24

358 38 14
                                        

*Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, vote dan komennya guys. Terimakasih 💙🍓*

Seokjin tersenyum melihat akhirnya wanitanya ikut. Perjalanan cukup panjang, Airin memilih tidur dan membiarkan Seokjin sendirian. Sesekali hanya menerima telepon dari Ken dan membahas pekerjaan.

Akhirnya tiba di hotel yang akan diresmikan. Pemandangan laut yang eksotik dipadu dengan cahaya matahari yang mulai menguning menyambut mereka. Seokjin yang hanya menggunakan kaos putih lengan panjang, langsung disambut oleh rekannya.

"Aku akan langsung ke ruangan rapat, kamu ke kamar saja." Ucap Seokjin menoleh pada Airin yang mengangguk.

Keduanya berpisah di lobby. Airin diantar ke kamar hotel terbaik di sana oleh manager hotel.

Sesampainya dikamar, Airin membuka tirai-tirai yang tertutup. Terlihat laut dan deburan ombak di sana. Airin tersenyum dan memuji hotel ini sebagai hotel yang indah.

Beberapa saat Airin sendirian dan melihat lihat kamar itu, pun membuka pintu ke arah balkon dan menatap lautan yang indah. Ia tersenyum, berusaha menghirup udara segar dari sana.

"Kamu suka?" Tanya Seokjin mengejutkan Airin yang tengah asik menikmati suara angin.

"Halo, Ken. Prince aman?" Seokjin menelpon Ken.

"Prince asik bermain. Dan tahu kalian pergi. Tapi dia mau bicara."

Seokjin tersenyum dan menantikan suara putranya.

"Papa bawakan aku hadiah." Hening sesaat, "adik perempuan," lanjutnya.

Airin menoleh dan mendekat pada suaminya. Ia pun mengambil alih ponsel Seokjin dan bicara pada Ken.

"Ken, jangan ajari Prince penyakit gilamu!" Airin tahu persis putranya pasti diajari karena bicara seperti itu. Airin mematikan telepon dan menyerahkan ponsel pada lelaki yang tengah menatapnya dengan takjub, ia jadi salah tingkah lalu membuang pandangan dan beralasan Ingin merapikan pakaian.

"Apa Ken dan Karina sudah resmi berpacaran?" Ucap Seokjin membuka obrolan.

"Tidak akan ada yang mau menikah dengan Ken." Jawab Airin.

"Kenapa?"

"Karena dia...ah... Maksudku.. karena dia menyebalkan dan mulutnya kadang seperti perempuan." Ucap Airin sambil tertawa pelan.

Seokjin terpesona dengan tawa itu, ketawa yang selalu ia rindukan ketika sedang meeting bertiga.

Seokjin mendekat, melingkarkan tangannya di pinggang Airin menaruh dagunya di pundak Airin dan sesaat mereka diam, saling menyelami hati masing-masing.

Sayang, suara bel membuyarkan mereka, Seokjin segera membuka pintu. Rupanya penata rias yang datang. Seokjin segera mandi untuk pesta jam delapan malam nanti. Dan Airin sibuk dengan penata rias yang telah disiapkan untuknya.

******

Seokjin memakai tuxedo hitam dan kemeja putih terlihat gagah seperti biasa. Sedangkan Airin menggunakan gaun hitam yang sedikit memamerkan bahunya.

 Sedangkan Airin menggunakan gaun hitam yang sedikit memamerkan bahunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Yang Dititipkan (Jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang