27. INSIDEN

2 1 0
                                    

"What?!?! Nanti malem?" seru Anna, terkejut mendengar Ellena yang mengatakan, bahwa nanti malam Evan mengajaknya pergi.

Ellena hanya mengangguk. Mereka berdua kini sedang menonton film bersama dikamar Ellena. Namun, karena asik mengobrol filmnya jadi terabaikan.

"Jangan-jangan" kata Anna menggantung. Ellena mengangkat alisnya, penasaran. "Kak Evano mau nyatain perasaan ke lo" tambah Anna.

"Gak mungkin kan?" ragu Ellena.

Anna memegang kedua bahu Ellena, menatap sahabatnya itu dengan penuh keyakinan. "Gak ada yang gak mungkin, bisa aja kan"

Mendengar perkataan Anna, senyum Ellena mengembang. Jantungnya jadi berdebar begitu kencang, bagaimana jika itu benar terjadi.

"Jadi sekarang lo harus siap-siap"

"Kan masih nanti malem Na"

"Dandan yang cantik, buruan! Gue bantuin"

~

Setelah Ellena membersihkan diri, Anna dengan telaten membantu Ellena bersiap di depan cermin. Jemarinya cekatan mengatur rambut sahabatnya itu, memastikan setiap helai tertata rapi.

Anna juga menunjukkan, keahliannya merias wajah pada Ellena. Ia menyapukan sedikit lipstik di bibir Ellena, lalu mundur selangkah untuk mengamati hasil karyanya. Ellena terlihat begitu cantik, namun kecantikan yang terpancar lebih dari sekadar penampilan luar, matanya bersinar cerah, dipenuhi kebahagiaan yang tak bisa disembunyikan.

Anna hanya tersenyum lembut, merasa ikut bahagia melihat sahabatnya begitu bersemangat. "Waw, lihat nih hasil keahlian tangan gue"

Ellena melihat wajahnya didepan cermin, "Ini karna wajah gue aja gak sih, yang emang udah cantik" sahutnya, dengan percaya dirinya.

"Iya... Iya... "

Anna berdiri di depan lemari pakaian, matanya menelusuri deretan baju sambil berpikir keras. Setelah beberapa saat, dia akhirnya menarik sebuah dress yang menurutnya sempurna untuk malam ini.

Sebuah dress berwarna pink kalem, dengan panjang selutut. "Nih" ucapnya dengan penuh keyakinan, mengangkat dress itu dan menunjukkannya pada Ellena.

Dress itu memiliki lengan transparan yang halus, dapat memperlihatkan bahu indah Ellena dengan elegan tanpa terlihat berlebihan.

"Sip"

~

Malam pun tiba, langit dipenuhi bintang-bintang yang bersinar lembut, menambah kehangatan malam.

Ellena melangkah keluar dari dalam rumahnya, dress pink kalem yang dipilihkan Anna melambai lembut saat ia berjalan. Angin malam yang sejuk membelai lembut wajahnya, membuat rambutnya sedikit bergerak.

Di depan rumah, Evan sudah menunggu dengan tenang, namun begitu Ellena muncul, ia terdiam sejenak, terpana.

Mata Evan tak bisa lepas dari sosok Ellena yang tampak begitu memukau malam ini. Ia sampai menelan ludah, mencoba mengatur kembali detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat.

Ellena tersipu malu melihat tatapan Evan, wajahnya merona samar di bawah cahaya lampu teras.

Setelah beberapa detik terdiam, Evan akhirnya menyadarkan dirinya. Dengan cepat ia melangkah ke mobil dan membukakan pintu untuk Ellena.

Namun, saat Ellena hendak melangkah masuk, ia menghentikan langkahnya sejenak dan menatap Evan dengan tatapan kesal.

"Kak Evano lupa sesuatu ya" ucap Ellena sambil menyilangkan tangan di dadanya, alisnya terangkat sedikit, seolah menunggu respons Evan.

MEET FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang