Hari ini, adalah hari pertama kuliah Ellena. Setelah mengikuti beberapa hari ospek yang melelahkan, kini saatnya ia memulai semester pertamanya.
Pagi itu, Evan sudah menunggu di depan rumahnya, melihat jam yang semakin menunjukkan waktu keberangkatan. Namun, Ellena tampak belum kunjung keluar, membuatnya sedikit khawatir.
Akhirnya, pintu rumah Ellena terbuka, dan gadis itu muncul. Evan seketika terpana melihat penampilan Ellena. Dia terlihat berbeda, lebih dewasa dan percaya diri, mengenakan pakaian yang sederhana namun sangat cocok untuk suasana kuliah. Rambutnya diikat rapi, dan senyumnya yang cerah seakan menambah pesona wajahnya.
“Kak Evano, gimana penampilanku?” tanya Ellena sambil sedikit berputar, menunjukkan keseluruhan penampilannya. Matanya berkilau penuh harapan, menunggu pujian dari Evan.
Evan hanya bisa terdiam sejenak, terpesona dengan perubahan yang ada di depan matanya. Namun, bukannya memuji, Evan malah tak bisa menahan diri untuk meledek gadis itu. "Kamu kayak mau pergi pesta aja! Siapa yang kamu goda hari ini?” ujarnya sambil tertawa, mengisyaratkan bahwa penampilan Ellena terlalu heboh untuk sekadar kuliah.
Ellena menatap kesal Evan, ia memutuskan untuk tidak melawan dan segera masuk ke dalam mobil. Evan pun mengikuti dan memasuki mobilnya, menyalakan mesin, dan mereka mulai melaju menuju kampus.
Sepanjang perjalanan, Ellena hanya diam dengan wajah cemberut, jelas sekali merasa jengkel dengan ledekan Evan. Namun, bagi Evan, melihat ekspresi Ellena yang kesal justru membuatnya senang. Ia merasa ada sisi lucu dari gadis itu yang selalu bisa menghidupkan suasana.
Saat mereka tiba di depan gerbang kampus, Ellena segera membuka pintu mobil dan melangkah keluar tanpa mengucapkan terima kasih. Tapi, ia kembali membuka pintu mobil dan menatap Evan.
“Makasih Kak Evano” katanya dengan nada yang lebih lembut, meski raut wajahnya masih cemberut.
Evan tersenyum lebar mendengar ucapan itu. “Sama-sama. Kayaknya aku baru sadar deh, kalo kamu kelihatan cantik juga" ujarnya sambil menggoda.
Ellena mengangkat alisnya, berusaha menahan senyumnya. “Emang kan" jawabnya pelan, walau masih ada sedikit cemberut di wajahnya.
“Lebih cantik lagi kalo sama senyum" kata Evan, membuat senyum kecil Ellena terlihat.
"Nah gitu, semangat kuliahnya"
Ellena mengangguk sebelum menutup pintu mobil, merasa sedikit lebih baik dengan semangat dari Evan.
Ellena menghembuskan napas dalam-dalam untuk mengusir rasa gugup yang menyelimuti dirinya sebelum memasuki kampus. Dengan langkah mantap, ia melangkah masuk.
Setelah sampai di dalam kelas, Ellena langsung memilih duduk di barisan kedua. Ia merasa lebih nyaman berada di tengah, tidak terlalu dekat dengan papan tulis, tetapi juga tidak terlalu jauh dari pengajar.
Dalam keheningan kelas yang mulai terisi, tiba-tiba seorang gadis yang ia kenal dari ospek kemarin, Manda, datang dan duduk di sampingnya.
“Hai Ellena? Masih inget gue gak?" sapa Manda dengan senyum lebar, semangatnya menular ke Ellena.
“Manda! Inget dong" jawab Ellena, merasa sedikit lebih lega melihat wajah familiar di sampingnya.
"Tau gak sih habis ospek kemarin, kaki gue langsung pegel-pegel"
"Iya sama, nyiksa banget ya" bisik Ellena, membuat Manda tertawa mendengarnya.
Saat percakapan mereka berlangsung, Ellena mulai merasa gugupnya perlahan menghilang. Dia bersyukur memiliki teman di sampingnya saat hari pertama kuliah ini dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET FIRST LOVE
Teen Fiction"Kak" "Saya suka sama Kakak" "Nama saya Ellena, jangan lupain saya ya! ELLENA" Apa jika kalian bertemu cinta pertama kalian, setelah menunggu bertahun-tahun, juga akan melakukan hal yang sama seperti Ellena? Yuk langsung aja baca ceritanya👆🏻👇🏻 ...