Penggabungan saran yang diberikan oleh Junjie dan Zhiguang segera dijalankan. Minghao sebagai ketua pelaksana rencana penghancuran organisasi Wei Zheming semakin sibuk hingga tak memiliki waktu untuk istirahat.
Waktu dimulainya misi ini adalah saat pelelangan tanah ilegal di pinggiran kota Zhengzhou. Organisasi milik Xia Zhiguang yang telah memiliki tempat untuk hadir di pelelangan ini dengan rela melepas dan memberikan surat kehadirannya pada Wei Zheming sebagai upaya untuk memancingnya.
Pelelangan tanah bukanlah hal yang murah untuk dibeli. Setidaknya tiap orang harus menyiapkan jutaan Yuan untuk mempersiapkan diri di lelang ini. Namun hal yang tidak mereka ketahui adalah tanah itu sebenernya sudah menjadi milik Zhiguang secara pribadi.
Jadi pada akhirnya jika Wei Zheming berhasil membeli tanah itu, uang yang didapatkan akan masuk ke rekening Zhiguang. Ketika mengetahui kebenaran ini Minghao hanya bisa mengangguk bangga dan paham mengapa Zhiguang bisa berada di kursinya hingga sekarang.
Selama menunggu pelelangan dilakukan, Junjie kerap berlatih menembak di lapangan mansion yang dilatih khusus oleh kekasihnya. Ia adalah orang yang mudah menyerap pembelajaran jadi setelah dua hari berlatih secara rutin, pada hari ketiga ia sudah bisa menembak dengan tepat sasaran ke buah apel di atas meja.
Zhiguang tau alasan Junjie terus berlatih menembak, namun ia begitu takut untuk membiarkan sang kekasih turun langsung ke medan pertempuran.
"Teriak dengan keras jika seseorang menyentuhmu," peringati Zhiguang seraya mengisi ulang peluru pada pistol milik Junjie. Mereka akan bergerak secara berpisah. Zhiguang ditemani oleh komandan pelatih dan para pasukan akan menghancurkan keamanan eksternal organisasi Wei Zheming. Sementara Junjie dan Minghao diperintah untuk mengambil surat pelelangan tanah dan informasi lain yang berharga.
Sebuah misi yang terlihat sederhana namun memiliki resiko lebih mengancam. Sebab itu Zhiguang begitu khawatir dengan keamanan Junjie.
"Jika dia terluka—"
"—kamu sudah mengatakan hal itu berulang kali hingga telingaku nyaris pecah mendengarnya."
"Kamu harus melindunginya!"
"Aku tau!"
Junjie hanya terkekeh melihat interaksi antara mereka berdua. Hidupnya setelah bertemu Zhiguang benar-benar berubah 180° dari sebelumnya. Junjie tidak pernah memikirkan bahwa suatu hari akan ada saat dimana dirinya harus menggenggam pistol dan tanpa takut menembaknya pada orang yang mengancam.
Setidaknya kuasa dan harta Zhiguang dapat melindunginya dari hukuman penjara.
Rencana dimulai dengan tim Zhiguang yang bergerak pertama kali. Sementara Junjie akan menyusup setelah 30 menit berlalu sesuai perjanjian.
Suara tembakan terus terdengar diiringi pekik kesakitan yang mengisi malam dingin kali ini. Junjie hanya dapat memejamkan matanya guna menahan diri agar tidak muntah sekarang juga. Minghao yang menyadari hal itu dengan sigap menyampirkan jaketnya untuk melindungi tubuh mungil itu.
"Anda tidak apa-apa?" tanyanya lembut yang dibalas anggukan oleh Junjie. "Jika tidak kuat, anda bisa menunggu di mobil saja."
"Tidak apa-apa, aku akan segera membaik."
Tak berselang lama sinyal berwujud kembang api menyala sebagai tanda bahwa misi selanjutnya akan segera dimulai. Junjie dan Minghao bergegas menyusup kedalam ruang informasi yang telah dibobol oleh Zhiguang sebelumnya.
"Perhatikan langkah anda," peringati Minghao seraya menahan tubuh Junjie agar tidak terjatuh ketika salah menginjak lantai yang langsung ambruk ke bawah.
Gedungnya begitu mewah sama dengan milik Zhiguang, yang membedakan adalah saat ini dinding-dindingnya dipenuhi bercak darah yang mengerikan dan mayat bergelimpangan. Junjie merasa mual melihat hal tersebut, beruntung Minghao selalu mendampinginya walau mereka menjadi lebih lambat dari seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR DAY [GuangJie]
FanfictionMengandung unsur 🔞🔞 Kumpulan cerita dewasa antara Xia Zhiguang dan Huang Junjie. Cerita ini bertema oneshoot yang tiap chapternya berbeda-beda dan berisi konten dewasa. Harap bijak dalam membaca!!!! (Minor dilarang mendekat, kalau ngeyel dosa tan...