origami pedang

127 12 2
                                    

Nyx menyandarkan tubuhnya di kursi, memperhatikan bagaimana wajah sang guru memerah karena marah. Kelas hening, menunggu bagaimana percakapan itu akan berakhir. Nyx menikmati momen ini, meskipun hanya sejenak. Sarkasmenya adalah tameng, cara melawan kekosongan hidupnya yang penuh tekanan. Tapi, di dalam hatinya, ada kekacauan yang tak bisa ia perlihatkan pada siapa pun. Termasuk pada dirinya sendiri.

Nyx atau jiwa Athena tidak terlalu bisa bertengkar dengan fisik,ia mungkin bisa tapi harus menggunakan senjata bukan tangan kosong jadi satu satu nya cara adalah menggunakan mulut menyerang mental lawan.

Sang guru mendekat dengan langkah berat, wajahnya tegang. "Kau pikir ini lelucon, Nyx? Kau pikir dunia akan memberimu kesempatan hanya karena kau pandai bicara?" Suaranya penuh kemarahan yang tersimpan, tetapi juga kelelahan—seperti orang yang sudah lama menyerah pada perjuangan hidupnya sendiri.

Nyx hanya tersenyum miring, menolak untuk diintimidasi. "Aku tidak peduli dengan kesempatan. Dunia ini tidak pernah memberiku apa-apa selain omong kosong, jadi kenapa aku harus memedulikannya?"

Hening sejenak. Guru itu menarik napas dalam-dalam, seolah mencoba menahan dirinya untuk tidak kehilangan kontrol. "Jika kau terus bersikap seperti ini, kau akan terjebak. Kau tidak akan ke mana-mana."

Kata-kata itu seharusnya menusuk, tapi Nyx hanya menertawakannya. Ia sudah merasa terjebak sejak lama. Tak ada yang berubah dari hidupnya yang terus-terusan berputar di lingkaran kekosongan. Klub malam, vodka, tembakau, semua itu hanya hiburan sementara, pelarian dari kenyataan yang tak pernah benar-benar ia pahami.

"Kau tahu," Nyx menggumam sambil memutar-mutar rambutnya lagi, "Mungkin aku tidak suka terjebak di sini. Setidaknya, aku tahu apa yang harus kuhadapi. Di luar sana, semuanya lebih kejam dari apa yang kau bisa bayangkan." Ucapannya terdengar santai, tapi mata Nyx menyiratkan sesuatu yang lebih dalam, luka yang belum sembuh.

" See,apa peduli mu bung." Guru laki laki itu terdiam dia guru baru disini,pindahan dari negara tetangga ia dipindahkan kesini karena pertukaran guru.

Tapi ia tidak menyangka akan ada hal seperti ini,sekolah ini terlalu liar.

Pembahasan yang tidak ia pahami bagai murid murid ini ada dalam genggaman seseorang yang seperti seorang raja.

" Nyx keluar dari kelas ku " helaan nafas keluar,nyx menunduk ia berdiri  lalu menepuk pundak guru muda itu." Jaga diri mu baik baik "

Nyx dengan langkah lebar keluar dari kelas dengan perasaan campur aduk,lama kelamaan tinggal di sini ia merindukan dunia nya teman teman nya semua nya.

Nyx tidak mau tinggal disini lagi,tapi bagaimana apakah ia harus ke psikiater.

Mungkin ia mengalami gangguan jiwa,yah bisa jadi.

Nyx berjalan keluar dari kelas, melewati lorong-lorong sekolah yang dipenuhi murid-murid yang sedang bergegas menuju kelas mereka berikutnya. Suasana hening di sekitar, namun di dalam dirinya, pikirannya bergejolak. Kata-kata guru tadi masih terngiang di telinganya. Bukan karena ia peduli pada nasihat itu, tapi karena semuanya terasa seperti cermin bagi kehidupan yang tak pernah memberinya pilihan.

Saat Nyx melangkah ke luar gedung sekolah, angin dingin menerpa wajahnya. Dia berhenti sejenak, menghirup udara segar yang terasa membebaskannya, meski hanya untuk sesaat. Dia merogoh saku jaketnya, mencari sebatang rokok, namun tidak menemukannya. Padahal ia sudah membeli nya di cafetaria tadi. Tapi, hari ini terasa seperti hari di mana dia ingin kembali ke kebiasaan lamanya—melarikan diri dari segalanya.

"Nyx!" Suara yang familiar memanggilnya. Ia menoleh dan melihat Angelo berdiri di dekat pintu pagar sekolah, skateboardnya di bawah kaki,  Angelo selalu punya energi negatif yang mengelilingi hingga tidak ada yang bisa menyentuh nya,sesuatu yang Nyx kadang iri.

Nyx berjalan menghampirinya, tatapan tajam dan senyum sinis di wajahnya. "Yoo teman ada apa? Kabur dari kelas lagi?" Ia masih jengkel akan kejadian tadi apalagi dengan..ah lupakan.

Angelo mengerjap kecil. "Sepertinya kita berdua punya kebiasaan buruk yang sama." Dia melempar skateboardnya ke tanah dan meluncur ke arah Nyx, berhenti tepat di hadapannya. "Kau kelihatan kacau. Ada apa?"

Nyx menggelengkan kepalanya. "Kau bertanya,konyol sekali" Ia menendang kerikil kecil di jalan dengan ujung sepatunya, mencoba terlihat acuh tak acuh.

"Masalah tadi, ya?" Angelo tertawa lagi, kali ini lebih pelan. "Kurasa dulu kau pernah ku peringati."

Angelo melirik leher nyx yang meninggalkan jejak kemerahan." Kau tidak mengobati leher mu "

Nyx meraba leher nya memang masih agak nyeri bila di sentuh.

Tapi itu tidak berselang lama ia sibuk menatap Angelo,rambut wolfcut tindik dan tato serigala luar biasa pesona bajingan yang luar biasa.

" Ambil ini " nyx melihat ke arah tangan nya yang sekarang tengah menggenggam sebuah surat dan origami kertas berbentuk pedang.

Setelah itu Angelo pergi begitu saja dengan skateboard nya,meninggalkan rasa penasaran nyx.

Tetapi,saat surat itu terbuka lirihan frustasi terdengar dari celah bibir gadis itu" sialan"

_____

" Ini tembakau mu nona" nyx mengambil tembakau itu dan membayar nya,sudah jam istirahat nyx kali ini akan pergi entah lah seluruh sekolah ini mungkin sudah di dominasi si antagonis kael.

Ia melangkah keluar membiarkan kaki nya yang menuntun,Nyx menghela napas panjang, menyandarkan tubuhnya di kursi, mencoba menenangkan dirinya setelah percakapan panas dengan sang guru dan antagonis. Namun, ada ketegangan yang terus berdenyut di balik cangkang sarkasmenya. Seperti biasa, nyala api di dalam dirinya hanya diredam oleh ketidakpedulian yang ia tunjukkan pada dunia luar. Saat guru itu memintanya keluar dari kelas, Nyx tahu, ini bukan sekadar masalah ketidakdisiplinan. Ini tentang dirinya, tentang perasaan yang tak terkatakan.

Nyx sedang Memikirkan nasib nya,ia menghela nafas apakah ia akan mati di tangan kale.

Bukan nya overthinking tapi hampir seperempat populasi perempuan di bunuh pemuda itu.

" Sepertinya pertemuan kita harus ada tembakau ya" nyx melirik sekilas, protagonis utama pemuda itu duduk di samping nyx.

Dengan pandangan kedepan,rambut rapih nya tertiup angin dengan helaian daun yang melewati.

" Leher mu seperti nya cukup parah,mau kerumah sakit dengan ku hari ini aku ada jadwal untuk membagikan informasi kesehatan murid ke dokter"

" Jangan menyentuh ku sembarangan " victim atau nama panjang nya Vildes imanuel,tertawa ia menarik kembali tangan nya dari leher nyx.nyx memanggil nya victim karena ia selalu berperan menjadi korban.

Sosok yang familiar muncul di depan matanya—sang guru, pria yang tadi menegurnya di kelas. Namun, ada yang berbeda kali ini. Wajahnya terlihat lebih tenang, meski sorot matanya tak bisa menyembunyikan luka batin yang baru. Nyx bisa melihat bekas pukulan samar di sudut bibirnya, sedikit bengkak yang tampak ditutup-tutupi dengan upaya sia-sia.

Nyx menarik sebuah senyuman,tumben sekali ada laki laki yang mendapat kan tindakan bullying " lebih baik kau ajak dia kerumah sakit,lihat dia sudah hampir sekarat"

' dia korban ku,lucu sekali bila aku yang mengobatkan '

DRAMA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang