Bab 34: Nomu

19 2 4
                                    

"Dunia semakin gila seiring kegilaanku."

"Yo, Kaguya," sapa Hawks dengan tingkah cerianya saat dia membuka pintu kamar rumah sakit.

Hawks melongo melihatku. "BUKANKAH SEKARANG SEBAIKNYA KAMU ISTIRAHAT?"

Dia geleng-geleng kepala saat aku sedang mengetik di laptop.

"Aku hanya terluka sedikit. Aku tidak dalam kondisi parah, Hawks," kataku.

Hawks berjalan masuk lalu menutup pintu di belakangnya. "Loh, bagus juga sampai tidak sekarat melawan Overhaul itu."

Aku terkekeh kecil. "Nightye-san sampai meregang nyawa, ya?" Aku menghela napas turut berduka cita. 

"Kaguya? Istirahat sekarang," perintah Hawks.

"Sebentar, aku masih harus mengerjakan tugas sekolah," jawabku. Sekolah alay ini dan tugas-tugasnya yang alay.

"U.A memang sekejam itu ya dalam tugas?"

Aku mengangguk tegas. "Sekolah jelek," kataku. "Tapi akan aku lewati semua ini, akan aku kerjakan semua tugas ini sambil mengeluh."

Hawks duduk di kursi samping mejaku lalu duduk di sana sambil menyilangkan kedua tangan di dada. "Istirahat Kaguya. Magang masih berlangsung, setelah ini kamu tetap harus magang."

Ah, aku lelah memikirkan ini. Sekolah jelek ini membuat aku stres. "Sebentar," kataku. "Jika mau aku istirahat, mending kamu hancurkan sekolah itu untukku. Sekarang."

Hawks hanya menatapku dengan tatapan heran.

Beberapa waktu berlalu. "Akhirnya!" Aku meregangkan tangan setelah akhirnya selesai mengerjakan tugas. Aku beralih mengganti aplikasi. Mengganti lagu dari lagu klasik menjadi lagu k-pop.

"Kaguya? Istirahat."

"Nanti. Aku sedang ada ide untuk menulis," jawabku. "Akan aku tulis seribu halaman tentang ketidaksukaanku pada dunia ini."

Hawks kembali menatapku dengan tatapan heran. Seolah mempertanyakan apakah aku gadis yang akan menjadi hero di masa depan?

"Kamu tidak apa?"

Aku mengernyit. "Tiba-tiba? Menurutmu jika aku masuk rumah sakit, apakah aku baik-baik saja?" tanyaku.

"Bukan begitu, tapi kamu tahu, kan? Eri memiliki kehidupan yang mirip dengan masa lalumu. Aku hanya takut itu akan memicu traumamu," jelasnya.

Aku terkesima sebentar. "Ini membuat aku emosional, jujur saja. Namun menurutku ini oke-oke saja."

Jujur saja, jujur sekali. Saat orang-orang yang tahu masa laluku memperlakukanku seperti ini, rasanya aneh. Misalnya paman Aizawa dan Hawks. Sejujurnya masa laluku itu, err sekarang terasa biasa saja. Terkadang sih, terkadang aku melankolis dan merasa semuanya menyedihkan.

ALICE IN BOKU NO HERO / {BNHAxOC}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang