"Kita lahir untuk dilupakan."
"Kaguya, aku mau mencoba belajar merajut," katanya, saat menghampiriku di malam hari. Ketika aku sedang menikmati diri sendiri merajut di teras asrama.
Aku tentu menerimanya dengan senang hati. Todoroki memintaku untuk mengajarinya merajut.
Awalnya aku mengira dia akan sama seperti teman-teman yang lain, mencoba setelah itu bosan lalu berhenti. Namun Todoroki malah serius belajar. Ini mengagetkan, tapi masih wajar. Asal tidak Bakugo tiba-tiba mau belajar saja sih. ITU MAH AKU NGECEK TANDA-TANDA KIAMAT DULU SIH.
Dan sekarang aku dan dia duduk di kursi teras.
Aku memerhatikannya saat dia mencoba membuat rantai dari single crochet. "Sebenarnya ada banyak nama untuk segala teknik merajut, tapi aku kurang tahu. Mamaku yang lebih tahu," jelasku.
"Ah." Todoroki kembali gagal membuat single crochet. Aku terkekeh kecil. "Tidak apa. Coba kamu membuat lobangnya sedikit lebih besar dengan menarik benangnya." Aku mendekat pada Todoroki lalu membantunya mengatur kebesaran lobang.
"Atur saja, jangan kebesaran tapi juga jangan kekecilan, agar kamu bisa memasukkan benang ke dalamnya," jelasku.
Todoroki akhirnya bisa membuat rantai dengan mudah, perlahan tangannya juga lebih lihai. "Kamu mau aku ajarkan hal lain?" tanyaku. Dia kemudian mengangguk.
Aku mengajarkannya beberapa hal, dan juga cara membuat lingkaran. "Lingkaran sulit," katanya.
Aku mengangguk. "Aku juga pada awalnya sering sekali gagal," kataku. Aku memegang tangan Todoroki, menuntun tangannya menggerakkan jarum rajut.
"Cobalah lakukan sendiri yang sudah aku ajarkan," saranku. Lalu dia mencoba melakukannya sendiri, meskipun belum rapi, tapi dia sudah cukup pandai.
"Yey, Todoroki sudah bisa," seruku. Aku bertepuk tangan. "Jika sudah mengerti dasar-dasarnya kamu bisa melakukan banyak hal," kataku.
Dia mengangguk lalu tersenyum kecil. "Masih belum bisa serapi milikmu, bagaimana caranya agar bisa lebih rapi?" tanya Todoroki.
Aku berpikir sebentar. "Karena aku sering merajut, jadi sudah terbiasa. Kalau Todoroki sering-sering merajut pasti juga bisa."
Aku menoleh lalu menatapnya dengan senyuman. Todoroki berkedip lalu menjauhkan wajahnya dariku. Aku baru sadar kami cukup dekat tadi. Apa dia risih? Aduh, sebaiknya lain kali jangan terlalu dekat. NANTI KALAU DIA RISIH MARAH LALU BERNIAT MEMBUNUHKU TANPA JEJAK BAGAIMANA?
Gila.
Setelah itu aku menghadiahkannya satu jarum dan beberapa benang. Aku menyarankannya untuk membuat sesuatu dari rajutan. Dia memilih untuk membuat gantungan kunci kucing. Aku sering membuat kucing, itu cukup simple untuk pemula. Aku juga memberikan Todoroki beberapa benang untuk dia membuat gantungan kunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALICE IN BOKU NO HERO / {BNHAxOC}
Fantasy(Jangan baca dulu, karena aku dalam proses penelitian dan analisis terhadap karakter di boku no hero.) "Apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan jiwa kedua itu?" Gadis itu mati. Gadis kecil yang bernama Ami itu mati. Ia ad...