06. RASA KHAWATIR

7 5 0
                                    

Ellena kembali kerumahnya setelah Evan bersama yang lain berangkat bekerja. Ia masih saja kesal mengingat Rena, yang sepertinya menaruh rasa pada Evan. Tapi, hal itu tidak akan membuat Ellena mundur walaupun Rena sudah lebih lama mengenal Evan.

Hp Ellena berdering, ada notif pesan dari Bima.

Bima 'MIPA 2

El ngingetin aja, jangan lupa nanti sore
Lo mau gue jemput apa gimana?

Gak usah bim
Ketemu langsung ditempatnya aja

Karena jam masih menunjukkan pukul 10.00, Ellena beranjak dari sofa ruang tamu menuju kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya diatas ranjang, lalu perlahan memejamkan matanya.

~

Kini Ellena sedang bersiap, setelah tidur beberapa jam dirinya menjadi lebih segar. Ellena mengeluarkan motornya dari dalam garasi, lalu memanaskan motornya terlebih dahulu karena sudah lama tidak ia gunakan.

Sebenarnya motornya hanya ia gunakan ketika bepergian saja, kalau berangkat dan pulang sekolah, Ellena lebih suka naik bus umum karena katanya jalan lebih sehat.

Sudah beberapa menit menunggu, Ellena langsung melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumahnya. Sepanjang perjalanan Ellena hanya fokus melihat kedepan, ia memang masih agak takut naik motor.

Butuh waktu sedikit lama untuk Ellena berhenti disalah satu toko hijab, tempat tujuannya. Ketika turun dari motor ia melihat Bima yang sudah menunggunya.

"Eh Bim lo udah dateng dari tadi?" tanya Ellena, menghampiri Bima.

"Enggak, gue juga baru dateng"

Mereka pun memasuki toko itu, lalu memilih-milih mukena yang akan mereka hadiahkan untuk wali kelas mereka sebagai hadiah ulang tahun.

"Ini aja gak sih, bagus terus harganya juga pas" tunjuk Ellena pada salah satu mukena yang desainnya terlihat mewah namun sederhana.

"Iya bagus kok" Bima mengambil pilihan Ellena. "Ini ya, gue bayar dulu"

Setelah membayar belanjaannya, mereka berdua keluar dari dalam toko. "Sekalian buat kartu ucapan kan?" tanya Bima pada Ellena.

"Iya, enaknya buat dimana ya?"

"Em gue tau, cafe deket sini-sini aja sih"

"Oke"

Ellena dan Bima bergegas pergi. Bima melajukan motornya terlebih dahulu, membimbing Ellena ke cafe yang ia maksud.

Tak lama mereka sampai di cafe yang dimaksud Bima. Ellena langsung mengenali, bahwa itu cafe milik Evan, yang kemarin ia hendak kunjungi bersama Anna tapi malah kini ia bersama Bima, entah apa yang akan Anna lakukan jika tahu.

"Ayo El" ajak Bima ketika melihat Ellena malah melamun, bukannya turun dari motornya.

"Iya" Ellena pun mengikuti Bima memasuki cafe itu.

"Selamat datang, dua orang saja ya Kak"

"Iya"

"Mari saya antar, nanti pesannya dibawah ya Kak"

Staf cafe itu mengantar Ellena dan Bima. Awalnya Ellena sedikit kaget, melihat akses menuju cafe bawah tanahnya sangat unik.

Diruang utama hanya ada meja resepsionis untuk memandu, lalu terdapat lemari besar dipojok ruangan, dan jika dibuka ternyata bukan sembarang lemari biasa melainkan jalan menuju ruang bawah tanah.

"Bisa pesen disana ya Kak"

"Terimakasih Kak"

Ellena dan Bima berjalan menuju arahan staf, namun Ellena sedikit kaget melihat Evan yang menjaga konter cafe. "Kak Evano?"

MEET FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang