BAB 29

684 108 10
                                    

Melakukan pengobatan pertama, artinya Chiquita harus siap untuk merasakan sakit lagi kedepannya.

Chiquita menatap cairan kemo yang menetes. Tetes demi tetes cairan yang pada akhirnya mengalir ke tubuhnya membuat Chiquita merasa gugup dan sangat takut.

"Hei,"

Chiquita menoleh pada ibunya yang sangat setia menunggunya sejak awal pengobatan di lakukan.

"Eomma..."

"Semuanya akan baik-baik saja, Chiquita. Percayalah padaku. Kita lakukan yang terbaik untuk pengobatan ini, oke?"

Chiquita mengangguk. Dia ingin mempercayai apa yang ibunya katakan. Tapi jauh di lubuk hatinya, dia tidak dapat mempercayai hal itu. Benarkah dia akan baik-baik saja? Bagaimana jika tidak?

Bagaimana jika akhirnya, tubuhnya menyerah pada rasa sakit dan pada akhirnya juga... dia mati?

"Eomma, apakah kau merasa bahagia belakangan ini?" Tanya Chiquita, meraih tangan Lisa dan di genggamnya tangan ibunya itu dengan lembut.

"Kenapa kau bertanya begitu?" Tanya Lisa, terkejut dengan pertanyaan anak bungsunya.

"Hanya ingin tahu saja. Karena belakangan ini, kau kelihatannya sedih dan lelah. Ini karena aku, kan?" Chiquita merasa bersalah. Dia merasa, dia hanya menimbulkan beban pada keluarga itu.

Mungkin jika sejak awal Chiquita tak di adopsi, keluarganya tak akan pernah mengalami kesulitan itu.

"Chiquita, boleh lihat eomma sebentar?" Tanya Lisa, menangkup pipi Chiquita lembut. "Jangan menangis dan dengarkan apa yang eomma katakan, oke?"

Chiquita mengangguk. Dia terisak pelan. Dia bahkan tak sadar bahwa sebelumnya dia sudah menangis.

"Dengarkan ini karena eomma tidak akan mengulangnya. Kau adalah bentuk hadiah terindah yang pernah hadir di hidup kami semua. Eomma, semua unnie-mu. Kau bukan beban. Jika kau berpikir begitu, singkirkan itu. Karena kau adalah kebahagiaan kami semua. Jika kau sakit, kami semua merasa lebih sakit. Jika kau tidak ada, kami akan merasa kehilangan. Jadi tolong, jangan berpikir buruk dan kuatlah untuk kami semua. Mengerti?"

Chiquita diam. Air matanya menetes dari sudut matanya dan dia mengangguk.

Benarkah semua kakak-kakaknya berpikir seperti itu tentang dirinya? Benarkah mereka akan kehilangannya jika dia... pergi? Apakah mereka akan menangis? Apakah mereka akan mengingat bahwa dia pernah hadir dalam hidup mereka?

Semua pikiran itu membuat Chiquita takut. Dia tak mau mati. Dia tak mau menyerah. Dan sekarang, dia takut dengan apa yang dia hadapi.

Penyakit ini... Chiquita tak pernah berpikir akan mengalami ini. Bagaimana jika kedepannya dia akan merepotkan anggota keluarganya?

"Bagaimana jika aku ternyata tidak bisa sembuh dan aku malah merepotkan kalian selama sisa hidupku?" Tanya Chiquita, dengan air mata masih terus berjatuhan dari sudut matanya.

"Kalau begitu, terus sulitkan kami semua. Kami tidak peduli tentang itu. Kami semua menyayangimu dan jika merepotkan kami semua akan membuatmu bertahan, lakukanlah. Lakukan itu, Chiquita." Lisa berkata sebelum mengecup kening putrinya dengan penuh kasih sayang.

"Aku takut, eomma. Aku sangat takut jika aku tidak bisa sembuh."

"Eomma mengerti, nak. Tapi, kita usahakan yang terbaik, mengerti? Eomma janji akan melakukan yang terbaik demi membuatmu kembali sehat." Bisik Lisa, mengecup keningnya lagi sementara itu diam-diam, air mata Lisa menetes.

Sekeras apapun dia berusaha untuk tidak bersedih di depan anaknya, itu semua sangat sulit. Hatinya sesak dan dia hanya bisa menangis dalam diam, tak mau memperlihatkan tangisannya secara terang-terangan.

I'M NOT DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang