"Hidupku tidak begitu menderita tapi juga tidak bahagia"
Aku Ami. Hanya Gadis yang merupakan penulis. Kehidupan yang menyebalkan. Meski aku kayang. Tengkurap. Telentang, roll kedepan, ke belakang, tidak ada hal spesial terjadi. Kehidupanku sebagai siswi biasa di sekolah biasa yang membosankan.Tubuh dengan kehidupan yang normal, tanpa masa lalu yang 'menyedihkan'
Tapi aku tetap bersyukur dengan kehidupan ini. Kerena 'dia' juga menginginkan hidup yang normal, aku yang sekarang dapat hidup dengan normal. Harus bersyukur.
* * *
Aku, uraraka, tsuyu, lida, hagakure, midoriya dan Todoroki makan bersama di kantin. Aku menyantap oyakodon-ku dengan lahap.
"Ngomong-ngomong ujian praktiknya akan seperti apa, ya?" Ujar Uraraka.
"Hmn...aku tidak terlalu peduli sih." Balasku. "Tapi akan bagus mempersiapkan diri, mau coba menanyakan ke murid lain?"
"Kalau Kaguya, mau ujian seperti apapun pasti akan terselesaikan dengan mudah." Puji tsuyu.
"Iya!" Hagakure berseru setuju.
"Sayang sekali aizawa-sensei tidak memberitahu apa ujiannya." Ucap Midoriya mengikuti topik. "Mungkin saja itu untuk melat---ADUH!"
"Gomen, aku tidak sengaja menyenggol kepalamu yang besar itu." Sebuah permintaan maaf--- larat, maksudnya sebuah ejekan dari monoma.
"Kelas B! Mo--monoma!"
"Oh, ya. Aku dengar kau bertemu pembunuhan pahlawan." Terlihat tatapan Todoroki dan lida yang berubah mendengar ucapan monoma. Kalau aku? Aku tidak peduli. Aku sibuk makan dengan sesekali melirik monoma.
"Saat festival olahraga semua perhatian terpusat pada kalian. Namun semua perhatian itu bukan kerena mereka menaruh harapan pada kalian. Sebaliknya, mereka merasa kalian adalah pembawa sial. Aduh, bagaimana jika kelas B terkena masalah kerena kalian. Rasanya seperti dihantui dewa kesialan. Ah, seram ny----" ucapan monoma terpotong kerena pukulan Kendo.
"Monoma, jaga ucapanmu. Kau tidak tahu apa yang terjadi pada mereka." Ucap kendo kesal. "Maaf ya, kelas A. Anak ini sedikit gila." Bukan sedikit lagi namanya, Kendo.
"Maaf juga ya, Kaguya. Jangan menanggapi ucapannya."
"Kau mengatakan itu aku juga jadi makin tersindir." Ujar ku lembut. Aku berdiri dari meja. Berjalan ke arah Kendo.
Kendo yang mengerti melepaskan pegangannya pada monoma. Aku dan kendo tos, lalu kami berjabat tangan. Lalu tos lagi.
"YEY!" Seruku gembira.
"Kita sudah jarang bertemu ya, Kaguya."
"Iya juga."
"Oh, kau tidak pernah melepaskan gelang yang aku berikan ya." Kendo memegang tangan ku yang dihiasi gelang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALICE IN BOKU NO HERO / {BNHAxOC}
Fantasía(Jangan baca dulu, karena aku dalam proses penelitian dan analisis terhadap karakter di boku no hero.) "Apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan jiwa kedua itu?" Gadis itu mati. Gadis kecil yang bernama Ami itu mati. Ia ad...