"Kalau semudah itu, aku tidak akan setegang ini." Batin Jaemin. Tapi setidaknya dengan itu sedikit ketegangannya memang berkurang.
Setelah meyakinkan diri, Jaemin pun memantapkan pegangannya pada handgun di tangannya, ia menarik slide-nya agar handgun tersebut siap ditembakkan kapan saja.
***
"Berapa menit kita sampai ke-base?" Ujar Jeno entah pada siapa. Jaemin hanya bisa mengamati sambil berusaha untuk ikut menyesuaikan dengan keadaan secepatnya.
"Kau ikuti saja mobil Jisung, seharusnya tidak lebih dari 14 menit untuk sampai ke base dengan kecepatan normal." Jawab seseorang dari speaker mobil itu.
"Kami yang akan cover kalian, karena tidak akan menyenangkan jika kita menyelenggarakan pemakaman sebelum merayakan kepulangan kalian kan." Sahut suara lain dari speaker itu.
"Sungguh dark jokes yang sangat membantu." Gumam Jaemin pelan, dan Jeno satu-satunya yang mendengar hal itu.
"Get used to it. Relax and kill your enemy." Ujar Jeno yang sudah siap merakit rifle-nya. Jeno menarik bahu Jaemin agar menghadap ke belakang mobil. Ia membantu Jaemin memperbaiki posisinya.
"Kau lihat mobil-mobil itu? Bantu aku mengatasinya." Ujar Jeno sambil menunjuk beberapa mobil yang mulai mengejar mereka. Jaemin mengangguk pelan berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia mampu mengatasinya.
Suara peluru ditembakkan mulai terdengar di telinga Jaemin, ia memerhatikan dengan seksama semua kejadian yang terjadi di depan matanya.
Teman-teman Jeno mulai menembakkan pelurunya dengan cepat dan dibalas oleh pihak musuh, beberapa mobil mulai oleng dan menabrak sisi jalan karena kehilangan supirnya.
Kaca mobil mereka mulai diturunkan, Jeno dengan cepat mengambil momentum untuk mengeluarkan setengah badannya dan menembakkan rifle-nya hingga pe;uru rifle itu habis.
Alhasil, 3 mobil yang sebelumnya mengejar mereka mulai memelan dan kehilangan arah. Jeno berteriak disahut dengan Haechan dan Mark. Jaemin disana entah kenapa tersenyum merasa takjub dengan hal yang baru saja ia alami. Ia berpikir bahwa semua ini gila, menakutkan dan menegangkan tapi juga membuat jantungnya berdebar kuat.
Namun dari samping Jeno, Jaemin melihat ada mobil lain yang sejajar dengan mereka mulai menurunkan kaca mobilnya dan hendak menembak Jeno. Jaemin dengan sigap menarik Jeno dan langsung menembakkan handgun di tangannya.
Tepat di depan mata Jaemin, ia melihat sosok itu menyemburkan darah dari lubang peluru yang ia tembakkan. Setelah itu Jaemin terdiam tanpa berkata-kata. Ia tak percaya bahwa dirinya baru saju menembak seseorang.
Mobil itu akhirnya memelan dan menjauh karena dihujani peluru dari temen-teman Jeno lainnya. Jaemin menjatuhkan handgun ditangannya yang gemetar.
Jeno melihat reaksi Jaemin, hal ini adalah sesuatu yang pernah ia lihat sebelumnya, saat Jaemin pertama kali mengayunkan cambuknya.
"Are you scared or excited?" Tanya Jeno untuk memastikan. Mark dan Haechan di kursi depan berusaha se-invisible mungkin agar tidak mengganggu.
"I don't know. It,... it feels weird. I just killed someone, but I don't feel guilty. Am I weird? But he wanted to shoot you." Jaemin menjawab dengan wajah kebingungan.
"If you don't kill him, will you let him shoot me?" Balas Jeno pelan, ia perlu menetralkan mental state Jaemin setelah kejadian barusan.
"Tentu saja tidak." Jawab Jaemin cepat.
"Jika waktu terulang, apa kau akan melakukan hal yang berbeda?" Tanya Jeno lagi, Jaemin terdiam cukup lama untuk berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond IN Bondage S2 || Nomin~
Fanfiction"Take one more step and I swear I'll kill you." Ujar Jaemin dengan raut wajah tenang namun membawa nafsu membunuh di matanya. "Be good and I'll bring you to Cloud Nine." Ujar Jeno. _BXB _Boys Love _Hardcore _BDSM _Torture _Punishment _Thriller BUKAN...