22 - KELUARGA

945 66 17
                                    

Chapter kali ini request dari veru2711 tentang NanQiu dan CicikPuri tentang family

WARN 🔞 🔞 AREA!! (sedikit)

Sebelumnya mohon maaf karena kemarin sempet aku un-publikasi karena kepencet dan belum selesai chapternya, aku juga lagi fokus buat masa penyembuhan dulu jadi kemarin ga sempet update huhuu

I'm so sorry guysss :((









sa kehamilan adalah yang paling melelahkan. Perjuangan untuk bertahan hidup sambil membawa nyawa lain di dalam perut selama 9 bulan bukanlah hal mudah.

Lin Qiushi terdiam setelah melihat hasil testpack di tangannya. Akhir-akhir ini ia sering merasa tidak enak badan dan mudah lelah jadi ia memutuskan untuk mengeceknya saja, karena kebetulan tiga minggu yang lalu Lin Qiushi baru saja membantu Ruan Nanzhu melewati jadwal rut miliknya.

Pintu toilet diketuk dari luar menyadarkannya dari lamunan yang begitu dalam. "Qiushi, apa semua baik-baik saja? Kamu sudah berada di dalam begitu lama." Nada suaranya yang diucapkan terdengar begitu khawatir dan takut.

"Nanzhu," panggilnya pelan.

"Ada apa? Kamu baik-baik saja?" Setelah meyakini diri berulang kali akhirnya Lin Qiushi memutuskan keluar. Ruan Nanzhu di luar terus menatapnya dengan gurat khawatir yang menghiasi wajahnya. "Qiushi....:

Lin Qiushi menyodorkan testpack di tangannya pada Alpha-nya. "Kamu mau dipanggil Papa atau Dadda?" tanyanya dengan senyum hangat yang terukir di wajah manisnya. Seluruh sel otak Ruan Nanzhu tiba-tiba tidak bisa bekerja jadi ia hanya membolak-balikkan testpack di tangannya dengan wajah kebingungan.

"Ini?"

"Alat tes kehamilan."

"Dan hasilnya?"

Wajah Lin Qiushi yang tadinya tersenyum lembut berubah menjadi masam dalam sekian detik. "Aku hamil," ucapnya datar. "Aku sedang hamil anakmu, Ruan Nanzhu."

"Ah?" Ruan Nanzhu menganga lebar. Kembali melihat pada testpack dan Lin Qiushi secara bergantian. "Kamu hamil?"

"Iya."

"Hamil... anakku?" tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

Lin Qiushi melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Ruan Nanzhu sedingin bilah pedang. "Lalu menurutmu aku hamil anak siapa?! Aku terakhir bercinta denganmu tiga minggu lalu saat kamu sedang rut!" Nada suaranya meninggi karena tidak terima dengan sikap Ruan Nanzhu yang seolah meragukannya.

Ketika kabut emosi masih menguasai Lin Qiushi, bulir air mata menetes dari manik indah Ruan Nanzhu hingga mengalir di pipinya yang seputih salju. Dia berlutut di hadapan Lin Qiushi, menggenggam erat kedua tangan Omega-nya dan berulang kali mencium punggung tangannya.

"Sungguh... aku tidak tahu harus berkata apa..." Suaranya serak dan tersendat-sendat. Kepalanya menunduk dalam sambil menciumi tangan Lin Qiushi. "Lin Qiushi... terima kasih...."

Setelah tangisan Ruan Nanzhu mereda, keduanya memutuskan pergi ke dokter untuk mendapatkan kepastian bahwa Lin Qiushi tengah mengandung. Dan sesuai dugaan kandungannya telah berusia 10 hari dengan bentuk gumpalan darah—yang kata Ruan Nanzhu terlihat sangat menggemaskan.

Trimester pertama biasanya diisi dengan morning sickness yang diderita oleh Omega yang mengandung. Lin Qiushi sudah bersiap untuk merasakan mual dan muntah ketika tahu bahwa dirinya positif hamil, namun situasinya saat ini berbeda. Ia menyandarkan tubuhnya dengan santai pada kepala ranjang sambil memakan semangka potong kesukaannya, memperhatikan Alpha-nya yang bolak-balik ke toilet secara rutin untuk memuntahkan isi perutnya.

OUR DAY [GuangJie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang