Sebuah gedung setinggi 200 meter berdiri menjulang dengan interior yang begitu mewah dan elegan. Cat dindingnya berwarna dark grey hingga memberikan suasana mengintimidasi.
Dalam ruangan yang tak kalah mewah, Zhiguang duduk di kursi megahnya dengan segelas whiskey sebagai pendamping. Di hadapannya saat ini terdapat dua orang yang sedang berlutut dengan luka lebam di seluruh wajah dan tubuhnya.
"Ampun, Tuan Xia! Kami tidak pernah mengedarkan senjata tanpa persetujuan anda!"
Dor!
"Besar sekali nyali kalian berteriak padaku." Peluru kembali diisi. Zhiguang meletakkan pistolnya di meja dan menenggak whiskey tercintanya. Sementara Minghao di sisinya hanya diam memperhatikan tanpa berani berbicara. "Katakan siapa yang menjual senjata tanpa izinku?"
"Ampun, Tuan Xia... Kami benar-benar tidak melakukannya..."
"Pembohong."
Peluru kembali ditembakkan tepat pada kepala. Pria itu mati seketika dengan mata membelalak terkejut disertai darah yang keluar dari mulut menganga seolah tak menerima kematiannya. Pria terakhir yang masih hidup kini gemetar hebat melihat kematian temannya.
Beberapa saat yang lalu dia masih bisa berbicara, namun kini tubuhnya tergeletak dengan darah yang menggenang hingga menimbulkan aroma tak sedap. Zhiguang memasang wajah jijik melihatnya, ia melempar tatapan tajam pada Minghao dan berkata sarkas, "Panggil pelayan untuk membersihkan kekacauannya. Benar-benar menjijikan melihat darah dan tubuh dari manusia tidak berguna."
"Baik, Tuan."
Bahkan Minghao yang memiliki status lebih dekat dengan Zhiguang sebagai sahabat juga merasa takut dengan orang itu untuk saat ini. Karena suasana hatinya sedang tidak baik sebab terdapat beberapa senjata yang dijual tanpa izin dan tidak ada laporan transaksinya.
Suara ketukan sepatu yang menyentuh lantai menggema di seluruh ruangan. Tiap ketukannya membuat pria itu semakin gemetar, air mata menetes dari matanya kala Zhiguang berhenti tepat di hadapannya. "A-ampun Tuan Xia..." mohonnya. Ia bahkan rela menundukkan kepala hingga menyentuh lantai untuk memohon ampun.
Pasalnya, Zhiguang saat ini benar-benar menyeramkan. Tidak ada yang tau kapan dia akan menarik pelatuknya.
"Kenapa membungkuk seperti tikus?" Tubuhnya jongkok untuk menyamakan tinggi dengan bawahannya yang kini dengan takut-takut mulai mengangkat kepalanya. "Katakan saja padaku, siapa yang menjual senjata itu?"
"Dia, Tuan! Dia mengajak saya untuk menjualnya tanpa izin! S-saya... berniat untuk memberikan laporan transaksinya pada Tuan Hao tapi dia merobek suratnya!" suaranya memekik bagai tikus yang terjepit di jebakan. Antara hidup dan mati. Meminta pertolongan pada siapapun yang melihatnya. Tanpa tau bahwa orang yang melihatnya pun akan tetap membiarkannya hingga mati.
Zhiguang tersenyum menang mendengar jawaban sesuai dengan yang dia inginkan. Ia kembali berdiri dan berjalan menuju mejanya, kembali menenggak whiskey yang tersisa lalu melempar gelasnya secara sembarangan hingga hancur berkeping-keping.
"Seharusnya kau jujur sejak awal, jadi suasana hatiku tidak akan buruk seperti ini." Matanya melirik setajam elang pada Minghao untuk kesekian kalinya sambil melempar pistol pada sang sekretaris dan dengan suara yang begitu menekan, Zhiguang memberikan perintah, "Bawa dia ke ruang bawah. Siksa bagaimanapun caranya hingga dia memberi tau kemana dijualnya senjataku itu."
"Baik."
"Ampun, Tuan Xia! Saya hanya memberikan senjatanya pada dia! Saya tidak menjualnya!" Tubuhnya diseret secara tak manusiawi menuju ruang bawah tanah oleh para penjaga yang berdiri di depan ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR DAY [GuangJie]
FanfictionMengandung unsur 🔞🔞 Kumpulan cerita dewasa antara Xia Zhiguang dan Huang Junjie. Cerita ini bertema oneshoot yang tiap chapternya berbeda-beda dan berisi konten dewasa. Harap bijak dalam membaca!!!! (Minor dilarang mendekat, kalau ngeyel dosa tan...