Chapter ini atas request noona_jie tentang dokter dan pasiennya
Enjoy the chapter!!!
Huang Junjie adalah pasien kanker hati stadium akhir yang memiliki keterbatasan dalam berbicara. Singkatnya, dia bisu.
Karena hal ini beberapa dokter di rumah sakit mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengannya. Mereka harus menunggu Junjie selesai menuliskan kata-katanya dan tidak bisa membalas sapaannya.
Tak ayal, keterbatasannya ini kerap menjadi bahan pembicaraan para perawat yang mengira ia juga tuli. Sebenernya Junjie hanya bisu karena kecelakaan yang membuat pita suaranya rusak. Telinganya masih berfungsi dengan baik, walau ia tidak bisa membalas cemoohan para perawat di belakangnya.
Jadi Junjie sudah terbiasa menghabiskan hari-harinya di rumah sakit sendirian. Dia tak memiliki keluarga, anak panti asuhan yang tumbuh dewasa di atas kakinya sendiri. Namun ujian hidupnya tak berhenti disitu ketika ia juga menderita kanker hati stadium akhir.
Penyakit yang mengharuskannya untuk tetap berbaring di bangsal rumah sakit sambil memperhatikan musim yang silih berganti dari jendela kecil. Memakan makanan rumah sakit yang hambar dan meminum berbagai jenis obat untuk menghalau pertumbuhan kankernya.
"Junjie, saatnya minum obat."
Perawat yang paling ramah dan selalu mengurusnya setulus hati telah tiba dengan nampan berisi obat-obatan. Junjie dengan tenang mengambil dan meminumnya satu persatu. Perawat itu, Bibi Lu, tersenyum lembut, seraya menjelaskan, "Omong-omong, akan ada dokter baru yang akan menangani kamu. Mungkin jadwal cek nanti sore kamu akan bertemu dengannya."
"Dokter baru?" Tanyanya setelah mengetik di ponselnya.
"Iya, kabarnya dia baru menyelesaikan studi di luar negeri dan telah berhasil menyembuhkan pasien kanker hati lainnya! Ini berkah Tuhan untukmu, Junjie."
Bibi Lu tersenyum begitu senang membuat Junjie turut bahagia melihatnya. Walau jauh dalam lubuk hatinya ia tidak yakin dapat disembuhkan, namun setidaknya ia harus berusaha kan?
Untuk menunggu hari berganti menjadi sore, Junjie menghabiskan waktunya untuk belajar bahasa isyarat menggunakan bahasa inggris agar memudahkan komunikasi dengan dokter barunya. Perawat yang melihat hal itu hanya terkikik di depan pintu tanpa berani masuk dan menyapa.
Mereka bilang, "Untuk apa menyapanya? Memangnya dia bisa menjawab sapaan kita?"
Enak saja. Walau kondisinya begini namun Junjie masih bisa tersenyum dan melambaikan tangan. Dan lagi, senyumannya adalah yang paling manis di rumah sakit ini, begitulah kata pasien paruh baya yang ia temui beberapa hari lalu.
Ketika denting jam telah menunjukkan pukul 4 sore, Junjie bergegas menuju ruangan dokter yang akan menangani dirinya sambil ditemani oleh Bibi Lu yang tak hentinya mengoceh tentang betapa hebatnya dokter baru itu.
"Permisi, dokter Xia."
"Masuklah." Pintu ruangan di dorong hingga terbuka, menampakkan sosok pria bertubuh tinggi dan kekar yang dibalut kemeja hitam lengan panjang yang digulung hingga siku. "Apakah ini pasien baruku?" tanyanya setelah mempersilahkan Junjie untuk duduk.
Bibi Lu mengangguk, ia membelai kepala Junjie dengan penuh kasih sayang dan senyuman yang tak luput dari wajah keriputnya. "Namanya Huang Junjie dan maaf sebelumnya tapi... dia mengalami keterbatasan dalam berbicara."
Dokter dengan nametag Xia Zhiguang itu memasang wajah terkejut untuk seperkian detik walau setelahnya berubah menjadi datar kembali. Hening sejenak membuat Junjie mengira bahwa ia akan mendapat ejekan lagi, namun Zhiguang menggerakkan tangannya membuat bahasa isyarat
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR DAY [GuangJie]
Fiksi PenggemarMengandung unsur 🔞🔞 Kumpulan cerita dewasa antara Xia Zhiguang dan Huang Junjie. Cerita ini bertema oneshoot yang tiap chapternya berbeda-beda dan berisi konten dewasa. Harap bijak dalam membaca!!!! (Minor dilarang mendekat, kalau ngeyel dosa tan...