16 - TANTANGAN (2)

770 63 7
                                    

WARN 😘😘 AREA

Dont forget to vote and comment yha guyss











Hari pengambilan nilai rapot tiba.

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Zhiguang dan Junjie. Kedua orang tua mereka bahkan datang bersamaan menggunakan mobil yang sama, tentunya Junjie dan Zhiguang juga disana.

"Kalian tunggu saja disini, biar para orang tua yang masuk," ucap Mama Zhiguang yang disetujui oleh Ibu Junjie.

Sebagai anak, mereka berdua tentu tidak berani membantah. Jadi keduanya duduk di kursi taman dengan sedikit jarak.

"Kenapa kita tidak melihat papan peringkat paralel?" saran Junjie yang langsung disetujui oleh Zhiguang.

Papan peringkat paralel berada di aula utama sekolah mereka, dipajang sedemikian rupa untuk dilihat oleh tiap siswa-siswi. Begitu keduanya sampai disana, terdapat kerumunan besar yang melingkari papan itu.

Bahkan Xiao Zhan dan Minghao juga ada disana. "Hei, Zhan!" Zhiguang memanggil sepupunya yang baru akan memarahi salah satu murid lain. "Kamu sudah lihat papan nya?"

"Tentu saja belum, aku baru akan melihat jika tidak disela oleh orang ini! Argh sialan! Jangan injak kakiku!"

Xiao Zhan berteriak murka ketika kakinya tanpa sengaja diinjak oleh seseorang. Tiba-tiba, sesosok laki-laki lain menghampirinya, menarik tubuhnya keluar dari kerumunan.

"Yibo? Apa yang kamu lakukan?! Aku mau melihat papan itu!" Tubuhnya memberontak dari pelukan Wang Yibo—kekasihnya, yang baru saja menyelamatkannya.

"Aku sudah melihatnya, kamu berada di urutan 102 dari 180 siswa." Setiap Yibo berbicara, Zhiguang selalu merasakan ada hawa dingin yang menguar dari tubuh kekasih sepupunya itu. "Dan kau, Minghao, ada di urutan 96."

"Terima kasih," ucap Minghao disertai senyum tipis.

Xiao Zhan di pelukannya seketika menjadi seperti tanaman layu. "102 dari 180 siswa..."

Yibo tahu kekasihnya akan segera menggila, jadi dia membawa laki-laki itu pergi setelah berpamitan, diikuti oleh Minghao di belakangnya.

"Dia tidak melihat namaku?" Zhiguang merasa terabaikan. Dia melirik Junjie yang tengah berusaha berjinjit untuk melihat papannya. "Mau aku gendong?" tawar Zhiguang.

"Tidak, terima kasih."

Mungkin karena tubuhnya kecil dan ramping, Junjie seperti benda cair ketika mencoba menyelinap ke kerumunan itu. Dalam beberapa detik kekasihnya itu bahkan sudah berada di depan papan peringkat.

Zhiguang tidak masalah karena dia begitu tinggi ditambah matanya yang tajam, dia bisa melihat nama yang tertera di papan setidaknya dari urutan 1-60.

Tak lama kemudian, Junjie kembali ke sisinya dengan keringat yang menetes dari dahinya. "Aku sudah melihatnya," ucapnya sambil menyeka keringatnya.

"Jadi, bagaimana?"

Junjie nampak menjeda kalimatnya sejenak, menatap Zhiguang dengan fokus. "Kamu berada di urutan kedua."

"Lalu kamu?"

"Urutan pertama, tentu saja."

Zhiguang sangat menyukai sisi Junjie yang percaya diri seperti ini. Mereka segera pergi meninggalkan area aula menuju ruangan kelas tempat orang tua mereka berada.

Sepanjang perjalanan menuju ruang kelas, Junjie tidak berbicara sepatah katapun. Zhiguang akhirnya angkat bicara, "Bagaimana dengan keinginanku?"

Langkah kekasihnya terhenti. "Kamu... benar-benar serius ingin melakukannya?"

OUR DAY [GuangJie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang