6 - Have you?

16.1K 1K 241
                                    

Tanpa basa basi, ia pun membalik tubuh Jaemin dan membuat doggystyle dengan punggung putih mulus Jaemin menjadi pencuci matanya. Dengan kuat ia menampar pantat Jaemin yang tak kalah mulus, membuat Jaemin mendesah. Tak cukup sekali, ia menamparnya beberapa kali hingga berubah menjadi merah. Kemudian dia mengelusnya senang melihatnya, ia mengecup lembut pantat mulus Jaemin yang menggemaskan.

"Now, let me taste you." Ujar Jeno bersiap menerjang lubang Jaemin.

***

Jeno memdorong kuat penisnya dalam sekali hentakan kedalam lubang Jaemin. Alhasil membuat Jaemin mengerang karena kenikmatan yang tak pernah bisa ia tolak.

"Aarrrh." Desah Jeno yang menikmati perasaan penisnya dililit oleh dinding lubang Jaemin. Ia menampar pantat Jaemin sekali, dan hal itu membuat lubang Jaemin membalut penisnya lebih ketat lagi.

"Tight as always, babe." Bisik Jeno di telinga Jaemin yang membuatnya merasa makin bergairah tanpa alasan yang ia ketahui.

Desahan panas Jaemin terdengar menggema di ruangan itu, saling bersahut-sahutan dengan geraman kasar Jeno yang terdengar seksi.

"You feel it more than usual." Ujar Jeno melihat reaksi Jaemin yang entah kenapa sangat aktif pada dan terlihat begitu sensual disbanding biasanya.

Jeno mengganti posisi mereka dan membuat Jaemin menghadap kearahnya. Seperti biasa, bagian tipis berwarna merah muda yang di gigit halus untuk menahan suaranya masih menjadi fokusnya.

Jeno dengan semangat mencium bibir yang sejak tadi mengeluarkan suara desahan menggoda. Ia menghisap kuat bibir Jaemin hingga menariknya cukup kuat. Terlihat saliva mereka yang bertautan begitu Jeno melepas bibir Jaemin.

Ciuman Jeno turun ke leher dimana aroma candunya bersarang. Jaemin sendiri merasa aneh dari ciuman Jeno. Terasa begitu dalam, hingga ia merasa tiap ciumannya akan meninggalkan bekas di tubuhnya.

"Jen... Akkhh.." Desah Jaemin memanggil Jeno.

"Why?" Tanya Jeno dengan suara berat dan terengah-engahnya.

"Untie me.. Akkhh, please.." Balas Jaemin dengan suara pelan mencoba berbicara sejelas mungkin.

Jeno berhenti sejenak untuk memperhatikan Jaemin, kemudian ia pun melepas ikatan tangan Jaemin dan blindfold-nya. Hasilnya ia tidak menyesal sama sekali melihat mata Jaemin yang berair namun menatapnya penuh nafsu.

Jeno tertegun sejenak melihat ekspresi Jaemin, namun ia disadarkan kembali oleh tindakan Jaemin yang menggapai lehernya dan kakinya yang memeluk pinggang Jeno. Alhasil Jeno menggeram pelan merasakan Jaemin menghisap penisnya lebih dalam ke lubangnya dan ia juga mengetatkan lubangnya dengan sengaja akibat tenaganya untuk memeluk Jeno.

Jeno tak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Jaemin, ia pun menarik punggung Jaemin dan mengangkatnya dengan mudah, ia membuat punggung Jaemin bertumpu pada dinding, sedangkan ia menahan berat Jaemin sambil menenggelamkan penisnya di lubang Jaemin dengan keras.

Jaemin sendiri karena merasa tidak memiliki pegangan selain pundak Jeno tanpa sadar membuat lubangnya terus mengetat selama Jeno menggempur lubangnya, ia melirik perutnya yang terlihat sedikit mencuat tiap Jeno mendorong lebih dalam penisnya.

"Akkhhh.. Ahh, too deep.. Jehhn, ahhh.. sooww good.." Jaemin mulai tidak memedulikan peringatan Jeno sebelumnya. Pikirannya hanya terfokus pada sensasi birahinya yang memenuhi hasratnya.

"AAKHHhh." Jaemin klimaks tepat ketika Jeno mendorong kuat penisnya kedalam lubangnya meninggalkan rasa hangat didalamnya.

Sperma Jaemin menodai baik tubuhnya dan Jeno. Dengan santai Jeno menjilati sperma di tubuh Jaemin, kemudian ia sedikit mengusap bibirnya di depan Jaemin.

"Don't think it's done, honey." Ujar Jeno dengan suara husky-nya.

Jeno kembali membawa Jaemin keatas tempat tidur, ia mendudukkan Jaemin di pangkuannya.

"Now, it's your turn." Ucap Jeno dan membiarkan Jaemin untuk melayaninya.

Jaemin pun dengan semangat mengabsen setiap bagian tubuh Jeno, dari lekukan abs hingga biceps-nya tak luput darinya. Ia tahu bahkan pasangannya ini mempunyai bentuk tubuh yang diidamkan oleh sekian banyak wanita dan pria di luar sana, sayangnya lelaki ini hanya miliknya.

Jaemin bersiap diatas penis Jeno, ia masih sedikit awkward dengan posisi ini, namun begitu merasakan penis Jeno yang keras itu memasuki lubangnya perlahan ia seakan lupa pada hal itu.

Jeno menikmati pemandangan dihadapannya, tubuh Jaemin seakan bersinar memantulkan cahaya akibat keringatnya yang membalut kulit mulusnya. Tak tahan hanya menikmati pemandangan itu, ia pun bertindak.

"Akk.." Teriak Jaemin pelan, karena Jeno tiba-tiba membalik posisi mereka. Melihat mata Jeno yang menginginkannya, ia pun membiarkan dirinya hanyut untuk kesekian kalinya dalam kenikmatan Jeno.

***

Jeno membenarkan posisi Jaemin, ia menutupinya dengan selimut dan membiarkannya untuk terlelap setelah begitu kelelahan. Ia sendiri segera membasuh diri dan merapikan diri. Tak lupaia tinggalkan catatan kecil untuk Jaemin jika nantinya bangun tanpanya.

Begitu ia keluar dari lift, semua perhatian tertuju padanya. Dengan santai ia berjalan di tengah ruangan itu menuju posisinya. Disana, ia disambut oleh Johnny yang menatapnya usil.

"Put the princess to bed already?" Ujar Johnny.

"Well, my princess need a gentle care." Jawab Jeno santai, yang tanpa disadari memancing sekian pasang bola mata berputar.

"Gentle, you say? Ayolah Jen, kau kira kami tidak bisa mendengar suara kalian meskipun berbeda sekian lantai ini?" Sanggah Doyoung.

"Desahan Jaemin ternyata cukup panas..." Goda Jaehyun pada Jeno yang langsung ditatap tajam oleh Jeno.

"Just kidding, man. Aku belum menyelesaikan kalimatku,.. tapi tidak sepanas desahan Taeyong tentunya." Lanjut Jaehyun cepat menyelamatkan lehernya.

"Cukup dengan basa-basinya. Ada banyak hal yang perlu kita bahas sekarang." Ujar Jeno menghentikan teman-temannya untuk terus menggodanya.

Dengan Jeno berkata seperti itu, akhirnya rapat mereka dimulai. Meskipun dibilang rapat, namun ruangan ini tidak seperti sedang rapat. Setiap orang memiliki space masing-masing dan mereka dibebaskan untuk melakukan apapun selama tidak mengganggu jalannya rapat ini.

Jeno mengawali rapat itu dengan mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya yang bersedia untuk berdiri di sampingnya di saat ia kesulitan dan tetap bertahan meskipun ia harus diasingkan ke negara lain sebelumnya.

"Bagaimana dengan Jaemin? Apa kau akan membawanya dalam rencana ini?" Tanya Mark diakhir perencanaan.

"Aku masih mempertimbangkannya." Jawab Jeno singkat.

"Sebelum kau mempertimbangkan itu, apa kau bahkan sudah memberitahu Jaemin semuanya?" Tukas Haechan di samping Mark.

To Be Continued..

Jangan Lupa LIke, and Comment nya ya..

Ngga sabar kah nunggu nya? Yok cepet2 ditembusin targetnya, hehehe

Update selanjutnya setelah 1,5k views, 500 likes dan 120 comment ya..

Bond IN Bondage S2 || Nomin~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang