Bab 31: Wawancara

17 1 0
                                    

"Orang dewasa memanglah perampok ulung, mereka merampok banyak hal dari anak-anak."

"Wawancara?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wawancara?"

"Ada kantor media yang ingin mewawancarai kehidupan sehari-hari kalian," ujar paman Aizawa. Pagi ini, hari senin yang menyebalkan, kami dikumpulkan di lantai pertama di ruang tamu untuk pemberitahuan ini. Aku masih sedikit mengantuk dengan gaun tidur bewarna biru muda dan pita pink di kerahnya. Dan kardigan cream. Dan rambut yang aku sanggul asal dengan jedai.

Kami semua langsung ribut. Tampil di TV adalah sesuatu yang menyenangkan dan mendebarkan untuk sebagian besar orang, sebagian kecilnya tidak sih. Aku tim yang biasa saja, mendebarkan sedikit sisanya tidak ada tanggapan.

Mungkin aku ingin tampil dengan wajah terbaikku, mungkin aku harus perawatan lebih hari ini.

"Woah, tiba-tiba sekali wawancara," ucap Jirou.

Aku mengangguk. "Tiba-tiba sekali. Tapi sepertinya akan menyenangkan."

"Kita harus tampil dengan sangat cantik!" seru Hagakure. "Ayo dandan hari ini!" ajaknya.

"Boleh saja," ucapku. "Tapi sepertinya agak merepotkan, kalau aku mungkin akan seperti sehari-hari saja."

"Dandan tipis-tipis sepertinya bagus juga," komentar Mina.

Jirou terkekeh kecil. "Kalau dandan Hagakure bukannya tidak perlu?"

Aku menyenggol tangan Jirou lalu terkekeh geli.

"Jangan terbawa suasana," tegas paman Aizawa. Kami langsung hening. "Tentang wawancara hanya tentang kehidupan sehari-hari kalian selama di asrama. Kepala sekolah menyetujui hal ini karena mempertimbangkan akan membuat wali kalian lebih nyaman mengetahui kalian hidup dengan baik di sini," jelas paman Aizawa.

Aku mendekat pada Jirou lalu berbisik, "sebenarnya tidak, ya. Soalnya kita hidup menderita dikarenakan tugas menumpuk."

"Kaguya, kamu masih begitu benci dengan sekolah ini, ya..." Jirou menatapku dengan tatapan heran.

Pria yang sepertinya adalah jurnalis yang dibicarakan memasuki asrama. "Jangan seperti itu pak Aizawa," katanya. "Aku ingin mewawancarai murid dalam keadaan paling alami."

"Pak Tokuda, saya belum memperbolehkan Anda masuk," peringat paman Aizawa.

"Wawancara dimulai pukul enam pagi, ini sudah pukul enam," ucap pak Tokuda sambil menunjuk jamnya. Pak Tokuda menghadap kami. "Siswa sekalian, saya Tokuda, jurnalis yang akan mewawancarai kehidupan sehari-hari kalian. Mohon kerja samanya."

"Mohon kerja samanya!" ucap kami sambil membungkuk.

"Saya akan memotret keseharian kalian sambil beberapa kali bertanya. Tidak perlu gugup, jalani saja keseharian kalian seperti biasanya."

* * *

Kami melakukan kegiatan seperti biasanya, namun sedikit berbeda karena sambil dipotret oleh pak Takeda. Sebelum waktu serapan, kami memasak serapan. Hari ini jadwal aku untuk memasak serapan.

ALICE IN BOKU NO HERO / {BNHAxOC}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang