Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, vote dan komennya guys. Terimakasih 💙🍓
*Maaf kalo ada typo*
Selamat membaca 💙
"Tidak! Kita belum tahu itu anak Jin atau semua itu baru bisa diketahui setelah tes DNA pasca dilahirkan." Ibunya angkat suara. Membuat senyum Diandra terlihat di wajahnya.
"Itu memang anakku, Bu. Aku yang melakukannya. Dia wanita baik-baik, aku bisa membedakan, akulah yang pertama menyentuhnya." Ucap Jin memperjelas.
Mata Chandra terpejam saat Jin mengakui semuanya. Sakit, marah, kecewa, semua menjadi satu. Terlebih saat Jin mengatakan kapan semua itu terjadi. Sungguh, dia menyesal telah mengabaikan firasat buruknya.
Ya Tuhan... Itu adalah malam di mana Aku mengutarakan cinta. Ada apa denganmu Jin? Apa kamu juga mencintai Airin?
Batin Chandra terus berusaha menerima kenyataan. Namun, apa Jin mencintainya? Atau hanya karena mabuk? Sehingga dia tak sengaja melakukannya? Chandra masih ragu, tapi siapa peduli. Pada kenyataannya semua itu telah terjadi.
"Anak itu adalah keturunan pertama keluarga Grisham, yang artinya dialah pewaris utama keluarga ini kan?" Ucap Chandra mengingatkan, meski hatinya terluka.
Terluka bukan karena warisan, tetapi karena dia sudah menyiapkan impian untuk hidup mandiri bersama wanitanya itu, yang kini telah hancur lebur. Kini dia berusaha rela jika Airin harus menikah dengan kakaknya, demi keturunan pertama keluarga itu.
"Tidak! Sampai kapanpun tak akan ada perceraian di keluarga ini. Terlebih Jin adalah pewaris utama, anak pertama yang menjadi contoh bagi semua keturunan kita." Yejin masih kekeh dengan peraturan leluhurnya.
"Kita bisa mengambil anak itu dan membiarkan Diandra merawatnya," tambahnya semakin egois.
Chandra menjadi kesal begitu juga Jin. Namun, Jin tak pernah bisa menantang ibunya.
"Jika aku diambil orang lain, apa ibu akan biarkan itu? Apa ibu akan rela kehilangan anak yang ibu kandung?" Ucap Chandra memandang ibunya dengan tajam. Sekarang tujuan Chandra adalah agar Airin dan anaknya mendapatkan haknya di keluarga ini. Dia lebih berani menentang ibunya.
Yejin mulai terlihat cemas, ia gelisah dan memegangi dadanya lalu nafasnya mulai sesak. Semua panik, nyonya besar itu ambruk dan tak sadarkan diri. Kini mereka melupakan sejenak kisah Airin dan fokus pada ibu mereka. Jin menggendong ibunya dan membawanya ke dalam mobil untuk pergi ke rumah sakit.
*****
Chandra duduk berjarak satu kursi dari kakaknya. Kaku, dingin, itulah suasana di antara mereka saat ini. Tak ada lagi canda tawa atau gurauan manja.
Jin menoleh pada adiknya yang masih menatap kosong. Meratapi kenyataan, bahwa wanita yang dicintainya seketika seolah terlepas begitu saja dari tangannya.
"Chandra..." Jin mendekat.
Namun, Chandra tetap membisu, bahkan enggan menoleh. Jin meraih pundaknya dan berjongkok menatap wajah adiknya. Untuk pertama kali, pandangan mereka bagai asing, bahkan seperti musuh yang saling menahan diri.
Beberapa saat kemudian, dokter keluar dari ruang periksa dan mengatakan nyonya Grisham syok berat. Hingga sebaiknya dia tidak dalam tekanan besar setelah ini. Chandra menjadi gelisah, dia tak tega dengan kondisi ibunya, tapi dia juga ingin keadilan untuk wanita yang dicintainya. Dia memandang Jin yang tampak rapuh tapi masih tetap berusaha tegar, mereka berpandangan dan Jin mengangguk pilu seolah tahu apa keinginan adiknya. Chandra tersenyum dan meninggalkan kakaknya yang berdiri kelu di depan ruang perawatan ibunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/375394080-288-k235489.jpg)