sampai di ruang tengah ternyata suaminya sudah pulang dan sekarang dirinya sedang duduk sambil menatap ke arahnya.
"loh papah udah pulang?"
"udah mah anak anak mana?"
"di kamar arka giginya sedang sakit niatnya mamah mau menghubungi dokter"
"ya udah hubungi sekarang" ucapnya, mamah Claudia mengangguk lalu menghubungi dokter dengan telepon rumah.
sedangkan di kamar alden terus mengajak arka berbicara, arka jadi bingung kenapa kakaknya ini bawel sekali sih?!
"dek Lo tau ga kenapa cicak bertelur?"
"ga tau" jawabnya dengan malas.
"ya karena kalau beranak kucing! hahaha...." alden terus tertawa dengan leluconnya sendiri, padahal tidak lucu.
"dek Lo tau g–––
"GA TAU ADEK GA TAU UDAH AH JANGAN NGOMONG TERUS GIGI ADEK LAGI SAKIT!"
"o-oh ya maaf dek, emang sakit banget ya? apa ga terlalu sakit? apa sakit pake banget banget"
astaga kenapa alden menjadi banyak omong seperti ini? dia jadi tambah menyebalkan!
"adek–––
"hiks adek ga tau abang hiks jangan tanya tanya lagi gigi adek sakit.." ucapnya sambil menangis menatap wajah kakaknya dengan bibir yang melengkung ke bawah.
Alden langsung memeluk tubuh adeknya sambil ngepat pat "maaf abang ga sengaja hehe"
"awas ah!" ucapnya sambil menyingkirkan tubuh alden menjauh darinya.
ceklek.
mamah Claudia masuk dengan dokter di belakangnya membuat tubuh arka menegang seketika.
"jadi itu anak saya dok yang harus di periksa"
"ini" ucapnya sambil menunjuk alden.
"mana ada" ucap alden sambil menggeleng menatap sang dokter.
"yang sakit adek saya dok bukan saya... sok tau Lo!" ucapnya dengan memelankan suaranya di akhir kalimat.
"oh maaf maaf" ucap sang dokter.
dokter itu mulai mendekati arka yang sedang menutup wajahnya dengan selimut hanya matanya saja yang kelihatan.
"ayok adek manis buka mulutnya.. aaa...." ucap dokter gigi itu, arka menggeleng sambil menatap mamahnya.
"nanti dokter kasih permen yang banyak" ucapan sang dokter membuat mamah claudia mendelik tajam.
hei anaknya sedang sakit gigi malah di tawarin permen apa tidak tambah sakit itu gigi anaknya, ada ada saja ini dokter.
"ayok sekarang buka aaa.."
arka menurut lalu membuka mulutnya dan dokter mulai memeriksa gigi arka, dan benar saja gigi anak itu berlubang pantas saja sakit.
dokter mulai mengeluarkan alat pencabut gigi.
"nah sudah selesai tidak sakit bukan?"
"heum! t-tidak" ucapnya sambil menatap ke arah mamah Claudia yang sedang tersenyum ke arahnya.
dokter beranjak lalu menghampiri orang tuanya arka "sudah selesai kalau begitu saya permisi dulu bapak ibu"
"mari saya antar" ucap papah Andrew.
papah Andrew mengantar dokter keluar dan di kamar hanya tersisa tiga orang.
mamah Claudia duduk di tepi ranjang sambil terus menatap anaknya.
"ga sakit kan?" ucapnya, arka menggeleng.
"sekarang tidur ya? apa mau di temen sama mamah?"
lagi lagi arka menggeleng lalu menunjuk alden.
"apa?" ucap alden bingung.
"mau tidur sama abang~"
"ya udah kalau begitu abang tidur disini ya temenin adek kamu"
"iya mah" ucapnya, mamah Claudia lalu keluar dari kamar milik arka.
"udah sekarang tidur" tanpa menjawab arka mulai menutup matanya perlahan.
saat alden akan memeluk guling dia baru sadar kalau di kamar adeknya hanya ada satu guling saja.
"dek sini gulingnya" ucapnya yang berusaha mengambil guling dari pelukan arka.
"ga mau" ucap arka dengan mata yang masih tertutup.
"ck ah lama lo!"
dia menarik paksa bantal guling itu membuat arka meringis sakit.
"aishh sakitt..."
"maaf maaf abang ga senggaja sumpah, adek jangan nangis ya" ucapnya sambil menenangkan arka yang akan menangis.
"sakit tau kena gigi adek tadi bantalnya!"
"iya abang minta maaf sini abang elus elusin"
"ga usah!" ucapnya lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
alden membuang napasnya panjang "bodo amat lah selagi ga nangis gue aman" ucapnya lalu menyusul arka ke alam mimpi.
next?
nih gua update, masih ada yang baca kah? kalau ada typo mohon dikoreksi yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐢 𝐊𝐞𝐭𝐨𝐬|| {𝐁𝐱𝐁}
Romance❗dilarang keras mengcopy.❗ "sial.. saya pastikan kamu berada di kungkungan saya babe" penasaran sama ceritanya? baca aja prend. //⚠️warning⚠️/// mengandung unsur❗❗ -bxb⚠️❗ -homo⚠️❗ -lgbt⚠️❗ -🔞 dikit ya dikit