15

152 31 25
                                    

Ken menarik nafasnya berat, ia harus mengisahkan apa yang sesungguhnya terjadi pada Airin hari ini. Supaya semuanya terbuka jelas.


"Tuan Seokjin Grisham, bos kita, pria yang kamu benci saat ini. Dialah pria yang dimaksud Chandra sebagai orang yang cintanya lebih besar padamu." Ucap Ken membuat Airin menoleh dan menautkan alisnya.

Airin menggeleng, tapi lagi-lagi Ken memintanya tidak memotong apapun yang akan dia sampaikan.

"Ya, Chandra mulai menyadari betapa besarnya cinta kakaknya padamu, hingga dia cemburu bahkan sangat cemburu." Ken menerawang jauh, "Tuan Seokjin sudah jatuh cinta padamu, pasca dua tahun pernikahannya dengan nyonya Diandra."

Airin hanya menggeleng hampir tidak percaya.

"Saat dia merasa telah salah memilih seorang istri. Dia menemukan sosok wanita kuat, penyayang yang berjuang demi keluarganya. Dia adalah kamu, Airin. Dia kagum dengan semua pribadimu, dia kagum dengan semua yang kamu miliki. Hingga dia akhirnya jatuh cinta padamu... Tapi dia tidak berdaya. Kamu pasti tahu kenapa."

Airin memandang kosong, hampir tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Supaya selalu bersamamu, dia menjadikanmu asisten utamanya. Semakin hari, dia mulai tidak bisa memendam perasaannya itu dan menceritakan semuanya padaku. Dan sialnya, semakin sering bersamamu membuat dia tidak bisa mengendalikan hormon testosteronnya. Kamu tahu kan, libido Dia sedikit di atas normal." Kekeh Ken miris. "Jadilah dilampiaskan pada wanita-wanita bodoh itu... Dan itu... Dengan membayangkanmu. Ya, membayangkanmu Airin." Lanjut Ken penuh penyesalan.

Airin memejamkan mata dengan rapat. Ingin menyangkal semua ini dan mengatakan Ken bohong, tapi ia telah berjanji untuk diam. Benarkah sampai membayangkan dirinya? Itu sangat berlebihan.

"Itu kenapa dia tidak pernah mengencani wanita-wanita itu untuk kedua kalinya. Karena melakukannya hanya jika dia... Terpancing setelah melihatmu," Ken tersenyum pahit. "Bahkan saat kita memergokinya masih bersama wanita. Dia sangat kesal dan muak melihat wanita itu, karena sadar kamu sedang berdiri bersamaku, bukan yang memeluknya."

Airin diam saja, rasanya berlebihan dan konyol. Apa iya sampai seperti itu? Bisa saja Ken hanya mengarang, seperti biasa Karena membela tuannya. Hati Airin terus berontak dan membela diri bahwa itu hanya akal-akalan Ken saja.

"Kamu ingat, pernah mengatakan bahwa jodoh adalah cerminan kita? Bahwa pria baik untuk wanita yang baik?" Ken mengingatkan diskusi mereka saat itu, "saat itu dia sangat terpukul. Sangat hancur, dia minum alkohol sambil terus mengutuk dirinya sebagai pria brengsek yang tidak layak bersanding denganmu." Ucap Ken sambil menggeleng lemah.

Airin mulai mengingatnya, saat itu ia juga sempat salah menendang kaki bosnya.

"Aku berulang kali bilang padanya, nikahi saja Airin dan ceraikan nyonya Diandra, tapi dia tidak pernah bisa menolak ibunya. Dia terlalu takut menjadi anak durhaka hingga malah menjadikan dia.... Tetap saja bukan pria baik kan? Dan saat kamu sedih karena pernikahan adikmu, dia ingin sekali memelukmu Airin berusaha menghapus air matamu. Dan saat kamu pergi ke toilet dia berujar...

'Ken, bagaimana caranya supaya dia tidak sedih? Haruskah aku mengatakan isi hatiku? Aku tidak suka melihat dia sedih dan rapuh. Tunggu.. dia wanita baik, tidak layak menjadi milikku. Dia untuk lelaki yang baik, bukan? Dan kurasa aku tahu siapa orangnya.'

... Kamu tahu siapa yang dia maksud? Ken menoleh dan memandang Airin.

"Chandra. Ya, Dia memanggil Chandra untuk pulang dan menitipkan cintanya untukmu melalui adiknya. Aku tekankan lagi... Seokjin, mencintaimu melalui adiknya." Ucap Ken, "tapi Chandra pun tidak pernah tahu semua ini."

Cinta Yang Dititipkan (Jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang