Hari Minggu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Ellena duduk di ruang tamu, asyik bermain game bersama Juan, sementara Daniel menonton TV dan Evan sibuk dengan laptopnya, mengetik dengan serius. Suasana di dalam rumah terasa hangat dan santai, hingga suasana itu tiba-tiba terpecah oleh bunyi bel rumah.
Daniel segera bangkit untuk membuka pintu. Begitu pintu terbuka, Rena muncul dengan senyuman lebar, membawa sekotak bekal makanan. "Hai!" sapanya ceria.
Rena melangkah masuk dan seketika melihat Ellena di ruang tamu. Ekspresinya sedikit terkejut dan heran, tetapi dia cepat-cepat mengalihkan perhatiannya pada Evan. Rena lalu duduk di sebelah Evan, membuat Ellena merasa sedikit cemburu. Melihat kedekatan mereka, Ellena menatap Rena dengan rasa tidak senang, sambil berusaha menahan perasaannya.
Rena mulai berbicara dengan Evan tentang makanan yang dibawanya, tampak asyik. Sementara itu, Ellena mencoba untuk tetap fokus pada permainan, tetapi pikirannya terus melayang. Suasana di ruang tamu kini menjadi campur aduk, dengan rasa cemburu yang menggelayuti pikiran Ellena.
Di sampingnya, Juan menyadari kerutan di dahi Ellena, dan membisikkan kata-kata untuk mengompori gadis itu. "Tuh lihat kan!" bisiknya, mencoba menambah kecemburuan Ellena.
Mendengar bisikan Juan, Ellena semakin merasa tertekan. Ia melirik tajam ke arah Juan, seolah mengingatkan agar tidak mengganggunya.
Tiba-tiba, Rena yang melihat kearah Ellena dan Juan, dengan nada menggoda berkata, "Kalian berdua, kelihatan serasi deh" Senyumnya lebar, tetapi ada nada ejekan di balik kata-katanya.
Ellena dan Juan, yang mendengar itu, langsung kompak menolak dengan tegas. "Gak mungkin lah! Ogah gue sama nih orang" seru Juan cepat.
"Aku juga ogah kali sama Kak Juan" seru Ellena, ikut tak terima.
Evan yang berada di samping mereka, mendengar semua percakapan itu dan terlihat tidak senang. Wajahnya sedikit keruh, seolah merasakan ketegangan yang aneh.
"Ren, jangan asal ngomong gitu" katanya dengan nada tegas. Suasana di ruang tamu semakin tegang, dan Ellena merasakan hatinya bergetar, bingung dengan situasi yang terjadi.
"Oh maaf" ucap Rena merasa tak enak.
Melihat ketegangan yang terus berlanjut, Ellena memutuskan untuk memecah keheningan. "Aku mau pergi ke warung sebentar. Ada yang mau titip?" tanyanya, berusaha terdengar santai meskipun hatinya berdebar.
Semua yang ada di ruangan itu hanya menggeleng. Namun, saat Ellena bersiap untuk pergi, Rena tiba-tiba mengangkat tangannya. "Eh, tunggu! Aku mau ikut," ujarnya. "Aku mau beli sesuatu"
Ellena menoleh, sedikit terkejut. "Oh, Kak Rena mau ikut?" tanyanya, mencoba menyembunyikan rasa tidak senangnya. Rena mengangguk, dan Ellena merasa seolah tidak punya pilihan lain.
"Em ya, ayo Kak" jawab Ellena, berusaha bersikap positif. Sambil berjalan menuju pintu keluar, dia berusaha mengabaikan rasa cemburu yang masih menggelayuti hatinya.
Setelah keluar dari rumah, Ellena dan Rena berjalan berdampingan menuju warung. Ellena berusaha mengobrol untuk mencairkan suasana, tetapi Rena terus diam seperti memikirkan sesuatu.
Rena menghentikan langkah kakinya, "Ellena" panggilnya, membuat yang baru beberapa langkah darinya menoleh.
"Kenapa Kak?"
"Kamu tau kan kalo aku suka sama Evan" ungkap Rena, suaranya terdengar serius.
"Tau" balas Ellena, ya memang sudah terlihat jelas bahwa Rena menyukai Evan.
"Aku yang lebih dulu kenal sama Evan, dan kamu siapa sih? Tiba-tiba dateng, buat semuanya berantakan" keluh Rena, suaranya terdengar emosi. "Plis jangan halangin dari semua yang udah aku usahin selama ini, jauhin Evan!" pinta Rena, menegaskannya dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET FIRST LOVE
Novela Juvenil"Kak" "Saya suka sama Kakak" "Nama saya Ellena, jangan lupain saya ya! ELLENA" Apa jika kalian bertemu cinta pertama kalian, setelah menunggu bertahun-tahun, juga akan melakukan hal yang sama seperti Ellena? Yuk langsung aja baca ceritanya👆🏻👇🏻 ...