*Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, vote dan komennya guys. Terimakasih 💙🍓*
Hari ini Seokjin harus mengurus pekerjaan ke luar kota. Sebenarnya dia ingin Airin ikut, tapi Prince harus mengurus keperluannya masuk sekolah.
"Biar aku yang urus saja pendaftaran sekolah Prince. Kakak ipar pergi saja," ucap Ken sok peduli.
Airin kembali mendelik dan tidak menjawab kebaikan Ken.
"Tidak, Ken. Kamu pergilah berlibur bersama Karina. Biar pekerjaan di sana aku yang selesaikan, dan John mengurus semua di sini." Seokjin mengusap bibirnya dengan tisu, lalu ia beranjak tidak lupa merapikan pakaian lebih dulu dibantu istrinya. Selanjutnya, ditemani Airin menuju pintu keluar.
"I'll miss you." Ucap Seokjin sambil meraih pinggang Airin. Menatapnya lekat, memberikan kecupan sayang di kening cukup lama.
"Will miss you too." jawab Airin dengan tersenyum.
"Really?" Goda Seokjin, "kalau begitu-"
"Seokjin... Kamu hanya pergi tiga hari, dan kehadiranku untuk Prince sangat penting di hari pertamanya sekolah." Airin mengingatkan.
Sudah bisa ditebak, Seokjin ingin dirinya ikut pada akhirnya. Mana mungkin dia bisa berpisah terlalu lama.
Seokjin tersenyum dan mengangguk lalu memeluk Airin dengan sangat lama.
"Seokjin... Nanti terlambat," bisik Airin.
"Masih ada tiga menit lagi. Dan itu harus dimanfaatkan dengan baik." Balasnya, seolah tidak ingin menyia-nyiakan sedetikpun untuk selalu memeluk istrinya. Bahkan, mungkin Seokjin menganggap para pelayan dan sopir juga security adalah bunga-bunga yang menjadi saksi kemesraannya.
"Waktunya habis." Airin menarik kepalanya dari dada Seokjin. Menatap wajah pria yang begitu memujanya.
"Baiklah." Bisik Seokjin, melepaskan Airin dan masuk ke dalam mobilnya.
Airin hanya menatap kepergian suaminya dengan segala rasa yang ia tidak mengerti.
*****
Selama tiga hari Airin sibuk bersama Prince, menyiapkan keperluan sekolahnya dan menemaninya di hari pertama. Seokjin selalu menghubungi mereka di kala senggang dan selalu menunjukkan rindu yang teramat besar untuk keduanya.
Besok pagi dengan penerbangan pertama pukul empat pagi Seokjin akan pulang ke rumah. Padahal sebelumnya Seokjin menelpon Airin bahwa ia hanya dapat pesawat jam delapan pagi.
Di sisi lain, selesai menemani Prince tidur, Airin masuk kamar dan terdiam seorang diri. Entah kenapa ketika sendirian, ada rasa rindu pada suaminya. Tidak ada yang menggodanya, tidak ada yang memujinya setinggi langit, rasanya ingin cepat suaminya kembali.
Airin yang berusaha merebahkan dirinya, mencoba segera tidur agar esok bisa bangun pagi untuk pergi ke sekolah bersama Prince.
Tempat pukul 05.30 Seokjin sudah tiba di rumah. Dengan penerbangan jam 04.00 dan hanya butuh waktu satu jam perjalanan, tentu ia sudah bisa sampai pagi-pagi sekali karena jalanan tidak macet. Seokjin hendak ke kamar Prince, tapi sepertinya Prince biasa bangun jam 06.00. Seokjin memutuskan ke kamarnya lebih dulu, sepertinya Airin masih tidur.
Seokjin melihat Airin tertidur pulas di tempat tidur dengan selimut rapi. Ia tersenyum dan langsung duduk di sampingnya, lalu mengecup kening Airin.
"Seokjin?" Airin terkejut dan membuka matanya.
"Maaf, aku tidak bermaksud membangunkanmu." Seokjin memandang Airin dengan rasa bersalah.
"Apa ini sudah siang?" Airin segera menyingkap selimut karena mengira kesiangan mengingat Seokjin bilang pesawatnya jam 08.00 pagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/375394080-288-k235489.jpg)