17 - A Date?

2.3K 150 8
                                    

Satu bulan berlalu sejak Jaemin mulai latihan. Ia selalu kelelahan setelah berlatih dan Jeno juga selalu mengurusnya yang tak memiliki tenaga setelahnya. Sudah seperti rutinitas Jeno menggendong Jaemin ke kamar dan memandikannya yang setengah sadar, Jaemin menikmati semua perlakuan itu. Ia menjadikan itu sebagai motivasinya untuk segera bisa menyelesaikan latihannya.

Jeno di sisi lain sudah menyelesaikan persiapannya untuk menyerang Siwon warehouse. Ia sudah bisa tersenyum melihat rencananya yang tersusun indah dan juga kesayangannya yang berusaha kerasa untuk dirinya. Selama rentang waktu itu juga suasana di Amsterdam setenang laut sebelum badai. Tak ada yang mengambil tindakan baik dari pihak Jeno maupun Siwon.

Jaemin terbangun sambil mengerang pelan merasa tubuhnya masih begitu lelah akibat latihan kemarin. Ia mencoba mengintip sedikit dari matanya yang masih enggan terbuka dari istirahat tidurnya. Di depannya ia melihat Jeno yang menopang kepalanya sambil menatapnya lembut, ia tersenyum meskipun matanya hanya melihat sekilas sebelum menutup kembali. Ia langsung membuka tangannya untuk menggapai Jeno dan menarik tubuhnya untuk mendekat kearah dada bidang menggiurkan itu.

Jeno terkekeh pelan melihat Jaemin yang mengusap-usap wajahnya di dadanya dengan menggemaskan. Tidak mungkin baginya untuk tidak tersenyum dengan tindakan baby-nya yang meminta dimanja seperti ini. Ia sedikit terkejut ketika Jaemin tiba-tiba mengecup dadanya dan mengemut pelan putingnya.

"Sshhh.. be good, Jaem" Ujar Jeno sambil menahan kepala Jaemin. Yang ia lihat hanya wajah Jaemin yang menyengir lebar di dekapannya. Jeno mendengus pelan karena tatapan Jaemin yang menggodanya. Ia pun mengubah posisinya diatas Jaemin kemudian menciumnya lembut.

Jaemin senang dengan ciuman Jeno, namun tidak lama kemudian ciuman itu turun ke lehernya dan membuatnya mendesah pelan saat Jeno menghisap kulitnya kuat. Ia meremas sprei di jangkauan tangannya sambil mendesah ketika Jeno melepas kecupannya dan beralih ke sisi lain lehernya. Ia merasa tak tahan dengan kecupan Jeno, namun ia juga menikmatinya.

Setelah puas melihat tanda kepemilikannya di leher Jaemin, Jeno belum berhenti. Ia turun ke bahu Jaemin dan menggigitnya juga hingga berbekas. Desahan Jaemin terdengar seakan ia meminta lebih.

"Ouch, it hurts.." Cetus Jaemin ketika merasa gigitan Jeno terlalu kuat di tulang belikatnya. Jeno menghentikan tindakannya dan melihat ke wajah Jaemin. Ia menghelas nafas sebelum menjatuhkan dirinya mendekap Jaemin erat dan membalik tubuh Jaemin dalam pelukan agar diatas tubuhnya.

"Haah, aku terlalu merindukan tubuhmu." Ujar Jeno. Jaemin terkekeh mendengarnya, selama sebulan ini memang sedikit sekali kesempatan mereka berintimasi mengingat jadwal masing-masing.

"Jungwoo memberikanku waktu istirahat dua hari karena sudah menyelesaikan latihanku dengan memuaskan." Ujar Jaemin dengan wajah bangga dan menggoda Jeno.

"Oh? Kalao begitu, apa yang ingin kau lakukan dua hari ini?.. Hm?" Jeno bersemangat mengharapkan jawaban Jaemin akan sama dengan yang dipikirkannya sambil tangannya mulai terselip kedalam celana Jaemin.

Jaemin dengan cepat menahan tangan Jeno untuk berhenti meremas bokongnya. Ia membuat jarak agar Jeno tidak melanjutkan niatnya.

"Oh, come on. Kenapa dipikiranmu selalu tentang sex?" Keluh Jaemin dengan wajah cemberut.

"Well, karena aku tergila-gila denganmu. Tubuhmu, suaramu, bahkan wajahmu yang cemberut sekarang saja bisa membuatku gila. Apa aku perlu terus mengingatkanmu akan hal itu?" Jawab Jeno dengan jujur dan spontan. Mendengar jawaban Jeno yang begitu jujur membuat Jaemin tertegun dan blushing. Ia mengalihkan pandangannya dari Jeno.

"Um.. Aku dengar dari Jungwoo kalian akan mulai bertindak empat hari dari sekarang. Aku berpikir mungkin kita bisa bersantai sedikit, mengingat sejak aku sampai disini aku terus dalam gedung ini. Apa kau tidak kasihan denganku? So, let's go on a date. What'd you think?" Ujar Jaemin dengan mata sparkling melihat Jeno seperti anak-anak yang meminta izin pada orang tuanya.

Jeno terkekeh melihat mata Jaemin, sungguh ia sangat gila dengan pria mungil ini. Ia menarik tubuh Jaemin yang tadi menjauh.

"Sepertinya kau tidak perlu latihan dari Jungwoo untuk bisa membunuhku, Jaem. Kau bisa dengan mudah menaklukkanku hanya dengan beauty trap mu ini." Ujar Jeno sambil tertawa pelan. Jaemin tertegun sebentar sebelum ikut tertawa dengan Jeno.

"Kalau begitu, kau bersiaplah. Aku akan membawamu kencan hari ini, my dear." Ujar Jeno sambil menepuk pelan pantat Jaemin untuk menyuruhnya bangun dan bersiap. Jika Jaemin lebih lama lagi bergerak di pangkuannya, ia takut sesuatu akan terbangun di bawah sana.

Jaemin sudah merasakan ada yang menonjol, ia pun dengan segera berlari masuk ke kamar mandi untuk bersiap. Ia melihat pantulan dirinya di kaca dengan pipi merona dan bekas hickey dan gigitan di sekitar leher dan bahunya. Ia teriak dalam diam dan meninju angin menyadari betapa memalukannya tindakannya, padahal ia tidak punya apapun yang disembunyikan dari Jeno ataupun hal yang belum dilihat oleh Jeno dari dirinya.

Setelah beberapa saat, Jaemin keluar dari kamar mandi dan Jeno gantian masuk kali ini. Jaemin mencoba mencari pakaian yang bisa ia pakai, karena selama disini ia hanya perlu menggunakan kaos biasa untuk latihan dan itupun disiapkan oleh Jeno. Sekarang ia melihat sendiri wardrobe Jeno, ia kebingunan sendiri memilih pakaiannya. Ukuran baju Jeno memang sedikit lebih longgar ketika dipakainya, namun ia tidak keberatan karena ia suka dengan aroma Jeno di pakaiannya.

Ketika Jaemin masih sibuk memilih pakaian, perhatiannya teralihkan pada rak lain yang berada di sebelahnya. Itu adalah rak yang berisi berbagai sex toy, ia terdiam sejenak dan termenung sambil berpikir. Akhirnya ia memilih turtleneck polos dan outer sweater.

Begitu Jeno keluar dari kamar mandi, ia sedikit terkejut melihat Jaemin yang berada didepan pintu menunggunya. Ia sedikit mendengus mengetahui ada sesuatu yang diinginkan Jaemin, namun ia menunggu Jaemin untuk mengatakannya.

"Jeno-ya.." Ucap Jaemin ragu-ragu melanjutkan perkataannya. Jeno menatapnya dengan satu alis terangkat.

".. um... kupikir sudah lama kita tidak.. um.. you know.. should we add some play in our date?" Jaemin ragu-ragu menunjukkan love egg yang dipilihnya selama menunggu Jeno tadi.

Jeno menaikkan alisnya mendengar permintaan Jaemin. Dan ia baru saja kecewa karena Jaemin menolak ajakannya tadi.

"..and here I thought you don't want me anymore." Gumam Jeno sambil mengambil love egg dari tangan Jaemin.

"Bukankah kau pikir mainan yang sama akan membuatmu bosan?" Ujar Jeno sambil berjalan ke rak mainannya. Ia membuka salah satu laci yang berisi sebuah kotak.

"Lagipula sepertinya ukuran sekecil itu sudah tidak terlalu menggangu untukmu karena seharusnya lubangmu sudah terbiasa dengan ukuran milikku, kan?" Lanjut Jeno dengan nada bangga ketika membahas ukuran penisnya. "Kali ini kita coba dengan ukuran ini saja." Tambahnya sambil mengeluarkan mainan baru dari kotak bungkusnya.

Jaemin merasa jantungnya berdebar excited melihat mainan yang ditunjukkan oleh Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin merasa jantungnya berdebar excited melihat mainan yang ditunjukkan oleh Jeno. Bukan hanya karena itu mainan yang baru baginya namun juga karena ia sangat menantikan hal apa yang akan dilakukan Jeno padanya. 

To be Continued..

Jangan lupa Like and Comment nya ya..

Bond IN Bondage S2 || Nomin~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang