28. SIAPA?

2 1 0
                                    

Daniel keluar dari dalam kamarnya, melihat Evan melamun sendiri diruang tamu, padahal jam sudah menunjukkan pukul 01.35.

"Lo kenapa Van?" tanya Daniel, duduk disebelah Evan.

"Gak papa"

"Lo mikirin Ellena ya? Emang kejadiannya gimana sih?"

"Dia nyelamatin gue"

"Nah kan Van, cewek kayak gitu jangan sampe lepas"

Evan menghembuskan nafasnya perlahan, "Ya tadi juga gue emang mau nyatain perasaan gue, tapi karna ada kejadian itu... gagal deh" jelasnya, suaranya terdengar penuh penyesalan.

Daniel menepuk pundak Evan, menyuruh sahabatnya itu untuk bersabar. "Belum gagal Van, masih ada lain waktu kan"

Evan mengangguk sambil tersenyum. Kini pikirannya tentang Ellena memang menjadi sedikit tenang, tapi ia terus kepikiran dengan perkataan Ellena, tentang mobil yang sengaja ingin menabraknya.

🤵🏻‍♂️👰🏻‍♀️

Pagi hari tiba, Ellena bangun dari tidurnya ketika sinar matahari menyilaukan matanya. Disebelahnya Anna, juga ikut terbangun. Kemarin malam, Evan langsung meminta bantuan Anna untuk sementara tinggal bersama Ellena, agar bisa mengawasinya.

Suara bel rumah berbunyi, Anna dengan langkah ringan berjalan keluar kamar, menuju pintu depan. Saat pintu terbuka, ternyata Evan.

"Ellena udah bangun?"

"Udah, barusan"

"Ini buat sarapan kalian" Evan memberikan bingkisan berisi makanan pada Anna.

"Makasih ya Kak" Anna menerima bingkisan itu. "Kak Evano gak mau masuk?"

"Enggak"

"Yaudah Kak, makasih sekali lagi"

Setelah Evan pergi, Anna menutup pintunya, lalu berjalan kekamar Ellena.

"Nih dari doi lo" katanya, sambil menyerahkan bingkisan dari Evan, pada Ellena.

"Hm? Kak Evano?" tanya Ellena memastikan, memang siapa lagi doi nya.

"Iyalah"

"Na, gue mau ke kamar mandi"

"Terus?" Apakah Anna berpura-pura bodoh atau memang bodoh.

Mata menunjuk kearah luka, Anna pun mengerti. Dengan sedikit kesabaran, ia membantu Ellena ke kamar mandi. "Pelan-pelan, Na!" protes Ellena.

Setelah membersihkan diri, Ellena dan Anna sarapan dimeja makan. Suasana sarapan terlihat hidup, karena mereka juga saling bercanda gurau.

"Yah padahal gue pikir, kemarin itu hari terakhir lo jadi jomblo" ucap Anna, meledek.

"Mm, gak papa, pasti Kak Evano punya rencana lain kan"

~

Sepanjang hari, Ellena merasa bosan, karena hanya tiduran didalam kamar. Walaupun Anna ada bersamanya, namun... Anna yang suka tidur, membuatnya bingung harus melakukan apa.

Ia juga merasa kesal dengan Evan yang tak menemuinya sama sekali. Pagi mengantar sarapan, siang mengantar untuk makan siang. Kenapa pria itu tidak masuk saja, lalu menemuinya langsung.

"Jam berapa El?" tanya Anna, terlonjak dari tidurnya.

"Empat"

Anna melotot kaget, "Gue hari ini ada kelas sore" ia segera beranjak dari ranjang. "Gue tinggal bentar ya"

Ellena hanya melihati Anna yang tampak tergesah-gesah. "Bye El"

Pintu tertutup, setelah kepergian Anna. Dan, kini ia hanya sendiri, eh ada Puppy.

Jam bergerak sangat cepat, namun lambat bagi Ellena yang tak melakukan apa-apa.

Tok... tok... tok...

Ellena menoleh kearah pintu, jantungnya berdebar kencang. Bagaimana jika ada orang jahat yang masuk lagi, pikirnya negatif.

"Siapa?" tanyanya, suaranya gemetar karena ketakutan.

Pintu terbuka, Evan muncul dari balik pintu, dengan senyuman kecil. Ellena bernafas lega, lalu tersenyum senang melihat Evan.

"Kamu kenapa? Kayak ketakutan gitu" tanya Evan, ia sempat melihat ekspresi takut dari wajah Ellena.

"Ya kirain tadi siapa, soalnya kan Anna pergi"

Evan berjalan mendekati Ellena, lalu duduk dipinggir ranjang gadis itu. "Kamu gimana? Kakinya masih sakit?"

"Enggak kok Kak, udah mendingan"

Hening sesaat, sampai Evan mengajukan sebuah pertanyaan untuk memecah keheningan. "Kamu dari tadi ngapain aja?"

Ellena menghela napas pelan dan mengangkat bahu, menatap Evan sambil tersenyum kecil. "Gini-gini aja" jawabnya, mencontohkan apa yang ia lakukan, yaitu hanya duduk diatas ranjang, sungguh sangat membosankan.

Evan tertawa pelan mendengar jawaban Ellena yang jujur dan sederhana. Ia mengulurkan tangan dan mengacak-acak rambut Ellena dengan gemas.

"Kak Evano!" protes Ellena sambil tertawa kecil, tangannya refleks mencoba merapikan rambutnya yang berantakan. Namun, senyumnya lebar, menunjukkan bahwa ia menyukainya.

🤵🏻‍♂️👰🏻‍♀️

"Ini gue nemuin cctv deket sana, jelas banget nih" Juan menunjukkan layar laptopnya untuk dilihat Evan, Daniel yang penasaran juga ikut melihat.

Mereka bertiga diam, suasana hening ketika video diputar. Mereka begitu memperhatikan dengan saksama, setiap detik video tersebut.

Di layar, terlihat sosok Evan yang sedang menyeberang jalan sambil memegang buket bunga, lalu tiba-tiba mobil hitam muncul dengan kecepatan tinggi dari sisi jalan yang lain. Ellena kemudian berlari dan mendorong Evan, tepat sebelum mobil itu menyerempetnya.

Juan menghentikan video di saat yang tepat, mem-pause pada momen ketika mobil tersebut terlihat jelas di layar. "Coba kita lihat lebih deket," katanya sambil memperbesar gambar mobil.

Namun, saat mereka semua menatap layar, Daniel mengerutkan kening. "Hah? Gak ada plat nomornya" gumamnya, terlihat bingung.

Evan mendekat lebih dekat lagi, matanya terpaku pada layar. "Kok bisa? Mobil tanpa plat nomor?" tanyanya dengan nada penuh kebingungan.

Juan mengangguk, menekankan kembali fakta tersebut. "Iya, aneh banget." Ia memutar ulang beberapa detik lagi untuk memastikan, tetapi setiap kali mereka berhenti di bagian yang sama, plat nomor tetap tidak terlihat.

Kebingungan semakin terasa di antara mereka. Daniel melipat tangan di dada, berpikir keras. "Ini emang sengaja deh Van" katanya, nada suaranya berubah lebih serius.

Evan mengangguk pelan, perasaan tak enak muncul di dadanya. "Kata Ellena sih juga gitu"

"Lo punya musuh?" tanya Daniel, setelah berpikir bahwa mungkin saja itu musuh Evan.

"Setau gue sih enggak"

Evan tampak berpikir keras, namun tidak ada seorang pun dibenaknya yang ia curigai. Kalau memang itu sengaja, tapi kenapa? Apa alasan orang itu ingin menabrak Evan. Pria itu terus terjebak dalam pikirannya yang memiliki banyak pertanyaan.

🤵🏻‍♂️MEET FIRST LOVE👰🏻‍♀️
Jangan lupa vote, komen, dan follow me🙌🏻

MEET FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang