BAB 3

393 78 18
                                    

Han Jungkook tidak setuju, tentu saja. Bahkan hanya mendengar gagasan tentang mengadopsi seorang anak saja sudah membuat lelaki itu merasa mual.

Cemas, khawatir. Bukan apa-apa. Ini bukan masalah uang, tidak sama sekali. Tetapi si kembar masih berumur 2 tahun, masih membutuhkan perhatian ekstra.

Dan tiba-tiba saja, Lisa serta anak pertamanya meminta dia untuk mengadopsi seorang anak dari sebuah panti? Ini benar-benar konyol!

“Sayang,” Desah Jungkook, menyalakan mobilnya sambil melirik Pharita yang duduk sambil memeluk boneka panda kesayangannya sambil tersenyum. “Apakah kau yakin dengan keputusan ini?”

Sejak awal, Jungkook enggan memiliki anak lagi. Dari kandungan Lisa langsung saja, dia tidak mau. Tapi ini mengadopsi? Ide darimana sebenarnya ini?

“Sayang, jangan hancurkan suasana hati anak kita.” Tegur Lisa sambil meraih tangan suaminya, menoleh pada Pharita juga.

Sementara itu si kembar di tinggalkan bersama Dara hanya demi agar bisa pergi ke sebuah panti yang telah Lisa teliti sejauh ini.

“Aku tidak bermaksud menghancurkan suasana hatinya. Tapi aku tetap tidak setuju dengan keputusan ini.” Gumam Jungkook sambil meringis.

“Kenapa, appa?” Tanya Pharita sambil cemberut, mendengar percakapan kedua orang tuanya.

Lisa menatap Jungkook dengan tatapan peringatan hingga Jungkook pun hanya bisa memutar matanya saat itu.

“Kau yang jelaskan.” Kata Lisa datar.

“Karena aku merasa sudah cukup dengan tiga putri appa yang sangat cantik. Bagaimana menurutmu? Kau sudah memiliki dua adik, sayang.”

“Tapi mereka tidak menyukaiku. Tidak mau bermain denganku. Mereka bahkan tidak suka jika aku memegang tangan mereka.” Kata Pharita.

Jungkook tergagap, menyadari Pharita merasa kesepian karena sikap si kembar.

Jika diingat lagi, apa yang Pharita katakan memanglah benar. Si kembar memang sering kali asik sendiri.

Mereka memang menyukai orang tua mereka, suka berpegangan tangan dengan orang tuanya dan suka di gendong oleh kedua orang tuanya dan Dara.

Tapi entah mengapa, si kembar selalu tidak suka jika tangannya di pegang oleh kakaknya. Jungkook maupun  Lisa berusaha mendekatkan mereka.

Namun sepertinya sulit karena jika di paksa, mereka tahu si kembar akan langsung menangis.

“Ayo, appa! Ayo kita pergi! Aku tidak sabar ingin bertemu dengan adik baruku!” Desak Pharita dari belakang.

“Ayo, Jungkook. Lebih baik kau lajukan mobilnya sebelum anak kita menangis lagi.” Ujar Lisa.

Mendapatkan desakan dari putri pertamanya dan juga istrinya, tidak ada yang bisa Jungkook lakukan lagi selain pasrah.

“Baiklah. Ayo kita pergi.” Kata Jungkook sambil menghela nafas.

“Yeay! Ayo kita pergi!” Seru Pharita gembira.

Hanya karena melihat putrinya tersenyum saat ini, akhirnya Jungkook pun melajukan mobilnya menuju panti asuhan.

Perjalanan di penuhi dengan ocehan Pharita yang sangat tidak sabar ingin bertemu dengan adiknya. Dia akan memilih anak perempuan sebagai adiknya.

“Aku akan bermain boneka dengannya, membuatkan susu untuknya! Aku juga akan belajar mengikat rambut untuk adikku! Ya Tuhan, aku sangat tidak sabar. Appa, bisakah kau lajukan mobilnya lebih cepat?”

Jungkook hanya menyaksikan kegembiraan Pharita dengan hati yang sedih. Dia dengan berat hati menghentikan mobilnya saat tiba di sebuah panti.

Lisa dan Jungkook turun dari mobil terlebih dahulu. Pharita tersenyum lebar ketika Lisa membuka pintu mobil hingga dia bisa melompat keluar dari mobil.

I'M NOT DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang