiran lagu apa, Sa?" tanya Tiany sambil merapikan tasnya.

Angkasa berpikir sejenak. "Gue ada beberapa pilihan, tapi gue pengen lagu yang bisa ngasih kita chemistry. Bukan cuma sekadar nyanyi, tapi bisa bikin kita klik di atas panggung."

Tiany mengangguk. "Iya, gue juga setuju. Kalau chemistry kita bagus, pasti penampilan kita juga bisa lebih hidup."

Setelah berjalan beberapa meter, Angkasa tiba-tiba berhenti. "Gimana kalau kita bahas lebih lanjut di rumah? Gue bisa mampir ke rumah lo, sekalian dengerin beberapa lagu bareng."

Tiany tersenyum kecil. "Boleh, tapi jangan lupa bawa gitar lo. Gue mau denger lagu-lagu yang lo maksud."

Mereka pun sepakat untuk lanjut membicarakan ide-ide lagu sepulang sekolah, siap menyusun strategi untuk latihan yang intens.

Di parkiran

Suasana sore yang tenang terasa. Tiany sedang memeriksa handphone ketika Angkasa tiba-tiba memanggilnya.

Se-Hati [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang