Kalo ada yang minta hapus part ini. Aku hapus beneran. 😭😭 demi apa,? Aku belajar darimana nulis keginian,??? Apa endingin aja yaaa,??? Huhu
"Leon, udah" kata Rebecca menghentikan Leon yang terus-menerus mengusik tubuhnya.
"Selain ciuman, udah ngapain aja sama Bara,?" Tanya Leon masih dengan raut wajah emosinya karena terbakar rasa cemburu.
Rebecca menggeleng dan menjawab "ngga ada" jawabnya.
"Bohong" kata Leon tak percaya.
"Udah malem, mending kamu pulang." Kata Rebecca, namun Leon menggeleng dan melepas kaos yang ia kenakan. Dan kembali menindih Rebecca, ia lakukan lagi kegiatan panas itu bersama wanita yang selama ini ia cintai.
"Leon!" Kata Rebecca menahan dada Leon sebelum melakukan itu.
Leon pun akhirnya mengambil kaos yang sempat ia lempar kesembarang tempat, namun pikirannya tetap saja negatif mengingat jarak antara Bara dan Rebecca sangat dekat karena mereka sama-sama tinggal di gedung Interlace. Leon menelan ludahnya ketika otaknya terlintas jika Bara akan datang menemui Rebecca malam-malam kemudian keduanya akan kembali bersama, dan Leon akan kehilangan Rebecca lagi, dan bagaimana jika Bara akan melakukan itu bersama Rebecca. Akhirnya Leon menyimpan kembali bajunya, ia lemparkan ke sofa di dekat jendela dan memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di kasur tepat disamping dimana Rebecca berada.
Rebecca yang tengah duduk itu menengok menatap Leon. "Aku tidur disini" kata Leon. Rebecca mengerutkan dahinya kebingungan.
Rebecca sedikit berdehem "mending kamu pake baju, nanti masuk angin." Kata Rebecca beranjak berdiri dan berjalan ke arah lemari berniat mengambil baju ganti.
"Ngapain pake baju, siapa tau nantu aku mau masukin kamu" kata Leon dengan memejamkan matanya, membuat Rebecca membelalak dan mengurungkan niatnya yang akan membuka lemari.
"Aku ngga mau kamu macem-macem" kata Rebecca.
"Aku juga ngga mau kehilangan kamu lagi" balas Leon.
Rebecca berbalik untuk menatap Leon, ternyata Leon sudah ada tepat di depan Rebecca. Kepalanya mendongak menatap Leon dengan perasaan takut dan jantung yang berdegup kencang.
Jarak yang sangat dekat membuat aroma tubuh Leon tercium oleh hidung Rebecca, Aroma khas bunga dari cananga odorata yang segar dengan paduan kayu manis yang meningkatkan sirkulasi darah Rebecca hingga Rebecca terhipnotis oleh aroma itu. Dalam sekejap Rebecca mengalungkan tangannya di leher Leon dengan kaki yang berjinjit.
Mata Rebecca menatap lekat bibir merah Leon yang ingin sekali ia kecup. Tanpa keberatan Leon memegang pinggang ramping Rebecca, ia menunggu apa yang akan Rebecca lakukan padanya.
Dengan sengaja Leon membuka bibirnya, ia juga mengusap punggung Rebecca secara perlahan berusaha memberi kenyamanan pada Rebecca.
Sepertinya Rebecca tak tahu harus mulai dari mana, hingga membuat Leon tak sabah ingin menikmati adegan yang ada di pikirannya. Haruskah Leon langsung mencium Rebecca,? Atau Haruskah Leon membawa Rebecca ke ranjang itu,? Harus! Ya harus.
Leon tak bisa menunggu, darahnya sudah berdesir sedari tadi hingga merangsang seluruh tubuhnya.
Leon langsung mengangkat tubuh Rebecca dan mendudukan Rebecca di meja rias. Menautkan bibirnya pada bibir mungil Rebecca dengan sangat sensual dan hati-hati. Tangannya sibuk melepas resleting di punggung Rebecca.
Penampakan leher Rebecca yang mulus membuat Leon tak tahan, Leon akhirnya memindahkan tubuh Rebecca ke kasur dengan cara menggendongnya. Ia juga membantu Rebecca membuka bajunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade ( 21+)
Teenfikce⚠️mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar Sequel of Leon King 18+ Sebuah keadaan yang membuat Zoey Rebecca terjebak di masalalunya dan mengalami mental disorder. Dimana ia merasakan kecemasan ketika berada di dekat orang-orang yang sebelumnya perna...