Jaemin terbangun begitu merasakan Jeno memasangkan sabuk pengaman di pinggangnya. Ia melenguh karena merasa tidak enak karena bangun dari tidurnya.
"Maaf, aku membangunkanmu. Kita akan segera sampai." Ujar Jeno sambil mengusap bahu Jaemin dan mengecup dahinya lembut.
Mendengar jika mereka akan segera sampai, Jaemin pun bangun dari tidurnya. Ia menggeliatkan tubuhnya karena merasa pegal di beberapa bagian tubuhnya.
Jeno tersenyum melihat semua tingkah yang dilakukan Jaemin, apapun yang ia lakukan terlihat begitu imut dan lucu dimatanya. Jeno pun menaikkan penutup jendela yang sebelumnya ditutup agar Jaemin dapat melihat pemandangan di luar.
Jaemin melihat di luar pemandangan kota yang dilintasi kanal-kanal air dan tertata hampir membentuk rupa pentagon. Jaemin kagum melihat penataan kota yang dibuat diantara air seperti ini. Kemudian Jeno membisik kan sesuatu dengan aksen Belanda.
"Welkom in Amsterdam, Nederland. (Selamat datang di Amsterdam, Belanda)" Bisik Jeno berbahasa Belanda dengan senyum penuh kebanggan di bibirnya.
"Amsterdam? Seriously? So, you are saying you come from Amsterdam?" Jaemin terkejut karena ia mengira bahwa Jeno paling jauh berasal dari Middle East karena aksennya saat berbicara tidak mencerminkan aksen Eropa sama sekali.
Jeno tak menjawab, ia hanya mengecup lembut pipi Jaemin dan sedikit menghirup aroma di sekitar lehernya, aroma yang menjadi favorit untuk penenangnya.
Jaemin pun kembali melihat keluar pesawat menikmati landscape Amsterdam yang sangat unik jika dilihat dari udara.
***
Pesawat sudah mendarat, Jaemin melihat dari jendelanya ada beberapa orang yang sudah menunggu mereka di luar. Ia mengurungkan niat untuk menganggap ini liburan melihat suasana serius disini.
Jaemin mengikuti Jeno yang keluar dari pesawat, ia melihat orang-orang yang menunggu mereka diluar sana sepertinya seumuran dengan mereka.
Jeno menyapa semua orang disana dengan santai, mereka semua terlihat dekat namun Jaemin dapat merasakan bahwa Jeno menjadi pusat diantara mereka yang membuatnya terlihat disegani oleh yang lainnya.
"Jungwoo-yaaaaa" Teriak Lucas begitu turun dari pesawat dan memeluk salah satu pria diantara orang-orang didepannya.
"Dia siapa?" Tanya Jaemin sambil berbisik pada Jeno.
"Itu Jungwoo, pasangan Lucas." Jawab Jeno singkat.
"Pasangan Lucas? Kukira dia single atau masih sendiri karena melihatnya setiap hari menggoda banyak wanita." Sahut Jaemin dengan suara cukup keras karena kaget.
Seketika suasana hening, namun Jeno, Mark dan Haechan tertawa pelan berkat ucapan Jaemin itu. Mereka dapat memprediksi apa yang akan segera terjadi.
"AAAAAKKK." Suara teriakan Lucas yang sedang dijewer oleh Jungwoo memecah suasana awkward itu.
"Jadi kau selama ini sibuk menggoda orang lain saat aku tidak ada, Hah?" Jungwoo akhirnya bersuara tanpa melepas tangannya di telinga Lucas.
"Ah, sakit.. sakit.. Aku tidak begitu, dia hanya salah paham, aku hanya berbicara normal dengan wanita-wanita itu." Kilah Lucas mencoba melepas tangan Jungwoo di telinganya.
"Tapi kadang kau sampai mengelus pipi mereka." Tambah Jaemin dengan cepat. Semua mata tertuju pada Jaemin dan serentak berbalik kepada Jungwoo dan Lucas.
"Kau...." Ekspresi Jungwoo makin terlihat suram, ia melepas tangannya namun tatapannya pada Lucas seperti siap untuk mencincangnya, "... beraninya kau berbohong, Ikut aku, SEKARANG!!" Ujar Jungwoo dengan suara pelan namun penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond IN Bondage S2 || Nomin~
Fanfiction"Take one more step and I swear I'll kill you." Ujar Jaemin dengan raut wajah tenang namun membawa nafsu membunuh di matanya. "Be good and I'll bring you to Cloud Nine." Ujar Jeno. _BXB _Boys Love _Hardcore _BDSM _Torture _Punishment _Thriller BUKAN...