10

168 22 4
                                    

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, vote dan komennya guys. Terimakasih 💙🍓

*Maaf kalo ada typo*


Selamat membaca 💙

Beberapa bulan kemudian..

"Pagi.. Tuan Chandra." Goda Airin membuka selimut yang menutupi tubuh suaminya.

"Pagi nyonya Chandra."

Airin mendaratkan ciuman setiap pagi di kening dan hidung suaminya, dan Chandra akan meminta lebih dengan memajukan bibirnya.

"Mandi sana." Ucap Airin.

Chandra tersenyum dan bangun, lalu memeluk Airin dari belakang.

"I love you."

"Apa tidak bosan mengatakan itu setiap hari?"

"Apa kamu mulai bosan mendengarnya?"

Airin menoleh dan menggeleng, lalu memeluk suaminya dengan erat.

"Aku harus bekerja, nanti kesiangan. Tabungan kita masih sedikit untuk menyambut prince." Ucap Chandra sambil mengelus perut Airin.

Akhirnya Airin melepaskan pelukannya, membiarkan suaminya mandi. Untuk kemudian pergi bekerja dan pulang sore hari. Chandra tak perlu khawatir meninggalkan Airin untuk bekerja. Karena tetangga mereka sangat perhatian setiap harinya.

Mereka selalu membantu Airin yang sedang hamil. Tak jarang mengirim makanan, sekedar icip atau memang sengaja membuatkan.

Chandra bekerja di sebuah perusahaan desain interior. Gajinya makin meningkat, bahkan dia selalu dapat bonus dari pekerjaan yang dibuatnya. Kini dia bisa merasakan tanggung jawab yang sesungguhnya, bukan lagi Pangeran manja yang selalu bergantung pada harta keluarganya.

Malam harinya..

"Chandra..." Airin memeluk Chandra dari belakang dengan gaya khasnya. Tangan kiri di pundak Chandra dan tangan kanan dibawah ketiaknya.

"Hmm? Aku sedang mendesign untuk pesanan sebuah perusahaan besar. Sabar ya." Ucap Chandra.

"Pernikahan kita sudah menginjak 6 bulan.. dan kamu... Belum..." Airin terdiam, merasa malu mengatakannya.

Ya, Chandra belum pernah mengambil hak dan kewajibannya sebagai seorang suami. Chandra tersenyum dan menoleh.

"Aku tidak ingin membuat dirimu dan anak kita tidak nyaman. Tapi... Memangnya kamu siap?" Goda Chandra memainkan alis dan matanya.

"Aku siap Chandra." Airin menjawabnya dengan menunduk dan tersipu.

"Apa itu aman?" Tanya Chandra.

Airin mengangguk. Tidak ada masalah selagi tidak kontraksi kata dokter.

"Kapan kamu tanya dokter? Bagaimana mungkin aku tak tahu?" Tanya Chandra sukses membuat istrinya itu cemberut.

"Ya sudah, kerjakan saja design mu." Airin berjalan ke tempat tidur dan menarik selimut.

Chandra terkekeh geli memandang tingkah istrinya. Sebenarnya ada kekhawatiran dari Chandra bukan soal kehamilannya saja, tapi... Secara psikologis, apa Airin tidak trauma? Chandra takut, andai Dia berusaha menyentuhnya, Airin akan teringat masa kelamnya. Meski dia sendiri tidak tahu, sampai kapan dia akan bertahan dari godaan hasrat sebagai pria dewasa telah menikah.

Cinta Yang Dititipkan (Jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang