25. SECOUND COUPLE

2 1 0
                                    

"Kak Rena" panggil Juan, setengah berteriak.

Rena baru keluar dari tempat kerjanya, dan hendak menuju ke parkiran, menghentikan langkahnya mencari siapakah yang memanggilnya.

Dari kejauhan Juan melambaikan tangan, lalu Rena berlari kecil menghampiri pria itu. "Ada apa Ju?"

"Em.. Kak Rena sibuk gak? Kalo gak, gue mau ajak Kak Rena pergi"

Rena tampak berpikir sejenak, sebelum menyetujuinya. "Oke, ayo!"

"Eh tapi Kak Rena bawa mobil ya?"

"Gue tinggal aja, gak papa"

Dengan begitu senangnya, inilah akhirnya kesempatannya untuk maju. Setelah bertahun-tahun memendam perasaannya pada Rena, Juan tak mau tinggal diam saja setelah Rena menyerah untuk mendekati Evan.

Motor yang mereka naiki melaju, diiringi angin sore. Sepanjang perjalanan, sesekali Juan melirik ke spion motornya, melihat wajah gadis pujaannya.

Butuh waktu sedikit lama, untuk Juan dan Rena sampai ditempat tujuan. Motor Juan berhenti di suatu pantai.

Rena turun dari motor, lalu melepas helm yang terpasang dikepalanya. Ia melihat sekeliling, lalu tersenyum.

"Kak Rena suka pantai kan?" tanya Juan, memastikan bahwa Rena merasa nyaman.

"Iya, suka banget" jawabnya, masih memandangi pantai, dan senyuman juga tak lepas dari bibirnya.

Di tepi pantai yang tenang, angin lembut membawa aroma laut yang khas. Rena dan Juan duduk berdampingan di atas pasir, menikmati pemandangan matahari yang perlahan-lahan tenggelam, mewarnai langit dengan nuansa jingga dan merah.

Juan menoleh, pandangannya tak lepas dari wajah Rena yang diterangi sinar matahari senja. Wajahnya tampak begitu cantik, bersinar dari cahaya keemasan. Dalam diam, Juan merasa dadanya berdebar, tak mampu menahan kekagumannya.

Rena menyadari tatapan itu, lalu menoleh dengan senyum tipis. "Kenapa?" tanyanya dengan lembut, matanya menyiratkan kehangatan yang tak kalah indah dari langit senja.

"Gak papa kok Kak" jawab Juan gugup.

Dalam keheningan sesaat, Juan memanggil Rena. "Kak Rena" suaranya pelan, namun terdengar ditelinga Rena.

Rena hanya mengangkat alisnya, menunggu, sepertinya Juan ingin mengatakan sesuatu.

Juan tampak seolah berjuang mencari kata-kata, mulutnya terbuka sejenak tapi tak ada yang terucap.

Di antara mereka, keheningan berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam, lebih bermakna. Tatapan Rena yang lembut seakan menelusuri setiap keraguan di hati Juan, membuat lidahnya semakin kelu. Ia ingin bicara, tapi tatapan mata Rena, membuat setiap kata terasa sulit terlepas.

Akhirnya, dengan suara yang hampir berbisik, Juan mencoba lagi, "Gue...," tapi kemudian ia terdiam, tenggelam dalam perasaan yang sulit ia ungkapkan.

"Apa sih Ju? Ngomong aja"

Juan perlahan menghembuskan nafasnya, "Gue suka sama lo Kak" dengan suara bergetar, Juan mengucapkan kata-kata yang sudah lama ia pendam.

Rena terdiam, tubuhnya membeku seketika. Matahari yang hampir tenggelam seolah berhenti bergerak, mengikuti waktu yang seakan membeku di antara mereka.

Juan menunggu dengan cemas, berharap mendengar sesuatu dari Rena. Namun, keheningan terus berlanjut.

Setelah beberapa saat yang terasa begitu panjang, tanpa berkata apa-apa, Rena tiba-tiba berdiri. Pandangannya lurus ke depan, tanpa menoleh sedikitpun ke arah Juan. Tanpa sepatah kata, ia mulai melangkah menjauh, meninggalkan Juan yang masih duduk di tempatnya, terperangkap dalam kebingungan dan kesedihan.

MEET FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang