Beban keluarga.
Chiquita pernah mendengar kalimat itu dari orang-orang terdekatnya. Akan tetapi hingga detik ini, dia tidak pernah mengerti apa definisi beban keluarga sebenarnya hingga sampai di cap seperti itu.
Karena jika boleh memilih, tentu saja Chiquita tak pernah ingin menjadi seperti itu. Jika bisa, dia ingin membanggakan keluarganya.
Akan tetapi sepertinya, apa yang Chiquita lakukan selalu salah di mata keluarganya.
Seperti saat ini. Apa yang terjadi dengan keluarganya, terutama pada Jungkook dan Lisa, kedua kakaknya menyalahkannya.
Mereka memang tidak melakukan apapun di rumah. Tentu saja, mereka tak bisa melakukan apapun karena ada Pharita. Tapi di rumah?
Itu adalah hal yang sangat jauh berbeda karena kedua kakaknya menjadi berani.
“Kau tahu apa kesalahanmu?” Rami memulai.
Kakaknya itu membawa mereka ke sebuah gudang terpencil di sekolah. Chiquita bahkan tak tahu darimana kedua kakaknya mendapatkan kunci itu.
Yang jelas, sekarang dia terkunci dan belum sembuh tangan yang bengkak karena diinjak Ahyeon, Chiquita harus menanggung rasa sakit di bahunya saat Rami mendorongnya ke dinding.
“A-apa yang sudah aku lakukan?” Tanya Chiquita.
Ruangan itu gelap, berdebu, membuat Chiquita merasa pengap. Dia benci berada di tempat yang gelap, tanpa penerangan sama sekali.
“Kau!” Tunjuk Rami. “Benar-benar tidak tahu diri! Setelah merusak keluargaku, bagaimana bisa kau masih bisa makan dan bernafas dengan baik? Bagaimana bisa?”
“Dia benar-benar tidak tahu diri, ya? Kita harus memberi pelajaran padanya, Rami.” Ahyeon yang juga kesal dengan Chiquita, menyemangati adiknya.
“Benar. Suasana di rumah sedang tidak baik dan aku sama sekali tidak terima dia masih bisa tenang seperti ini.” Rami menggelengkan kepalanya.
“Tapi aku tidak melakukan apapun, unnie. Jika boleh memilih, aku juga tidak ingin keluarga kita jadi hancur seperti ini.” Kata Chiquita berusaha membela diri.
“Keluarga kita?” Rami merasakan kebencian yang teramat saat mendengar kalimat itu.
“Beraninya kau mengatakan itu?” Ahyeon adalah orang pertama yang bersikap kasar, lalu menjambak rambut Chiquita dengan keras, membuat Chiquita mengerang sakit.
“Unnie, lepaskan aku... sakit sekali...”
“Lebih sakit mana dengan kita yang melihat kedua orang tua kita yang bertengkar setiap hari dan itu adalah salahmu?” Rami menampar pipi Chiquita.
Chiquita mencoba untuk tidak menangis tapi dia tidak bisa. Ini terlalu sakit. Dia tak bisa menanggungnya lagi.
“Aku minta maaf, unnie... aku minta maaf.” Pinta Chiquita, memohon.
“Sudah kubilang aku bosan dengan permintaan maafmu, bukan? Pergi, Chiquita. Pergi dari rumah dan aku sangat yakin, keluargaku akhirnya bisa tenang.”
Belum Ahyeon melepaskan rambutnya yang dijambak, Rami mencengkram rahang Chiquita, menambah rasa sakit yang dia rasakan. Keinginan Chiquita untuk menangis begitu besar tapi dia berusaha menahannya.
“Aku serius. Jika kau hari ini muncul di rumah, aku tidak segan menyakitimu lebih dari ini.” Rami melepaskan cengkramannya, begitu juga Ahyeon yang langsung melepaskan.
“Ayo, kunci dia di gudang ini. Biarkan dia tidur bersama tikus disini.” Kata Ahyeon sambil menarik Rami pergi dari gudang.
“Tidak, unnie! Jangan tinggalkan aku! Aku takut! Disini gelap...” Chiquita berlari, berharap dia bisa mengejar kakaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT DIFFERENT
FanfictionTerkucilkan karena anak bungsu? Itu adalah makanan sehari-hari Chiquita yang sudah memiliki tiga orang kakak lainnya. Terlebih karena dia terlahir berbeda dengan ketiga kakaknya yang lain. Dari kepintarannya dan bahkan dari kesehatannya. Dia sangat...