Selamat Natal bagi yang merayakan ya ^v^
Jeno membawa Jaemin ke dalam ruangannya, ia memangku Jaemin mengusap lembut tangan putihnya. Terakhir, ia mengecupnya lembut.Jaemin membalasnya dengan mengecup lembut leher Jeno, ia memainkan lidahnya di lehernya. Jeno menggapai tengkuk leher Jaemin yang membuat tubuhnya meremang, seakan menekan tombol yang membuat dirinya menginginkan lebih.
"Ssshh. Not right now, dear." Ujar Jeno mengangkat dagu Jaemin dan mengusap jarinya di bibir yang mengidamkan sesuatu.
Jaemin tersenyum miring dengan jari Jeno di bibirnya. "Yeah, I know. I won't ask, but you tell me..."
"... And remember, this time I will be the one to give the rewards depends on your information." Lanjut Jaemin sambil mengelus lembut sesuatu di antara paha Jeno.
Jeno terkekeh pelan melihat cara Jaemin menghadapinya.
"Where did you learn to be naughty?" Ujar Jeno dengan suara berbisik. Jaemin mendekati telinga Jeno untuk menjawabnya.
"I learn from the best." Ujar Jaemin sambil menatap Jeno dengan tatapan nakal.
Jeno dengan tenang menatap Jaemin sambil memainkan jarinya, entah memikirkan apa namun senyum tipis di bibirnya tidak kunjung memudar.
"Akkh." Jaemin terkejut saat Jeno tiba-tiba menggendongnya dan membawanya ke ruangan seperti perpustakaan kemudian mendudukannya di sofa.
Jeno mengambil salah satu buku dari sebuah rak disana dan kembali ke sisi Jaemin.
"Before I eat you, let me tell you a boring story about me and this family." Ujar Jeno sambil menghela nafas.
History of Lee Jeno
Jeno pun mulai menjelaskan bahwa ia adalah anak tunggal dari seorang pemimpin clan. Clan ini sangat tertutup karena mereka hanya berkutat pada penelitian dan ilmu pengetahuan yang terus diwarisi dari generasi ke generasi, tujuan mereka murni untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dunia dan menambah pengetahuan. Namun saat ia masih kecil, ada kelompok di dalam clan yang ingin mengambil alih kepemimpinan dan memonopoli semuanya, tujuannya untuk membuka diri pada dunia luar dan menjadikan pengetahuan mereka sebagai sebuah komoditas. Tentu saja ini berakhir pada perebutan kekuasaan, Jeno yang masih berumur 5 tahun hanya bisa melihat orang tuanya jatuh terkapar di hadapannya.
Setelah itu, Jeno tidak tahu berapa lama ia dikurung di sebuah tempat gelap hingga akhirnya ia diseret keluar dan dipindahkan ke sebuah ruangan yang sangat terang bersama dengan anak-anak clan yang lain. Ia merasa senang karena mengira mereka sudah bebas. Namun tidak seperti bayangannya, setiap hari setiap anak dibawa ke ruangan lain yang berbeda-beda, termasuk Jeno. Ia terus menjalani tes dan hal ini semakin memburuk. Ia diberikan obat, disuntikkan cairan aneh, diikat disebuah meja percobaan dengan anastesi yang membuatnya tidak sadar apa yang mereka lakukan padanya, hingga menyentrum kepalanya. Ia hanya bisa menangis, mencengkram kuat tangannya dan menggigit besi dimulutnya.
Jeno tak tahu berapa lama waktu berlalu didalam sana. Saat ia kembali sadar di ruangan bersama anak-anak lain, ternyata mereka juga mengalami hal yang serupa. Ia tak mengerti kenapa para orang tua itu melakukan hal itu pada mereka, bahkan anak-anak mereka pun juga menjadi salah satu objek penelitian gila ini.
Seiring waktu berlalu, Jeno dan teman-temannya perlahan membangun resistansi pada efek perobaan yang dilakukan. Hal ini membuat mereka bisa tetap sadar untuk berbincang satu sama lain disana. Hingga salah satu anak tetua disana, mengatakan hal terakhir yang ia ingat dari orang tuanya sebelum dikirim disini. Banyak pelanggan yang merasa puas dengan hasil penelitian yang dimiliki oleh mereka, namun dibutuhkan penelitian baru yang lebih berguna, yaitu... manusia.
Dengan perkembangan anak-anak, penelitian memasuki tahap selanjutnya. Kini percobaan semakin extreme. Salah satunya adalah temannya yang sebagian tubuhnya di kuliti untuk percobaan, organ tubuh yang diganti dan lainnya. Jeno sendiri dimasukkan ke sebuah tube yang dipenuhi air dan cairan dimasukkan melalui jarum-jarum besar di sekujur tubuhnya. Rasa sakit yang ia rasakan di setiap pembuluh darahnya membuat otaknya tak sanggup namun aliran listrik memaksanya untuk tetap sadarkan diri dibawah rasa sakit itu. Setelah itu, Jeno diseret kembali ke ruangan anak-anak yang lain. Cetakan pembuluh darah terlihat jelas di kulitnya. Ia tak mempu mencerna apapun dan otaknya seakan tak mampu berpikir lagi. Ia menatap datar teman-temannya yang gugur satu per satu.
Adaptasi yang terjadi dari percobaan itu mulai terlihat, beberapa diantara mereka kini bisa mendengar jelas suara para tetua yang berbicara di balik dinding tebal sambil mengamati mereka. Tubuh mereka bertambah kuat dan bahkan ada yang bisa regenerasi lebih cepat dibandingkan manusia biasa, percepatan pikiran dan peningkatan kemampuan manusia lainnya.
Satu hal yang diakui semua anak disana adalah Jeno bukanlah seseorang yang bisa mereka lawan. Jeno tak pernah lagi berekspresi, ia menjalani hari seperti robot tanpa perasaan. Beberapa diantara mereka bisa mendengar teriakan Jeno setiap kali percobaan. Suaranya begitu menyakitkan, dengan teriakan dan isak tangisnya memohon untuk berhenti. Tapi mereka bahkan tidak bisa menolong diri mereka sendiri saat itu.
Suatu hari, Jeno kembali dari ruangan percobaan sambil berlumuran darah. Ia menatap anak-anak yang lain dengan pupilnya yang memerah.
"Play time is up. Let's get out." Ujar Jeno dingin. Ia beralih pada kaca besar dalam ruangan itu. Dengan mudah ia menghancurkannya dan menyeret orang-orang di dalam sana. Tanpa ampun, Jeno mengambil pena yang jatuh di lantai dan menusuk mata mereka selagi mereka teriak.
Anak-anak yang lain menatapnya datar, mereka tak merasa kasihan sama sekali dengan orang-orang itu. Jeno berbalik pada mereka, "They give us this power. Shouldn't we show them the results?"
Dengan ucapan Jeno, mereka pun mengerti apa yang perlu mereka lakukan.
"Let's make this place a bloody playground."
TO BE CONTINUED..
Jangan lupa like and comment nya ya guys..
Nantikan update selanjutnya ya..BTW, makasih buat 10k followers nya, hehehe ngga nyangka..

KAMU SEDANG MEMBACA
Bond IN Bondage S2 || Nomin~
Fanfiction"Take one more step and I swear I'll kill you." Ujar Jaemin dengan raut wajah tenang namun membawa nafsu membunuh di matanya. "Be good and I'll bring you to Cloud Nine." Ujar Jeno. _BXB _Boys Love _Hardcore _BDSM _Torture _Punishment _Thriller BUKAN...