45 - No Way Out

305 37 2
                                    

Jeno, Jhonny, dan Doyoung bergerak dengan cepat melalui hutan yang lebat yang diketahui terdapat markas tersembunyi Siwon, mengikuti sinyal dari perangkat mereka yang menunjukkan posisi Jaehyun dan Mark. Ketegangan di udara begitu terasa, terutama bagi Jeno yang tubuhnya masih terasa nyeri karena luka-lukanya. Namun, tekadnya untuk menemukan kedua rekannya mendorongnya terus maju.

Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, mereka akhirnya tiba di lokasi yang ditunjukkan oleh sinyal. Di depan mereka, Jaehyun dan Mark terlihat berdiri di sebuah clearing, tampak tidak terluka dan tenang. Tidak ada tanda-tanda bahaya seperti yang diperlihatkan oleh sinyal sebelumnya. Jeno mempercepat langkahnya, namun perasaan ganjil mulai menjalari dirinya.

"Jaehyun! Mark! Apa yang terjadi? Kalian baik-baik saja?" teriak Jeno sambil mendekati mereka.

Jaehyun dan Mark menoleh dengan ekspresi terkejut karena Jeno ada disini. "Kami baik-baik saja, Jeno. Kenapa kau disini?" jawab Jaehyun. Tidak ada jejak kecemasan atau rasa panik yang biasanya muncul dalam situasi darurat.

Jeno berhenti, matanya menajam. Sesuatu tidak beres. Dia memandang sekeliling, mencoba memahami situasi yang dihadapinya. Bagaimana bisa mereka terlihat begitu tenang? Ini seharusnya menjadi situasi berbahaya.

Baru saja Jeno akan berbicara lagi, ia mendengar suara dari intercom yang tersambung di telinganya. Suara Haechan.

"Jeno!!... bzzt.. Basecamp... beeeep!" teriak Haechan, suaranya penuh kepanikan, tapi teriakan itu tiba-tiba terputus di tengah kalimat.

Jantung Jeno seketika berdetak lebih cepat. Itu adalah jebakan. Sinyal dari Jaehyun dan Mark telah dipalsukan untuk menarik mereka keluar, sementara basecamp mereka diserang. Tanpa membuang waktu, Jeno berbalik, wajahnya kini dipenuhi kekhawatiran dan tekad baru.

"Basecamp, now!" teriak Jeno kepada Jhonny dan Doyoung, yang langsung memahami situasinya.

Jaehyun dan Mark yang awalnya kebingungan dengan keberadaan Jeno disini akhirnya dapat menangkap situasi yang terjadi. Mereka mengikuti Jeno yang mulai berlari menuju tempat persembunyian kendaraan mereka.

Saat Jeno akan memasuki mobil, tubuhnya ditarik kuat oleh Mark.

Boom!!!

Mobil didepan mereka meledak, membuat Jeno dan Mark yang berada paling dekat dengan mobil itu terpental akibat shockwave yang dihasilkan ledakan itu.

Jeno merasakan panas dari ledakan yang terjadi hanya beberapa meter darinya. Tubuhnya yang masih terluka terhempas ke tanah, menciptakan rasa sakit tajam di punggungnya. Mark yang berada di dekatnya segera berusaha bangkit, meskipun wajahnya dipenuhi keterkejutan. Johnny dan Doyoung, yang berada sedikit lebih jauh, segera merapat ke arah mereka, waspada dengan situasi yang memburuk.

Jeno menekan rasa sakit di punggungnya dan memaksa dirinya bangkit. Matanya dengan cepat menyapu area di sekitar mereka. Asap hitam dari mobil yang meledak menghalangi sebagian pandangannya, namun instingnya bekerja cepat. Dia menyadari situasi mereka sekarang—mereka dikepung.

"Ini jebakan," gumam Jeno, lebih kepada dirinya sendiri. Ia dapat merasakan pergerakan orang-orang di balik pepohonan dan semak belukar di sekitar mereka. Puluhan orang bersenjata muncul dari persembunyian mereka, menutup celah pelarian.

Johnny, yang selalu memiliki ketenangan luar biasa dalam situasi genting, berbisik pelan, "Mereka menunggu kita."

Jaehyun berdiri dengan sikap bertahan, sementara Mark yang biasanya cerewet kini terlihat tegang, siap menghadapi apa pun yang datang. "Jeno, kita harus melakukan sesuatu," Mark berbisik, suaranya rendah namun penuh urgensi.

"Kita nggak bisa tinggal di sini. Mereka punya keunggulan dari segala arah," balas Jeno. Pikirannya berputar cepat, mencari jalan keluar. Dalam situasi seperti ini, mereka harus bekerja sebagai satu tim yang solid.

"Rencana?" tanya Doyoung, mata tajamnya memindai musuh yang mulai mendekat.

"Kita cari celah di sisi kanan. Jangan berpencar," perintah Jeno tegas, mengabaikan rasa sakit yang semakin tajam di punggungnya. Ia tahu ini mungkin satu-satunya kesempatan mereka untuk keluar hidup-hidup.

Perlahan, mereka bergerak ke sisi kanan, berusaha menjaga jarak dari para pengepung. Tapi musuh sudah siap, dan mereka segera melepaskan tembakan peringatan ke arah tanah, memaksa Jeno dan timnya berhenti.

"Tidak ada jalan keluar," terdengar suara asing dari balik asap. Seorang pria bertubuh besar muncul dari kerumunan musuh, memegang senjata dengan tenang. "Kami sudah menunggumu, Jeno."

Jeno menatap pria itu tajam, mengenali wajahnya. Siwon.

"Sudah kuduga kau ada di balik semua ini," ujar Jeno, nada suaranya penuh kebencian yang terselubung.

Siwon hanya tersenyum tipis. "Jangan salahkan aku, Jeno. Karena kau menggagalkan rencanaku, aku pun dalam posisi yang sulit saat ini. Blame yourself."

Jeno tahu mereka harus bergerak cepat atau situasi akan semakin memburuk. Dengan satu gerakan cepat, dia memberi isyarat kepada timnya. Mereka tak punya pilihan selain bertarung keluar dari kepungan ini—dan memastikan mereka kembali ke basecamp secepat mungkin sebelum terlambat.


To be Continued..
Jangan Lupa Like and Comment nya ya^^

Bond IN Bondage S2 || Nomin~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang