5

232 27 19
                                        


Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, vote dan komennya guys. Terimakasih 💙🍓

*Maaf kalo ada typo*

Sepanjang malam Airin tak bisa memejamkan matanya. Dia teringat terus lamaran Chandra padanya, dan entah itu serius atau tidak dia pun tak tahu. Ada harapan yang begitu besar di hatinya, meskipun tetap saja ia ragu untuk melangkah.

Cinta mungkin belum sepenuhnya hadir, tapi rasa hangat dan nyaman membuat dirinya lebih berarti dalam hidup pasca beberapa kali mengalami kehilangan.

"Apa dia serius? Atau hanya sedang mengerjaiku seperti biasa?" Gumamnya.

Hanya bersama Chandra dia bisa sebahagia ini. Hanya karena Candra dia merasa seperti digelitik ulu hatinya. Hanya karena Chandra Dia merasakan sebuah harapan untuk masa depan. Baru kali ini juga dia memikirkan seorang lelaki dalam hidupnya.

Hingga malam berlalu dan ia mulai terlelap, senyum terukir di wajahnya. Menunjukkan bahwa dia mulai memiliki gairah hidup dan tujuan yang sama seperti para wanita kebanyakan. Tak lagi merasa hidupnya hanya untuk menyenangkan orang lain terutama keluarga dan adik-adiknya.

*****

Pagi ini Airin berangkat ke rumah tuannya dengan gugup dan salah tingkah.

"Semoga dia tidak masuk kerja hari ini, jadi aku bisa menemani Tuan Jin saja." Gumamnya. Dia pun berdiri di depan kamar Chandra dan mengatur nafasnya sebaik mungkin.

Dia pun memejamkan mata dan komat-kamit berdoa, berharap dia tak gugup saat bertemu dengan Tuan barunya.

Chandra mengintip dari balik pintu, dia melihat Airin Tengah memejamkan mata sambil berdoa. Karena itu dia membuka pintu dengan perlahan, lalu berdiri di depan Airin yang tengah memejamkan mata.

Keisengannya muncul, dia pun mengulurkan jari telunjuknya untuk menyentuh bibir Airin. Sontak saja wanita itu membuka mata dan menjerit keras, sampai-sampai Chandra panik dan membekap mulut Airin serta mendorongnya ke dinding di belakangnya.

Jin yang terkejut membuka pintu kamar, keluar dan berjalan ke arah kamar adiknya yang memiliki lorong yang sama dengannya. Namun, ia menghentikan langkah dan melihat bagaimana adiknya lebih berani.

Chandra mendekap Airin dan menahannya di dinding.

"Psstt," bisiknya dengan serius, sedangkan Airin mengerjapkan matanya dengan cepat. "Nanti orang salah paham."

Akhirnya tangan Chandra terlepas dari mulut Airin.

"Menyingkir dariku." Bisik Airin. Sedangkan Jin bersembunyi di balik dinding yang menjorok.

"Kenapa? Tubuh gadis kecil sensitif, hm?" Goda Chandra membuat Airin salah tingkah.

"Chandra, seriuslah. Tidak nyaman dilihat orang dalam keadaan seperti ini." Balas Airin sambil menoleh ke kiri dan kanannya.

"Kemarin aku serius, tapi kamu abaikan."

"Karena aku tidak bisa membedakan mana dirimu yang serius mana yang bercanda." Airin mendorong dada Chandra agar menjauh darinya.

"Hmm, jadi kamu ingin kita serius?"

"Hah.." Airin melengos dan membuka tablet untuk mengalihkan kepanikan dan kegugupan nya.

"Aku tidak mau hubungan kita seperti bos dan asisten. Aku ingin kita seperti kamu dan Ken, sepertinya seru." Ucap Chandra serius.

Ada gurat kecewa di wajah Airin mendengar jawaban Chandra. Padahal dia berharap kalimat lain yang terucap.

"Tidak mungkin, karena faktanya kamu atasanku."

"Tapi aku akan lebih suka di atasmu."

Plakk!!

Cinta Yang Dititipkan (Jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang