Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, vote dan komennya guys. Terimakasih 💙🍓
*Maaf kalo ada typo*
Selamat membaca 💙
Awal mula kepindahan Chandra memang tidak menemukan kesulitan. Meskipun sempat ditolak beberapa perusahaan, memang aneh ketika perusahaan besar milik Tuan Brahma justru menerimanya. Bahkan pengajuan besaran gaji yang Chandra sebutkan langsung disetujui.
Bukan hanya itu, Chandra juga diberi fasilitas yang baik. Tidak tanggung-tanggung, dia diberikan mobil meskipun Chandra lebih senang memakai mobil milik Airin.
Chandra sempat merasa heran dengan kebaikan bosnya, tapi bosnya beralasan pekerjaan yang dia lakukan selalu memuaskan, karena itu layak diberi kesempatan besar juga apresiasi.
Chandra merasa sangat bangga ketika mendengar pujian dari bosnya. Meski dulu dianggap si anak manja yang hanya senang bertualang menghabiskan uang keluarga, kini setelah menikah dia dapat membuktikan kemampuannya. Bahwa dia bisa bekerja, mencari uang dan nafkah untuk istrinya. Dari keahlian yang dia miliki.
"Katakan kamu ingin apa? Aku akan membelikannya untukmu." Tanyanya pada sang istri.
"Kita tabung, untuk anak kita."
Namun siapa sangka, hari ini dia menyadari bahwa dirinya tetap masih anak manja yang diam-diam dibantu keluarganya. Rahang Chandra mengeras mendengar percakapan mereka. Dia tak menyangka bahwa meski telah menjauh, hidupnya masih dicampuri oleh kakaknya.
Chandra teringat saat Jin memaksanya pulang secepatnya saat itu.
"Dengar anak hilang, sudah saatnya kamu kembali." Ujar Jin dari ponselnya.
"Ada apa? Kakak terdengarnya gelisah?" tanya Chandra ketika itu.
"Kamu benar. Aku membutuhkanmu, hanya kamu yang bisa menggantikanku. Cepatlah, kamu jangan banyak tanya." Jin mematikan telepon dan kembali ke halaman rumah Airin, saat itu dia melihat Ken Tengah menghibur sahabatnya.
Kini Chandra seolaj lupa hingga tak pernah bertanya apa tujuan kakaknya memanggilnya. Dia hanya menduga sudah saatnya Dia membantu bisnis keluarga mereka.
Akhirnya, dengan penuh amarah Chandra mendorong pintu hingga terbuka lebar. Ken dan Tuan Brahma terkejut bukan main.
"Chandra? Ini belum jam tujuh kan?" Tanya Tuan Brahma gugup dan panik.
Chandra menatap Ken yang selalu bersikap tenang.
"Apa maksud semua ini?" Tanya Chandra menatap tajam asisten kakaknya.
"Aku akan jelaskan. Tenangkan dulu dirimu." Jawab Ken.
"Jadi...hhh... Jadi selama ini Jin masih mengasihani aku? Apa yang kuraih saat ini adalah pemberiannya? Bahwa aku tak mampu menjaga istri dan anakku hingga dia membantuku di belakang?!" Geram Chandra.
Ken berusaha tenang dan mengingatkan Chandra bahwa amarahnya tidak akan berguna.
"Chandra, kita bicara baik-baik. Duduklah, akan aku jelaskan. Dan simpan amarahmu karena tidak akan berguna untuk menyelesaikan selisih paham ini." Ucap Ken tenang.
"Kamu benar. Aku tidak berguna. Karena yang hebat hanyalah Tuan Besar Grisham. Iya kan?" Chandra semakin geram, "kenapa Ken? Kenapa dia meremehkanku?"
Ken menggeleng jengkel. Chandra yang terbiasa bebas dan dimanjakan menjadikannya kurang mampu mengontrol emosi pada tekanan-tekanan tertentu. Terutama urusan perasaan.
