9 - Reward

8.4K 614 49
                                    




Jaemin merasa mual membayangkan deskripsi Jeno tentang apa yang telah terjadi padanya. Jeno menghentikan ceritanya dan merangkul Jaemin.

"It's fine, now." Ucap Jeno pelan.

"Ukhh, sepertinya aku memang belum terbiasa dengan kehidupanku yang menjadi genre thriller." Ujar Jaemin, sambil menahan mulutnya agar tidak muntah.

Jeno terkekeh mendengar Jaemin yang masih bisa bercanda setelah mendengar ceritanya. Sedikitnya ia merasa lega Jaemin tidak menunjukkan penolakan pada keadaan mereka.

"Tenang saja, aku bisa memberikan genre yang lain sebagai selingannya. Kau mau genre apa? Drama? Rom-Com? Misteri? Atau­­­­­... kita buat NSFW?" Jawab Jeno dengan senyum manis di bibirnya.

"Huh, kau berbicara seakan itu belum terjadi, sejak kau menahanku di rumahmu waktu itu. Ini sudah menjadi NSFW. Aku bahkan masih ingat saat kau melakukannya di taman, ah dan juga waktu di mobil itu." Balas Jaemin kesal namun ekspresinya masih sangat imut.

"Ah, kalau begitu anggap saja sebelumnya masih R18+ sekarang naik ke R21+." Tanggap Jeno melanjutkan, ia lega karena berhasil mengubah suasana surah setelah ceritanya tadi.

"Hm? Memangnya apalagi yang belum kita coba?" Tanya Jaemin, ia bahkan tidak terpikirkan hal gila yang belum mereka lakukan.

Jeno menaikkan sebelah alisnya menatap Jaemin, karena pertanyaan itu kini sekian macam adegan Jaemin berputar di kepalanya.

"Masih banyak yang belum kita lakukan. Kau penasarn? Ingin mencobanya?" Bisik Jeno.

Jaemin merasakan bulu di sekujur tubuhnya berdiri. Ia merasa bahaya dari bisikan Jeno. "Ah, sepertinya tidak. Kita juga masih punya banyak hal yang perlu dilakukan... Waah, aku juga lapar, ayo makan." Kilah Jaemin langsung berdiri dan berjalan cepat kearah pintu.

Jeno terkekeh pelan, kemudian mengejar Jaemin. Ia menahan pintu yang dibukanya.

"Don't forget, you still have to give me a reward for the story. And don't even think to run away, because maybe it will turn to hardcore if you do that." Ucap Jeno sebelum membiarkan Jaemin membeku di depan pintu, sedangkan Jeno hanya berlalu keluar sambil tersenyum puas.

***

"Jadi sekarang masalahnya apa?" Tanya Jaemin yang masih belum tahu keadaan saat ini.

Mark menghela nafas, Lucas menggidikkan bahu dan yang lainnya menatap Jeno malas. Pembicaraan selama itu dan ia bahkan belum memberitahu poin pentingnya. Jeno sendiri memilih mengabaikan tatapan mereka dan menghadap Jaemin.

"Seperti yang aku bilang, aku adalah anak pemimpin clan sebelumnya tapi juga merupakan salah satu hasil eksperimen mereka yang paling berhasil sejauh ini. Dengan itu, aku menjadi salah satu target yang harus mereka singkirkan namun juga asset penting untuk kelanjutan penelitian mereka." Jelas Jeno secara singkat.

"Aah, tapi bukankah sudah beberapa tahun berlalu? Apa mereka tidak mencoba penelitian yang sama seperti yang mereka lakukan padamu?" Balas Jaemin.

"Sebagian besar data penelitian mereka ada di fasilitas sebelumnya. Dan mengingat tidak ada anggota yang selamat setelah pembantaian itu, aku ragu mereka bisa melakukan hal yang sama." Taeyong menjawab pertanyaan Jaemin.

"Mereka sudah mencoba melakukan hal yang sama, namun kudengar belum ada yang berhasil. Itulah alasan mereka makin menginginkan Jeno." Tambah Jaehyun.

"So.. you guys like.. superhuman?" Tanya Jaemin ragu-ragu. Sungguh bagi orang realis sepertinya ini semua sulit diterima karena ia merasa baru saja masuk ke dunia sci-fi.

"... More or less, tidak semuanya berhasil menahan efek samping dari percobaan itu. Kami hanya bisa sedikit memaksimalkan potensi manusia, namun disisi lain kami memiliki 'cacat' akibat hal tersebut." Jawab Taeyong serius.

Jaemin menoleh pada Jeno mendengar jawaban itu. Ia membayangkan arti kata 'cacat' yang dikatakan oleh Mark. Jeno menyadari tatapan Jaemin, kemudian ia memasang senyum yang tidak menyentuh matanya sambil mengusap kepala Jaemin.

Setelah itu, arah pembicaraan mulai beralih pada laporan dari anggota yang sudah mengintai pergerakan clan. Jaemin memerhatikan setiap detail pembicaraan tersebut. Ia menyadari bahwa meskipun Jeno mungkin saja yang terkuat diantara mereka namun secara keseluruhan Taeyong lah yang memimpin pembicaraan ini.

Hasilnya adalah mereka akan mulai menghubungi clan dalam beberapa hari sebagai langkah pertama. Dengan kembalinya Jeno, kemungkinan mereka akan mengambil tindakan agresif sangatlah kecil.

Jeno memerhatikan Jaemin yang sedang berbicara dengan Karina dan winter setelah rapat. Ia pun menarik Jaehyun sedikit menjauh dari Jaemin.

"Apa kau bisa membantuku menyiapkan sesuatu?" Tanya Jeno pada Jaehyun.

"Hm? Kau butuh apa? " Tanya Jaehyun menaikkan alisnya.

Jeno membisikkan sesuatu pada Jaehyun yang membuatnya tersenyum miring dan segera menerima permintaan Jeno.

"Akan kupilihkan yang terbaik." Jawab Jaehyun dengan bangga.

***

"Sepertinya kau sudah mulai menyesuaikan dengan anak-anak yang lain." Ujar Jeno kepada Jaemin.

"Apa maksudmu?" Balas Jaemin.

"Seperti yang aku bilang, kau terlihat bisa berbicara nyaman dengan yang lain dan bahkan bercanda dengan mereka."

"Karena mereka temanmu. Dan lagi aku lihat mereka masing-masing sepertinya memiliki pasangan, terlihat jelas dari pandangan mereka satu sama lain." Jawab Jaemin.

"Ah... itu bentuk terapi yang aku usulkan selama kami di fasilitas.  Tapi waktu itu aku hanya menyarankan untuk saling bercerita, aku tahu itu memberikan efek meringankan beban psikologis seseorang. Karena itulah mereka bisa bertahan dan aku tidak menyangka ternyata justru berakhir lebih dalam." Jelas Jeno, Jaemin tertegun mendengar jawabannya.

Jaemin duduk di pangkuan Jeno.

"Lalu kau bagaimana? Apa yang kau lakukan selama disana? Dengan siapa kau bercerita? Siapa yang berbagi bebannya denganmu?" Tanya Jaemin sambil memeluk Jeno.

"Aku baik-baik saja meski sendirian." Jawab Jeno singkat.

Ting..

Suara lift ke ruangan mereka berbunyi, Jeno tersenyum tipis menghampiri lift tersebut. Jaehyun dengan senyum sumringah segera menyerahkan permintaan Jeno dan tanpa basa-basi ia langsung pergi.

"Apa itu? Kanapa kau tersenyum aneh?" Tanya Jaemin merasa tidak enak pada barang yang dibawa Jeno.

"Bukankah sudah kubilang, ini reward yang kau janjikan." Ujar Jeno sambil memamerkan pakaian maid set yang diberikan Jaehyun padanya.

"What the..."


To Be Continued..

Jangan Lupa Like and Comment nya ya..

Bond IN Bondage S2 || Nomin~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang