7

186 27 7
                                        

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, vote dan komennya guys. Terimakasih 💙🍓

*Maaf kalo ada typo*


Selamat membaca 💙


Jin sudah berada di rumahnya. Ia berada di dalam kamar dan duduk di ranjangnya.

"Airin... Maafkan Aku," gumamnya sambil rubuh dan menatap kosong. Bayangan wanita itu selalu tersenyum manis menutupi duka dalam keluarganya, terus mengganggu pikiran Jin. Rasa cinta yang selama ini ada dalam hatinya, ternyata membangkitkan syahwat yang selalu terpendam.

Ia pun kembali menghubungi Ken, menanyakan keadaannya.

"Dia sudah lebih baik, Tuan." jawab Ken dengan menarik nafas dalam.

"Menurutmu, apa aku harus menikahinya?" Tanya Jin meremas tangannya sendiri, "kuhancurkan hati Chandra yang baru saja berbunga karena cinta pada Airin."

Hening, Ken tak memberikan jawaban karena itu memang sangat sulit untuk dipilih. Jika Jin menikahi Airin, akan ada banyak hati Yang terluka. Tak hanya Chandra yang patah hati, tapi juga ibunya sendiri yang murka karena tradisi, lalu Diandra yang hancur karena diceraikan. Pun Airin belum tentu mau.

"Airin hanya bilang dia tidak akan menuntut anda," ujar Ken membuat Jin merasakan sesak di hatinya. "Dia akan fokus pada kehidupan keluarganya. Masa depannya, yang mungkin tanpa masa depan."

"Ken..."

"Airin bilang tidak mungkin melukai perasaan ibu anda, juga nyonya Diandra. Dia perempuan, tidak mungkin menyakiti perempuan juga." Jelas Ken membuat Jin semakin sesak mendengarnya.

"Airin... Airin!"

"Dia sudah pulang. Dia berdiri dengan tangguh, Tuan."

"Dia memang malaikat yang terluka karena iblis sepertiku." Isak Jin meremas tangannya dan mematikan telepon sambil terus meratapi penyesalan yang tiada berguna sama sekali.

Jin telah membuat Airin kehilangan segalanya. Cintanya, masa depannya, impiannya. Ini adalah kehilangan terbesar dari Airin setelah kehilangan orang tua, dan dipaksa dilangkah oleh adiknya.

*****

Airin berjalan ke arah pintu rumah dan berusaha senormal mungkin dalam bersikap. Namun, dia heran melihat Karina ada di rumah ini dengan tas besar dan terlihat terisak.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya dengan melupakan luka dan dukanya.

"Masih tanya kenapa? Jelas Karina diusir dari rumah mertuanya karenamu, karena membela kakaknya yang perawan tua." Teriak bibinya tanpa memperdulikan perasaan siapapun. "Kamu juga bodoh Karina, kenapa harus kamu bela sampai melawan mertua. Jadinya kamu diusir."

Bibinya menatap sinis Airin yang mendekati Karina.

"Sudah jelas kakakmu ini memang simpanan bosnya, lihat jam segini baru pulang." Lagi bibinya menabur garam pada luka Airin.

"Diam kamu!" Teriak Airin pada akhirnya tak mampu meredam emosinya. Sampai bibinya terperanjat dan menelan saliva dengan susah payah.

"Apa itu benar?" Tanya Airin pada adiknya.

"I-iya, Kak." Karina menjawab dengan gugup. Ia memang diusir mertuanya karena membela Airin yang digunjing oleh sang mertua sebagai perawan tua dan simpanan bosnya.

"Kalian memang menyedihkan." Ucap bibinya menggeleng sombong.

Rahang Airin mengeras, amarahnya bercampur dan ia pun langsung menoleh pada bibinya.

Cinta Yang Dititipkan (Jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang