*Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, vote dan komennya guys. Terimakasih 💙🍓*
Seokjin dan prince sedang menemani Yejin yang kurang sehat.
"Kamu sudah putuskan?" Tanya Yejin.
"Bu, aku tidak bisa memaksakan kehendakku. Aku memang mencintainya, ingin sekali menikahinya. Tapi jika dia tidak bahagia karena itu untuk apa aku paksakan?" Ucap Seokjin lirih.
"Prince sudah akan masuk sekolah. Lalu apa status hubungan orang tuanya ditulis di form sekolah?"
Seokjin memijat pelipisnya dan membuka kancing kemejanya.
"Seandainya kami menikah karena Prince, lalu dia jatuh cinta pada pria lain. Kasihan dia, akan terhalang oleh hubungan kami. Airin baru merasakan cinta saat Chandra hadir, Aku tidak ingin mengikatnya lagi. Biarkan dia menentukan takdirnya sendiri." Jelas Seokjin.Seokjin keluar dari kamar ibunya lalu berjalan ke kamarnya sendiri, merebahkan diri berusaha tenang.
Seokjin teringat awal pertemuan dengan Airin, Dia seorang pegawai divisi keuangan. Saat itu terpaksa menggantikan kepala divisi untuk menyampaikan laporan di rapat bulanan. Seokjin sudah merasakan kekaguman, meski terlihat gerogi tapi Airin tetap berusaha percaya diri. Lau Diangkat jadi sekretaris kepala divisi.
Airin mulai menunjukkan keahliannya menganalisa banyak hal, hingga Seokjin tertarik menjadikannya asisten tambahan. Semakin hari justru Airin yang semakin ia andalkan. Pada akhirnya benih-benih cinta itu tumbuh, ketika melihat Airin dalam keadaan rapuh, mencurahkan keluh kesahnya pada Ken. Tapi ketika berhadapan dengan Seokjin dan pekerjaan, Airin selalu dinamis. Tidak ada kesan terganggu dengan masalah pribadinya.
Seokjin semakin sering memperhatikannya, mengagumi, hingga akhirnya jatuh cinta.
Seokjin yang sulit jatuh cinta, kini merasakan kembali getaran yang sama seperti pada Diandra di masa lalu. Tentu setelah Diandra mencabik-cabik cinta dan kepercayaannya, ia seperti kosong dan membenci perempuan.
Namun aturan dan tradisi membelenggunya, hingga ide gila muncul di kepalanya, mencintai Airin melalui adiknya.
Kini, ia menyesal, tapi tiada guna. Hanya tarikan nafas demi nafas yang terdengar menandakan kegelisahan, keresahan, ketidakberdayaan, dan harapan yang sulit diwujudkan.
*****
Airin yang tanpa sengaja mendengar obrolan tadi, duduk termenung di kamar Chandra. Ia mulai pusing sendiri, haruskah Ia menikah dengan dua orang lelaki yang sesungguhnya adik kakak?
"Chandra.." ucapnya lirih.
"Kamu masih berperang dengan perasaan dan logikamu?" Tanya Chandra memeluk Airin.
"Chandra...kamu... Apa Kamu nyata?" Tanya Airin menatap wajah yang sangat ia rindukan.
"Airin, Aku sangat mencintaimu. Tapi Tuhan hanya menjodohkan kita tidak lebih dari sembilan bulan. Dan kamu ingat? Bibi Saida pernah bercerita bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk seorang pria. Dan dia akan kembali pada pemilik tulang itu," ucap Chandra.
"Aku tidak ingat."
Airin tidak peduli, ia hanya memeluk kekasihnya dengan erat, supaya tidak pergi lagi darinya.
"Aku rasa kamu bukan ciptakan dari rusukku. Sejauh manapun kamu lari dari takdir, dia akan mengembalikanmu pada pemiliknya. Ini bukan soal cinta... Tapi ketika bicara takdir, Tuhan hanya menuliskan jodohmu bukan cintamu, karena cinta bisa hadir kapan saja seiring berjalannya waktu."
Chandra mencium tangan Airin yang memejamkan mata, tapi saat membuka mata kembali Chandra telah menghilang lagi.
"Chandra... Jangan tinggalkan Aku!" Teriak Airin.
![](https://img.wattpad.com/cover/375394080-288-k235489.jpg)