Bab 23: Latihan menyusahkan

14 1 0
                                    

"Akanku bakar dunia ini dengan dendam dan menguburnya bersama sisa-sisa kuburanku. Kemudian kubuat kalian jadi bunga kuburan—berbahagialah."

Pagi-pagi, bahkan matahari belum keluar, namun kami harus keluar dari kamar kami.
Aku masih berjalan sempoyongan, untungnya Sakuya memapahku agar aku tidak jatuh dan tidur di tanah.

"Masih subuh banget, loh. Mending tidur," kataku.

Sayangnya itu tidak akan bisa terjadi, akibat latihan mengerikan yang harus kami jalani.

"Wo—woi, ini masih sangat pagi. Bagaimana jika kita tidur terlebih dahulu, lalu latihan nanti," saran kaminari, yang telah menyiapkan ancang-ancang untuk kabur. Namun, sayangnya, Tiger sudah berdiri di belakang kami agar kami tidak kabur.

Latihan pun dimulai. Kami melakukan latihan sesuai quirk kami. Aku sempat mempertimbangkan latihanku pada para pembimbing. Berdasarkan hasil corat-coret kecemasanku, kelemahanku: Tubuhku masih sering terbebani oleh quirk-ku. Kerena itu aku tidak bisa memaksimalkan quirk yang aku gunakan.

Sedangkan aku sudah pandai tentang menggunakan 2 quirk sekaligus dengan fokus, mengganti-ganti quirk dalam waktu cepat.

Berdasarkan kelemahan itu, aku di suruh untuk lebih membiasakan diri dengan quirk-ku. Aku harus ganti-ganti quirk setiap sepuluh menit. Aku disuruh untuk fokus menggunakan 1 quirk, daripada 2 quirk sekaligus.

Menurutku bagus juga untuk fokus pada 1 quirk saja, tapi terkadang dipertarungan aku terpaksa menggunakan 2 quirk.

Tapi untuk sekarang ada baiknya aku fokus dengan 1 quirk.

PLASSS!

Aku mengeluarkan api dengan skala yang sangat besar, namun tetap stabil.

"Bagus Kaguya, tahan skala api itu sampai 10 menit, lalu ganti," kata Mandalay, dalam telepatinya.

Setelah 10 menit, aku langsung menggantinya ke quirk bayangan. Kemudian dengan quirk bayanganku, aku harus menyerang monster tanah dari Pixie Bob.

Kapan ini selesai? Aku lelah.

Hal ini terus terjadi selama beberapa hari.

Setelah latihan panjang. Kami kembali ke kamp, lalu memasak.

"Woah, Kaguya sangat hebat memasak, ya," puji Uraraka.

Aku menoleh padanya, rupanya dia sedang memerhatikanku memasak di tungku. "Ah, ya, aku yang biasanya memasak di rumah."

Aku tersenyum semangat kerena topik Uraraka. "Tahu, kakak laki-lakiku, Hawks, kan? Dia makan ayam melulu, aku lelah melihatnya makan ayam terus. Jadi aku sering memasakkan makanan yang lebih sehat untuknya."

"Calon istri idaman, ya." Mineta tersenyum aneh.

Midoriya langsung terpanggil saat aku membahas hero. "Aku tidak menduga Hawks seperti itu," komentar Midoriya.

ALICE IN BOKU NO HERO / {BNHAxOC}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang